AS Masih Simpan Bitcoin Sitaan Rp 105 Triliun jelang Pelantikan Donald Trump

Bitcoin Silk Road yang disita dan Bitcoin yang disita FBI masih berada di alamat yang dikendalikan pemerintah AS per 9 Januari 2025.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Jan 2025, 16:23 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2025, 16:00 WIB
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki tahun 2025, pihak berwenang Amerika Serikat dilaporkan belum melakukan penjualan Bitcoin (BTC) baru, meskipun ada laporan yang menunjukkan bahwa Departemen Kehakiman (DOJ) negara itu telah mengizinkan penjualan besar-besaran.

Mengutip Cryptonews, Minggu (12/1/2025) platform intelijen Blockchain dan kripto, Arkham mengonfirmasi bahwa miliaran Bitcoin Silk Road yang disita dan Bitcoin yang disita FBI masih berada di alamat yang dikendalikan pemerintah AS per 9 Januari 2025.

Penyedia data membagikan bukti on-chain yang mengonfirmasi saldo senilai USD 6,44 miliar atau setara Rp 105 triliun, di tengah laporan yang menunjukkan bahwa pihak berwenang AS berencana melakukan penjualan.

Kabar tentang penjualan tersebut mulai beredar setelah laporan bahwa DOJ telah meloloskan 69.370 BTC untuk dilikuidasi. Laporan itu juga menyebut, seorang hakim federal memutuskan masalah tersebut pada akhir Desember, tetapi berita tersebut baru muncul minggu ini.

Menjelang pelantikan Presiden Terpilih AS Donald Trump yang begitu dekat, kemunculan berita tersebut memicu pertanyaan. Trump sendiri telah menyatakan komitmen untuk mempertahankan kepemilikan Bitcoin AS dan membuat cadangan BTC.

Rencananya diadopsi oleh Senator Cynthia Lummis dan diajukan di Senat AS. Kongres juga mempertimbangkan undang-undang untuk mengizinkan cadangan BTC di Federal Reserve, setelah ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS tidak dapat secara hukum memegang mata uang kripto tersebut.

Sejauh ini, masih belum diketahui secara jelas apakah pemerintah AS akan melanjutkan penjualan simpanan Bitcoinnya selama hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Joe Biden.

Sementara itu, pemimpin industri kripto tengah melobi Trump untuk mengeluarkan perintah eksekutif untuk cadangan Bitcoin dalam 100 hari pertamanya menjabat. Beberapa negara bagian seperti Texas dan Ohio juga mempertimbangkan undang-undang yang berfokus pada BTC.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Harga Bitcoin Diprediksi Turun hingga USD 44.000 pada 2025

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga kripto terutama Bitcoin akan mengalami koreksi cukup dalam pada 2025. Ibrahim menyebut ada 3 titik di mana Bitcoin akan terkoreksi mencapai harga terendahnya. 

"Pertama  adalah di USD 91.080 kemudian yang kedua di USD 72.900 dan yang ketiga adalah di USD 44.180, ya ini cukup menarik. Artinya apa? ada kemungkinan besar bitcoin ya ini akan terjun bebas," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (9/1/2025).

Penyebab Harga Bitcoin Bakal Turun

Ibrahim menjelaskan salah satu penyebabnya adalah adanya perbedaaan pendapat antara Presiden terpilih AS, Donald Trump dengan Bank Sentral Amerika.

Kemungkinan besar keinginan dari Donald Trump adalah aset kripto dijadikan sebagai alat pembayaran di AS, tetapi Bank Sentral AS kemungkinan besar akan menolak.

Selain itu Ibrahim menuturkan aset kripto di AS hingga saat ini masih mengalami berbagai permasalah berupa pengaduan-pengaduan di aset kripto yang mencapai 60.000 pengaduan.

"Pengaduan ini mengindikasikan bahwa ada kemungkinan besar Bank Sentral Amerika akan keukeuh ya dengan tidak mau menghadirkan aset kripto sebagai alat bayar di Amerika," jelasnya. 

Ibrahim menambahkan, meskipun dalam pemerintahan Trump banyak sekali tim sukses yang menggunakan kripto sebagai alat bayar, tetapi kemungkinan besar dengan kondisi perang dagang, menguatnya ekonomi AS, Bank Sentral mengurangi penurunan suku bunga ini membuat aset kripto akan terus mengalami penurunan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya