Siap-siap, Harga Bitcoin Diramal Ambles ke Rp 819 Juta

Pengamat memperkirakan harga Bitcoin akan berlanjut menurun ke kisaran USD 45.000 - USD 50.000. Apa penyebabnya?

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 25 Jun 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2024, 10:30 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah melonjak hingga menembus USD 70.000 atau sekitar Rp 1,1 miliar, harga koin kripto Bitcoin telah mendekati level tertinggi sepanjang masa di Maret 2024. Namun kini harga Bitcoin telah turun ke USD 63.000, penurunan yang cukup dalam.

Terlepas dari kenaikan indeks saham Nasdaq yang terus berlanjut, sebagian besar penurunan harga Bitcoin ini disebabkan oleh penjualan yang lebih cepat oleh para penambang, aksi ambil untung oleh investor yang mendekati level tertinggi seumur hidup, dan arus keluar dari dana bursa yang diperdagangkan di bursa spot yang terdaftar di Amerika Serikat (AS).

Pengamat kini memperkirakan harga Bitcoin akan terus melorot hingga tembus di kisaran USD 45.000 - USD 50.000 atau Rp 737,9 juta - Rp 819,9 juta dalam waktu dekat.

"Secara teknis, Bitcoin tampaknya mengikuti formasi double top, sedangkan level support sedang diuji. Formasi grafik ini harus menjadi kasus dasar kami kecuali jika tidak valid. Formasi ini dapat dengan mudah mengalami penurunan hingga USD 45.000," kata pendiri 10x Research, Markus Thielen, dikutip dari News.bitcoin.com, Selasa (25/6/2024).

"Ya, pemilu AS dan CPI akan menjadi bullish pada akhir tahun ini, namun kita masih bisa mengalami koreksi yang lebih tajam," ujar Thielen.

Ukuran inflasi pilihan The Fed, yaitu indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) untuk Mei diperkirakan akan menunjukkan kenaikan bulanan paling lambat dalam angka inti dalam lebih dari tiga tahun.

Thielen menjelaskan, hal ini akan memperkuat kemungkinan penurunan suku bunga The Fed yang diperkirakan baru mulai bulan September2024, yang berpotensi memberikan tekanan pada aset-aset berisiko, termasuk Bitcoin.

“Data ekonomi (baru-baru ini) yang kuat telah memaksa imbal hasil (obligasi) lebih tinggi dan logam mulia lebih rendah pada hari Jumat. Hal ini terus menghalangi aset digital seperti kripto," unglap Greg Magadini, direktur derivatif di Amberdata, dalam buletin mingguan yang dibagikan dengan CoinDesk.

"Minggu ini kita akan melihat banyak Gubernur Fed yang berbicara, PDB dan yang paling penting adalah PCE pada hari Jumat (indikator inflasi favorit The Fed)," tambah Magadini.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sinyal Miliarder Teknologi Michael Dell Lirik Bitcoin

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

CEO Dell Technologies (DELL)  Michael Dell dengan kapitalisasi pasar senilai USD 100 miliar lebih, menunjukkan setidaknya beberapa sinyal mengenai ketertarikannya terhadap bitcoin (BTC).

Baru-baru ini, di me-retweet unggahan mengenai Bitcoin oleh Michael Saylor. Melansir Coindesk, Minggu (23/6/2024), hal ini dimulai pada, Kamis ketika Dell menulis, "Kelangkaan menciptakan nilai,"

Hal itu memicu balasan dari Saylor, ketua eksekutif MicroStrategy (MSTR), yang mengatakan, “Bitcoin adalah Kelangkaan Digital,” yang kemudian di-retweet oleh Dell. Tak berhenti di situ, Dell kemudian mengunggah gambar Sesame Street's Cookie Monster yang tampaknya telah disunting secara digital oleh Saylor.

Pada gambar utingan itu, memperlihatkan Cookie Monster sedang melahap sesuatu tetapi bukan cookie, melainkan Bitcoin. Sebagai CEO pertama dan sekarang ketua eksekutif di MicroStrategy, Saylor tidak hanya memimpin perusahaan tersebut dalam akuisisi 226.331 bitcoin senilai USD 15 miliar selama hampir empat tahun terakhir.

 


Baru Sedikit yang Mendukung

Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)

Sampai saat ini, hanya sejumlah kecil perusahaan lain yang menganggap layak untuk menjadikan bitcoin sebagai bagian dari strategi perbendaharaan mereka, dan tidak ada yang mendekati sejauh mana apa yang telah dilakukan Saylor dengan MicroStrategy.

Berdasarkan pengajuan baru-baru ini, Dell memiliki aset lancar sebesar USD 34,6 miliar di neracanya pada 3 Mei, dengan USD 5,8 miliar di antaranya dalam bentuk tunai dan setara kas. Bitcoin tidak disebutkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya