Liputan6.com, Jakarta Elise Vetere Direktur dan Pendiri Early Start, yang menyediakan evaluasi dan layanan untuk anak-anak berkebutuhan khusus di AS mengatakan, pada awal pandemi, orangtua dan terapis di Early Start harus memahami pendekatan terbaik.
“Disertasi saya adalah tentang berbagai kategori kebutuhan khusus dan tekanan yang dirasakan dari pengasuh utama. Kelompok yang memiliki kecemasan tertinggi adalah pengasuh utama anak-anak dengan autisme karena masalah manajemen perilaku,” katanya melansir Forbes.
Ia menambahkan, orangtua memiliki lebih banyak tuntutan dan tekanan di masa pandemi. Namun, anak-anak yang terus melakukan teleterapi cenderung memiliki lebih sedikit masalah manajemen perilaku. Mereka dapat bekerja lebih kooperatif dengan terapis.
Advertisement
Kurva atau jadwal belajar untuk memproses cara terbaik melatih orangtua dalam menjalani rutinitas yang efektif sangat dibutuhkan. Kurva ini dapat mengurangi beberapa tekanan pada orangtua yang bekerja.
Simak Video Berikut Ini:
Cara Orangtua Terlibat dalam Sekolah Daring
Salah satu masalah yang dihadapi banyak orangtua adalah peralihan dari pekerjaan di kantor menjadi bekerja di rumah dengan tanggung jawab lebih untuk mendampingi anak belajar secara daring.
Salah satu orangtua dari anak Autisme, Jennifer, mengaku bahwa ia melihat anaknya kebingungan saat diminta melakukan sesuatu.
“Untuk anak saya, saya merasa bahwa dia bingung ketika saya meminta untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan sekolah saat dia di rumah. Seolah-olah dia berpikir, bahwa pembelajaran tidak seharusnya dilakukan di rumah.”
Elise memberi solusi untuk menyesuaikan jadwal belajar anak dengan jadwal pekerjaan orangtua. Berbagai pembelajaran tidak perlu dilakukan terlalu formal namun orangtua perlu memastikan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan akan bermanfaat bagi anak.
“Anda mungkin ingin melewatkan kegiatan menulis yang dibenci anak sekali saja karena mereka anak malah menjerit dan tidak bisa diam sehingga membuat kewalahan. Tapi hal itu mungkin membuatnya akan lebih sulit untuk kembali ke perspektif perilaku fungsional.”
Menurutnya, terus memperkuat diri untuk tetap mengajar sangat lah penting walau melelahkan. Alasannya, meninggalkan rutinitas satu kali saja dapat berdampak pada masa depan pembelajaran dan akan lebih menyulitkan untuk membimbing anak melakukan hal yang tidak disukainya.
“Anda perlu memahami isyarat dan atau konteks pada anak. Itu adalah bagian dari otak yang mengontrol keterampilan kognitif seperti ekspresi emosional, pemecahan masalah, bahasa, penilaian, dan lain-lain.”
“Singkatnya, seorang anak autis hanya memahami apa yang mereka lihat. Anda dapat membantu mereka dengan menciptakan ruang terpisah yang khusus untuk sekolah daring. Bahkan jika itu adalah sudut ruangan . Anda perlu menunjuk satu tempat di rumah yang dianggap sebagai sekolah. Anda dapat memiliki pengatur waktu untuk membantu mengelola jadwal dan membuat rutinitas baik di gawai mereka atau jadwal gambar sederhana yang Digambar sendiri."
Advertisement