Bisnis Pertukaran Kripto Binance Melonjak Sepanjang 2024, Apa Pendorongnya?

CEO Binance, Richard Teng menambahkan Binance telah mencapai 200 juta pengguna terdaftar bulan ini.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 14 Jun 2024, 16:43 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2024, 16:43 WIB
Bisnis Pertukaran Kripto Binance Melonjak Sepanjang 2024, Apa Pendorongnya?
CEO Binance, Richard Teng mengatakan 2024 menjadi tahun penting untuk industri kripto terutama bagi Binance. (Dok: Binance)

Liputan6.com, Jakarta - CEO Binance, Richard Teng mengatakan 2024 menjadi tahun penting untuk industri kripto terutama bagi Binance. Hal ini berkat kejelasan peraturan yang semakin meningkat, adopsi yang lebih umum, dan peluncuran ETF Bitcoin Spot.

“Aset pelanggan di bursa mata uang kripto Binance telah tumbuh sebesar USD 42 miliar pada 2024 karena harga kripto melonjak,” kata Teng dalam sebuah wawancara pada Kamis, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (14/6/2024).

Teng menambahkan Binance telah mencapai 200 juta pengguna terdaftar bulan ini, meskipun Teng menolak menyebutkan berapa banyak dari mereka yang aktif berdagang di platform tersebut. Juru bicara perusahaan menambahkan pengguna aktif bulanan meningkat sebesar 12,5% dari Februari hingga Mei.

“Momentumnya terus menjadi sangat kuat, dan ini merupakan tanda yang sangat menggembirakan bagi kami. Selain institusi yang berpartisipasi, kami juga melihat ritel berpartisipasi di ruang kami sekarang,” jelas Teng.

Teng ditunjuk sebagai CEO Binance pada November 2023, menggantikan pendiri Binance Changpeng Zhao sebagai bagian dari penyelesaian dengan otoritas AS yang mencakup denda lebih dari USD 4 miliar. 

Zhao tetap menjadi pemegang saham terbesar Binance dan dengan kekayaan bersih USD 41,9 miliar, menurut perkiraan Bloomberg, ia menjadi tahanan AS terkaya ketika ia memulai hukuman empat bulan di California bulan ini. 

Binance mengaku bersalah karena melanggar peraturan pencucian uang dan sanksi perdagangan AS tahun lalu, setuju untuk memecat Zhao dan tunduk pada pengaturan pemantauan tiga tahun sebagai bagian dari kesepakatan pembelaannya.

Binance saat ini memiliki aset sekitar USD 114,6 miliar di bursanya, menurut platform pelacak DeFiLlama. Pertumbuhan di Binance sejalan dengan rebound yang kuat di pasar mata uang kripto setelah pasar bearish dan serangkaian kebangkrutan industri pada 2022. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Binance Minta Pengadilan di London Batalkan Kasus Terkait Kripto BSV Coin, Kenapa?

Ilustrasi binance (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Ilustrasi binance (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Sebelumnya, bursa kripto Binance pada Rabu, 5 Juni 2024 berusaha untuk membatalkan sebagian besar gugatan di London senilai hingga USD 12,8 miliar atau setara Rp 208,7 triliun (asumsi kurs Rp 16.312 per dolar AS). 

Hal ini berkaitan atas klaim tuntutan yang diajukan pada Binance dan bursa lain karena dianggap akan menghapus cryptocurrency bernama Bitcoin Satoshi Vision (BSV).

Binance dan bursa kripto lainnya termasuk Kraken digugat di Pengadilan Banding Kompetisi (CAT) London dalam kasus yang diajukan atas nama lebih dari 200.000 investor BSV.

Pengacara yang mewakili BSV Claims, sebuah lembaga yang dibentuk untuk menangani kasus ini, mengatakan bursa tersebut terlibat dalam perilaku anti-persaingan untuk menghapus BSV pada 2019.

Mereka berpendapat langkah tersebut menyebabkan nilai BSV anjlok dan mencegahnya menjadi mata uang kripto “tingkat atas”, yang membuat nilai klaim tersebut mencapai 9 miliar pound.

Pengacara BSV Claims mengatakan bursa tersebut tidak menentang kasus tersebut disertifikasi di bawah rezim proses kolektif Inggris, yang kira-kira setara dengan rezim gugatan kelompok (class action) di AS. Sertifikasi semacam itu hanyalah langkah pertama dalam tuntutan hukum.

Namun, Binance telah meminta CAT untuk membatalkan sebagian kasus tentang dugaan potensi BSV untuk menjadi mata uang kripto utama, yang diajukan atas nama orang-orang yang menyimpan BSV setelah dihapus dari daftar.

Pengacara Binance, Brian Kennelly, mengatakan orang-orang yang menyimpan BSV telah membuat keputusan yang sepenuhnya bersifat sukarela. 

Pemegang Mastercard Sudah Bisa Lagi Beli Kripto di Binance

Ilustrasi binance (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi binance (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, pertukaran mata uang kripto Binance, kembali membuka layanan pembelian mata uang kripto bagi pengguna Mastercard di platformnya, setelah raksasa perbankan asal Amerika Serikat itu memberhentikan layanan tersebut pada Agustus 2023.

Keputusan Mastercard tahun 2023 lalu untuk berpisah dengan Binance terjadi saat bursa tersebut sedang dihadapi dengan tuntutan hukum di Amerika Serikat, termasuk berbagai tuntutan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).

"Setelah peninjauan ekstensif terhadap kendali dan proses ketat yang diterapkan Binance, Mastercard membuat keputusan untuk mengizinkan pembelian terkait Binance di jaringannya," kata juru bicara Binance dalam sebuah pesan email, dikutipn dari Coindesk, Sabtu (8/6/2024).

"Kami berharap dapat menambahkan dukungan untuk produk lebih lanjut, seperti penarikan, di kemudian hari," jelas Binane.

Sementara itu, Mastercard mengonfirmasi pemulihan layanannya di Binance, namun menambahkan peringatan.

"Selama beberapa bulan terakhir, kami telah meninjau peningkatan kendali dan proses yang telah diterapkan Binance. Berdasarkan upaya itulah kami memutuskan untuk mengizinkan pembelian terkait Binance di jaringan kami," demikian keterangan juru bicara Mastercard kepada CoinDesk.

Status ini bergantung pada tinjauan yang sedang berlangsung.

Dilaporkan, dua raksasa perbankan Visa dan Mastercard sangat antusias dengan kripto akhir-akhir ini, salah satunya dengan menghadirkan Web3 dan ruang dompet mandiri.

Mastercard sendiri telah memulai penerapan sistem Kredensial Kripto pertama di dunia nyata, yang memungkinkan pengguna untuk mentransfer mata uang kripto menggunakan alias sederhana.

 

 

Binance Diminta Batasi Perdagangan Stablecoin di Uni Eropa, Ada Apa?

Ilustrasi Binance (Foto: Unsplash/Vadim Artyukhin)
Ilustrasi Binance (Foto: Unsplash/Vadim Artyukhin)

Sebelumnya, pertukaran mata uang kripto Binance telah diminta untuk membatasi stablecoin tertentu di Uni Eropa. Hal ini demi mematuhi Peraturan Pasar dalam Aset Kripto Uni Eropa (MiCA) yang baru. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (6/6/2024), peraturan tersebut, yang akan diberlakukan pada akhir Juni, bertujuan untuk membangun pengawasan yang kuat terhadap stablecoin. Binance sedang mentransisikan penggunanya dari stablecoin tidak resmi ke stablecoin teregulasi.

Langkah ini menyoroti meningkatnya pengawasan peraturan di pasar kripto di Wilayah Ekonomi Eropa (EEA) dan siap mempengaruhi masa depan penggunaan stablecoin.

Tujuan MiCA adalah untuk meningkatkan perlindungan investor dan mempromosikan kehadiran Euro dalam transaksi kripto, yang saat ini hanya merupakan bagian kecil dari pasar.

Binance berencana menerapkan kebijakan “hanya jual” untuk stablecoin yang tidak patuh, mengarahkan pengguna ke Bitcoin, Ether, stablecoin yang diatur, atau mata uang fiat. 

Stablecoin spesifik yang akan dibatasi belum diungkapkan, tetapi Binance telah mengindikasikan hanya beberapa koin terpilih yang memenuhi kriteria MiCA.

Sikap proaktif bursa terhadap kepatuhan mencakup perubahan struktural terkini untuk menyelaraskan dengan peraturan Prancis dan merupakan indikasi tren peraturan yang lebih luas di Eropa.

Kerangka kerja MiCA, bersama dengan peraturan anti pencucian uang (AMLR) yang baru, akan mewajibkan penyedia layanan aset kripto untuk melakukan uji tuntas secara menyeluruh dan melaporkan aktivitas mencurigakan apa pun.

 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya