Liputan6.com, Jakarta - Syeikh Ammar Bugis adalah penyandang disabilitas penghafal Alquran. Tak hanya itu, ia juga menjadi ulama di Jeddah.
Ammar Bugis mengalami cacat fisik sejak lahir, sehingga ia pun menjadi seorang disabilitas. Nama Ammar Bugis terkenal sejak salah satu ulama terkenal di Indonesia, yaitu Ustaz Yusuf Mansyur menceritakan perjuangan hidupnya.
Advertisement
Melalui akun Facebook pribadinya, Yusuf Mansyur menceritakan bagaimana Syeikh Ammar Bugis melalui masa kehidupannya.
Advertisement
Ammar adalah cucu ulama asal Makassar, Abdul Muthalib Bugis yang hijrah dari Sulawesi ke Makkah untuk mengajar tafsir di Masjidil Haram.
"Beliau adalah Syeikh Ammar Bugis, seorang ulama Jeddah yang juga seorang penghafal Al-Qur’an yang lahir di Amerika Serikat pada tanggal 22 Oktober 1986. Sejak lahir kondisi beliau lumpuh total tidak bisa berdiri bahkan kepala pun tak bisa ditengokkan ke kanan dan ke kiri. Begitupun dengan lidah yang menjulur keluar sejak lahir. Namun siapa sangka, banyak kelebihan yang beliau miliki," tulis Yusuf Mansyur.
Yusuf Mansyur menjelaskan, dengan segala keterbatasan, Syeikh Ammar Bugis hafal Alquran sejak usia 13 tahun, setelah dua tahun mendalaminya.
Menurut Yusuf, meski seorang disabilitas, Syeikh Ammar Bugis tak pernah patah semangat untuk banyak mempelajari Alquran. Ia bahkan mengajar sebagai dosen di Universitas Dubai.
"Kehidupan beliau dengan serba keterbatasan menjadikan cerminan bagi kita agar lebih banyak bersyukur, lebih banyak belajar, lebih banyak beribadah, lebih dekat dengan Allah SWT. Beliau bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Dengan cara pandang beliau, dengan keterbatasannya," tutur Yusuf Mansyur.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ingatkan Umat Islam Lainnya
Yusuf pun mengingatkan betapa banyaknya kaum muslimin lain yang memiliki fisik sempurna namun tidak yakin akan kemampuan dirinya. Terutama dengan yang tak yakin dengan jaminan Allah.
"Kesungguhan beliau dalam menjalani kehidupan yang terbatas terbukti atas di anugerahkannya seorang istri dan anak, sebuah keluarga kecil untuk beliau. Bahkan dalam buku karangan beliau, beliau pernah menulis beberapa pertanyaan dalam judul "Qohir Almustahil" (tentang menikah). Jawaban atas pertanyaan beliau, Allah jawab dengan dihadirkannya Ummu Yusuf sebagai pendamping hidupnya," kata dia.
"Fenomena Syeikh Ammar ini menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Namun pikiran dan perasaan kita sendiri yang seringkali membatasi diri kita, memustahilkan diri kita, yang akhirnya itu semua menjadi doa buat kita sendiri," pungkas Yusuf Mansyur.
Â
(Annisa Suryanie)
Â
Reporter : Muchlisa Choiriah
Sumber  : Merdeka
Advertisement