Pandemi COVID-19, Dua DJ Disabilitas di Kenya Manfaatkan Internet untuk Berkarya

Dua pria di Kenya memanfaatkan pandemi COVID-19 untuk bisa berkarya sebagai DJ melalui media internet

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Mei 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi lagu, musik
Ilustrasi lagu, musik. (Photo by Petri R on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 tidak menghalangi dua penyandang disabilitas di Kenya untuk berkarya sebagai DJ (disc jockey). Meski belum bisa tampil secara langsung, aksi mereka berhasil menggaet pengikut di internet.

Kedua pria dengan disabilitas asal Nairobi itu bernama Robert Kimotho atau dikenal sebagai MC Robzy, dan Joseph Kamau atau lebih dikenal dengan nama DJ Skylla. Mereka berdua kerap tampil secara daring.

"Kami memutuskan untuk mencari tempat di mana kami dapat mengekspresikan diri dan mempraktikkan apa yang telah kami pelajari tentang DJ," kata Kimotho

Dilansir dari CGTN pada Kamis (29/4/2021), sebelum pandemi virus corona, keduanya mengaku bahwa banyak penyelenggara acara yang menolak mereka untuk mengisi acara sebagai DJ.

Menurut Kimotho, banyak orang yang masih menilai bahwa penyandang disabilitas adalah seorang pengemis. Sehingga orang-orang seringkali memberinya uang sebagai tanda untuk membantu mereka.

"Mereka tidak ingin mendengarkan apa yang ingin Anda katakan atau apa yang ingin Anda bantu. Jadi mereka menganggap Anda sebagai pengemis," kata Kimotho.

Kerap ditolak di berbagai acara membuat Kimotho dan Kamau nyaris patah semangat. Hingga awal tahun lalu, COVID-19 dilaporkan telah masuk ke Kenya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Memotivasi Orang Lain

Ilustrasi memutar musik. Unsplash/Lee Campbell
Ilustrasi memutar musik. Unsplash/Lee Campbell

Dengan pembatasan bar dan tempat hiburan demi mencegah penularan virus corona, media sosial pun menjadi sumber hiburan bagi warga setempat. Situasi ini pun dimanfaatkan oleh keduanya.

"Anda tahu secara daring Anda tidak perlu izin untuk bermain. Anda mungkin hanya perlu data atau WiFi dan ponsel pintar," kata Kimotho.

Kimotho mengatakan bahwa mereka tak ingin orang melihat mereka sebagai penyandang disabilitas. Ia ingin masyarakat melihatnya sebagai DJ hebat yang kebetulan memiliki disabilitas.

"Kami hanya ingin orang-orang tahu bahwa kami mampu melakukan apa yang DJ lain lakukan dan setiap kali kami tampil live kami sangat senang melihat orang-orang mengatakan kalian memotivasi kami," kata Kimotho.

Sementara menurut Kamau, banyak orang yang senang dengan apa yang mereka lakukan.

"Banyak yang termotivasi dan beberapa mengatakan jika saya bisa menjadi DJ hanya dengan satu jari kaki yang aktif, mengapa orang mengatakan tidak ada pekerjaan," ujar pria berkursi roda yang memainkan peralatannya hanya dengan kaki tersebut.

Keduanya pun berharap dapat terus mengembangkan kemampuan mereka, dan ingin dapat tampil di suatu acara secara langsung nantinya.

Infografis Kantor dan Area Komunitas Rawan Penularan Covid-19

Infografis Kantor dan Area Komunitas Rawan Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kantor dan Area Komunitas Rawan Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya