Liputan6.com, Jakarta - Nasib nahas dialami pasangan suami istri atau pasutri disabilitas tuna netra asal Lingkungan Terusan, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Pasutri disabilitas yang bernama Putu Utama (48) dan istrinya Gusti Ayu Ketut Ganteng (48) harus kehilangan uang Rp 5 juta usai ditipu seseorang yang mengaku dari perusahaan besar.
Uang tersebut merupakan hasil tabungan keduanya setelah bertahun-tahun menjadi tukang pijit keliling. Pasutri ini pun tercatat dalam Kartu Keluarga (KK) sebagai keluarga miskin.
Advertisement
Mereka tertipu karena termakan bujuk rayu seseorang yang mengaku dari perusahaan besar internasional dengan jaringan sampai ke Malaysia.
"Awalnya memang teman-teman saya yang juga tuna netra yang ikut. Teman saya juga kena, kami diajak ikut seminar di Hotel Jimbarwana. Disuruh bayar sebagai modal awal dan akhirnya istri saya juga ikutan," kata Putu Utama.
Penipuan dialami pasutri ini setelah keduanya tertarik karena video yang diputar oleh orang yang mengaku dari perusahaan besar tersebut begitu meyakinkan, bahkan melibatkan orang-orang terkenal.
Intinya, tawaran yang diberikan kepada pasutri disabilitas tuna netra tersebut merupakan bisnis investasi.
"Saat itu yang ada dalam benak saya ikut menanamkan modal dalam investasi tersebut dengan harapan masa depan kami lebih terjamin. Tapi semua ternyata hanya kedok penipuan," ungkap Putu Utama sambil berlinang air mata.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bisnis Pulsa
Putu Utama menceritakan, bisnis investasi yang ditawarkan adalah bisnis pulsa. Total saldo dana yang disetorkan Rp 5 juta.
"Itu dana saya dan istri. Itu hasil jerih payah memijat sejak puluhan tahun. Kami tidak berani menuntut atau ambil jalur hukum karena minim bukti. Bahkan rekan-rekan yang jadi korban ada dananya jauh lebih besar tidak bisa nuntut," ucap Putu Utama lirih.
Awalnya, mereka sempat syok karena tertipu. Dana sebesar itu bagi mereka sangat berharga dan besar untuk masa depan. Apalagi, putri mereka masih sekolah dan kini duduk di bangku SMK.
"Kami ingin masa depan anak lebih terjamin karena itu kami ingin investasi namun malah tertipu. Bahkan pernah sepeda kami dicuri orang. Pernah juga handphone hilang. Ya, bagaimana lagi diikhlaskan saja," kata Putu.
Sehari-hari, Putu Utama membuka praktik pijat bersama istrinya di rumah dan kadang menerima panggilan. Mereka baru saja menerima bantuan bedah rumah dan sudah mendapat bantuan PKH. Usaha memijat katanya kini sedang sepi.
"Kadang satu atau dua orang dan juga kadang tidak ada dalam sehari," pungkas Putu Utama.
Reporter : Moh. Kadafi
Sumber : Merdeka
Advertisement