Michael Saylor: Bitcoin Bisa Atasi Penurunan Aset Dampak Inflasi

Bitcoin tidak mengalami depresiasi atau kehilangan nilai secara struktural. Tidak seperti properti yang bisa rusak, saham yang nilainya bisa turun, atau uang fiat yang terus terpengaruh inflasi.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 21 Feb 2025, 15:10 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 15:10 WIB
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Dalam sebuah podcast, Saylor menjelaskan modal jangka panjang dunia saat ini bernilai sekitar USD 450 triliun. Namun, setiap tahun sekitar 3% dari jumlah tersebut menghilang akibat ketidakefisienan sistem keuangan. Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Michael Saylor, Kepala strategi Bitcoin di MicroStrategy yang kini berubah nama menjadi Strategy, menyatakan Bitcoin bisa menjadi solusi untuk mengatasi hilangnya kekayaan global akibat inflasi dan penurunan nilai aset.

Menurutnya, setiap tahun sekitar USD 15 triliun hilang dari ekonomi dunia karena berbagai faktor, seperti inflasi, degradasi aset, hingga kegagalan bisnis.

Dalam sebuah podcast, Saylor menjelaskan modal jangka panjang dunia saat ini bernilai sekitar USD 450 triliun. Namun, setiap tahun sekitar 3% dari jumlah tersebut menghilang akibat ketidakefisienan sistem keuangan.

"Saya tidak mengatakan 100% modal jangka panjang menjadi Bitcoin. Hal yang sebenarnya saya katakan adalah modal jangka panjang adalah sekitar USD 450 triliun. Saya pikir ada 3% penurunan entropi, ada 3% kerugian dalam modal tersebut setiap tahun,” kata Saylor,dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (21/2/2025).

Ia menyebut fenomena ini sebagai "kemunduran entropi," di mana aset seperti properti bisa mengalami kerusakan, perusahaan bisa bangkrut, dan uang fiat terus tergerus inflasi.

Bitcoin Tak Alami Depresiasi

Berbeda dengan aset lainnya, Bitcoin tidak mengalami depresiasi atau kehilangan nilai secara struktural. Tidak seperti properti yang bisa rusak, saham yang nilainya bisa turun, atau uang fiat yang terus terpengaruh inflasi, Bitcoin tetap mempertahankan nilainya dalam jangka panjang.

Saylor menggambarkan Bitcoin sebagai "siphon global," yang memungkinkan pemilik modal untuk mengamankan kekayaan mereka di sistem yang lebih stabil.

Ia juga menekankan volatilitas Bitcoin bukanlah kelemahan, melainkan peluang bagi investor. Misalnya, dengan menggunakan strategi keuangan tertentu, investor bisa mendapatkan keuntungan besar dari fluktuasi harga Bitcoin.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

Uang Sempurna Pertama di Dunia

Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)
Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)... Selengkapnya

Lebih lanjut, Saylor menyebut Bitcoin sebagai "uang sempurna pertama di dunia," sebuah inovasi yang lebih unggul dibandingkan emas, mata uang fiat, atau aset lainnya.

Dengan jaringan Bitcoin yang sudah terkoneksi ke lebih dari 1.500 bursa kripto, ia memprediksi akan terjadi arus besar investasi ke dalam Bitcoin, yang bisa menjadikannya sebagai penyimpan nilai utama di dunia.

Sebelumnya, Saylor juga pernah menyatakan bahwa Bitcoin berada di jalur yang tak terhentikan untuk menggantikan emas sebagai aset penyimpan nilai utama. Ia bahkan memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai USD 5 juta per koin dalam jangka panjang.

 

 

Kembali Terbitkan Obligasi untuk Borong Bitcoin

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, Michael Saylor, kembali mengumumkan rencana besar perusahaan Microstrategy atau yang kini berubah nama menjadi Strategy untuk meningkatkan kepemilikan Bitcoin.

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (20/2/2025), mereka berencana menawarkan utang konversi senilai USD 2 miliar atau setara Rp 32,6 triliun (asumsi kurs Rp 16.330 per dolar AS) dalam penawaran privat, melanjutkan strategi penggalangan dana yang tidak konvensional guna mendukung investasi mereka dalam Bitcoin (BTC).

Menurut pernyataan resmi perusahaan akan menerbitkan obligasi senior dengan jatuh tempo pada 2030, tanpa bunga atau kupon (0%). Dana yang diperoleh dari penawaran ini akan digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk menambah kepemilikan Bitcoin mereka.

Keputusan ini muncul setelah satu minggu di mana Strategy tidak melakukan pembelian Bitcoin baru, sesuatu yang jarang terjadi karena mereka secara rutin mengumpulkan dana melalui penjualan saham dan utang untuk menambah kepemilikan kripto mereka. Sejak akhir tahun lalu, perusahaan ini telah membeli Bitcoin dalam 12 dari 14 minggu terakhir.

Obligasi ini akan diterbitkan dengan premi konversi antara 40% hingga 50%, serta mencakup opsi jual dalam tiga tahun pertama. Opsi ini memungkinkan pemegang obligasi untuk menebusnya lebih awal sebelum jatuh tempo.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya