Liputan6.com, Jakarta Transaksi kripto tercatat mengalami penurunan karena terdampak situasi geopolitik global. Bahkan, catatannya menunjukkan transaksi terendah dalam 7 bulan terakhir.
Mengutip data, volume perdagangan mata uang kripto mendingin pada April 2024. Selain dampak geopolitik, lambatnya arus masuk ke ETF spot yang terdaftar di AS juga membebani pasar aset digital.
Baca Juga
Menurut laporan penyedia data aset digital CCData yang berbasis di London, volume kumulatif di pasar spot dan derivatif turun 43,8 persen menjadi USD 6,58 triliun, kemunduran tajam dari rekor tertinggi di Maret sebesar USD 9,12 triliun.
Advertisement
Derivatif kembali tidak disukai investor karena aktivitas di pasar berjangka dan opsi turun 47,6 persen menjadi USD 4,57 triliun. Sementara itu, volume pasar spot mengalami penurunan yang relatif terukur sebesar 32,6 persen menjadi USD 2,01 triliun.
“Penurunan ini menyusul data makroekonomi yang tidak terduga, peningkatan krisis geopolitik di Timur Tengah, dan arus bersih negatif dari ETF bitcoin spot AS, yang menyebabkan aset kripto utama menelusuri kembali keuntungan yang mereka peroleh pada bulan Maret,” tulis laporan CCData, mengutip Yahoo Finance, Minggu (12/5/2024).
Bitcoin (BTC), mata uang kripto terkemuka berdasarkan nilai pasar, turun hampir 15 persen menjadi di bawah USD 60.000 pada bulan lalu, menghentikan tren kenaikan dalam tujuh bulan.
Aksi jual terjadi ketika pasar yang sedang naik (bullish) mengalami penghindaran risiko (risk aversion) secara luas yang ditandai dengan ketegangan baru di Timur Tengah, berkurangnya kemungkinan penurunan suku bunga The Fed tahun ini dan menguatnya indeks dolar.
Turun Sejak September 2023
Berkaca pada Indeks CoinDesk 20, ukuran aset digital paling likuid, diperdagangkan hampir 20 persen, dan total kapitalisasi pasar kripto turun 16,8 persen menjadi USD 2.177 triliun.
Meskipun Binance tetap menjadi bursa kripto terbesar berdasarkan volume, gabungan pangsa pasar spot dan derivatifnya turun menjadi 41,5 persen. Volume perdagangan pasar spot bursa merosot 39,2 persen menjadi USD 679 miliar pada April, mencatat penurunan pertama sejak September 2023.
“Penurunan pangsa pasar Binance juga bertepatan dengan berita bahwa pendiri dan CEO sebelumnya, Changpeng Zhao, dijatuhi hukuman empat bulan penjara karena pelanggaran undang-undang pencucian uang AS,” kata CCData.
Inggris Sebut Perusahaan Kripto Rentan terhadap Kasus Pencucian Uang
Sebelumnya, laporan terbaru Departemen Keuangan Inggris, mengungkapkan perusahaan kripto, perusahaan manajemen kekayaan, dan perbankan ritel dan grosir sangat rentan terhadap kejahatan keuangan.
Dilansir dari Cointelegraph, Kamis (9/5/2024), perusahaan-perusahaan kripto termasuk di antara perusahaan-perusahaan yang memiliki risiko terbesar untuk dieksploitasi untuk pencucian uang, menurut regulator keuangan terkemuka Inggris.
Dalam laporan pada 1 Mei 2024, Departemen Keuangan Inggris menyimpulkan dari data yang diberikan oleh Financial Conduct Authority (FCA) perusahaan aset kripto termasuk di antara empat jenis perusahaan teratas yang sangat rentan terhadap kejahatan keuangan, khususnya untuk kasus pencucian uang antara 2022 dan 2023.
Laporan tersebut menunjukkan antara 2022 hingga 2023, terdapat total 52,8 karyawan spesialis penuh waktu yang mengawasi kasus Anti Pencucian Uang, dengan hampir sepertiganya berfokus secara khusus pada pengawasan perusahaan kripto.
Selama periode 2022 hingga 2023, spesialis kejahatan keuangan FCA melakukan total 231 peninjauan terhadap perusahaan keuangan yang beroperasi di Inggris serta 375 kasus tambahan terkait kejahatan dan sanksi keuangan.
Sebagai bagian dari upaya pengawasan yang lebih luas di luar tinjauan penuh waktu ini, tim FCA meluncurkan total 95 kasus ke perusahaan kripto Inggris.
Inggris telah berupaya untuk memperkenalkan undang-undang yang lebih jelas untuk perusahaan kripto lokal dan Departemen Keuangan Inggris mengumumkan pada 16 April mereka akan bertujuan untuk menyajikan kerangka peraturan penuh untuk aset kripto dan stablecoin pada Juli.
Pada 26 April, Badan Kejahatan Nasional Inggris (NCA) dan polisi menerima kewenangan yang diperluas untuk menyita, membekukan, dan menghancurkan mata uang kripto yang digunakan oleh penjahat.
Advertisement
Sita Barang
Berdasarkan aturan baru, polisi di negara tersebut tidak lagi diharuskan melakukan penangkapan sebelum menyita kepemilikan kripto. Penegakan hukum Inggris sekarang dapat menyita barang-barang seperti kata sandi dan memory stick yang dapat membantu penyelidikan.
Mereka juga telah diberikan wewenang untuk menghapuskan aset kripto agar tidak dikembalikan ke peredaran biasanya dengan membakar aset tersebut jika dianggap merugikan kepentingan publik.
Berdasarkan undang-undang baru, polisi Inggris dapat mentransfer mata uang kripto ilegal yang disita ke dompet yang berada di bawah kendali mereka, dan korban kejahatan dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan kembali dana dari akun kripto mereka.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.