Liputan6.com, Jakarta Luka baring atau ulkus dekubitus rentan dialami penyandang disabilitas dan dapat mengancam jiwa.
Luka baring adalah kematian jaringan di satu bagian tubuh akibat tekanan terus menerus. Luka baring paling sering berkembang pada kulit yang menutupi area tulang tubuh, seperti tumit, pergelangan kaki, pinggul, dan tulang ekor.
Orang yang paling berisiko mengalami luka baring memiliki kondisi medis yang membatasi kemampuan mereka untuk mengubah posisi atau menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur atau kursi.
Advertisement
Luka baring dapat berkembang selama berjam-jam atau berhari-hari. Kebanyakan luka sembuh dengan pengobatan, tetapi beberapa tidak pernah sembuh sepenuhnya.
Melansir tulisan yang diedit oleh dokter keluarga Sandhya Pruthi, M.D. di Mayo Clinic, luka baring bisa mengancam jiwa ketika terjadi komplikasi.
Beberapa komplikasi ulkus dekubitus yakni:
Selulitis
Selulitis adalah infeksi pada kulit dan jaringan lunak yang saling terhubung. Ini dapat menyebabkan kehangatan, peradangan, dan pembengkakan pada area yang terkena. Orang dengan kerusakan saraf seringkali tidak merasakan nyeri di area yang terkena selulitis.
Infeksi Tulang dan Sendi
Infeksi dari luka tekan dapat masuk ke dalam sendi dan tulang. Infeksi sendi (septic arthritis) dapat merusak tulang rawan dan jaringan. Infeksi tulang (osteomielitis) dapat menurunkan fungsi sendi dan anggota badan.
Kanker
Luka jangka panjang yang tidak sembuh-sembuh (ulkus Marjolin) dapat berkembang menjadi jenis kanker kulit karsinoma sel skuamosa.
Sepsis
Walaupun jarang terjadi, tapi ulkus dekubitus bisa menyebabkan sepsis atau infeksi dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gejala Luka Baring
Guna mencegah terjadinya komplikasi, maka pasien perlu mengetahui gejala luka baring atau ulkus dekubitus.
Beberapa gejala atau tanda-tanda peringatan luka baring atau disebut pula borok tekanan termasuk:
-Perubahan warna atau tekstur kulit yang tidak biasa
-Pembengkakan
-Pengeringan seperti nanah
-Area kulit yang terasa lebih dingin atau lebih hangat saat disentuh daripada area lain
Luka baring menjadi salah satu dari beberapa tahap luka berdasarkan kedalaman, tingkat keparahan dan karakteristik lainnya. Tingkat kerusakan kulit dan jaringan berkisar dari perubahan warna kulit hingga cedera dalam yang melibatkan otot dan tulang.
“Jika Anda melihat tanda-tanda peringatan luka baring, ubah posisi Anda untuk mengurangi tekanan pada area tersebut. Jika Anda tidak melihat perbaikan dalam 24 hingga 48 jam, hubungi dokter Anda,” mengutip Mayo Clinic Sabtu (23/4/2022).
Dokter juga menyarankan pasien untuk mencari perawatan medis segera jika menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti:
-Demam
-Keluarnya cairan dari luka
-Luka yang berbau tidak sedap
-Perubahan warna kulit
-Hangat atau bengkak di sekitar luka.
Advertisement
Kenali Penyebabnya
Pasien juga perlu mengenali penyebab luka baring agar tidak mengalaminya secara berulang.
Ulkus dekubitus disebabkan oleh tekanan pada kulit yang membatasi aliran darah ke kulit. Gerakan terbatas dapat membuat kulit rentan terhadap kerusakan dan menyebabkan perkembangan luka baring.
Faktor utama penyebab luka baring adalah:
-Tekanan
Tekanan konstan pada bagian tubuh mana pun dapat mengurangi aliran darah ke jaringan. Aliran darah sangat penting untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi lain ke jaringan. Tanpa nutrisi penting ini, kulit dan jaringan di sekitarnya akan rusak dan akhirnya bisa mati.
Untuk orang dengan mobilitas terbatas, tekanan semacam ini cenderung terjadi di area yang tidak dilapisi dengan baik oleh otot atau lemak dan yang terletak di atas tulang, seperti tulang belakang, tulang ekor, tulang belikat, pinggul, tumit, dan siku.
-Gesekan
Gesekan terjadi ketika kulit bergesekan dengan pakaian atau tempat tidur. Itu bisa membuat kulit yang rapuh lebih rentan cedera, apalagi jika kulitnya juga lembap.
Gesekan juga terjadi ketika dua permukaan bergerak dalam arah yang berlawanan. Misalnya, ketika tempat tidur ditinggikan di kepala, pasien bisa meluncur ke bawah di tempat tidur. Saat tulang ekor bergerak ke bawah, kulit di atas tulang mungkin tetap di tempatnya atau pada dasarnya menarik ke arah yang berlawanan.
Pencegahan Luka Baring
Pencegahan luka baring dapat dilakukan dengan sering mengubah posisi duduk atau berbaring untuk menghindari tekanan pada pada kulit.
Strategi lain termasuk merawat kulit dengan baik, menjaga nutrisi dan asupan cairan yang baik, berhenti merokok, mengelola stres, dan berolahraga setiap hari.
Saat mengubah posisi, perlu diperhatikan pula agar kulit tidak terluka akibat gesekan. Berikut rekomendasi terkait reposisi di tempat tidur atau kursi:
-Sering-seringlah menggeser badan. Mintalah bantuan untuk mengubah posisi sekitar satu jam sekali.
-Angkat tubuh, jika memungkinkan. Jika memiliki kekuatan tubuh bagian atas yang cukup, lakukan push-up kursi roda — angkat tubuh dari kursi dengan mendorong lengan kursi.
-Gunakan kursi roda khusus. Beberapa kursi roda memungkinkan penggunanya untuk memiringkan badan yang dapat mengurangi tekanan.
-Pilih bantal atau kasur yang mengurangi tekanan. Gunakan bantal atau kasur khusus untuk meredakan tekanan dan membantu memastikan posisi tubuh dalam keadaan baik. Jangan gunakan bantalan donat, karena dapat memfokuskan tekanan pada jaringan di sekitarnya.
-Sesuaikan ketinggian tempat tidur. Jika tempat tidur dapat ditinggikan di kepala, angkat tidak lebih dari 30 derajat. Ini membantu mencegah tubuh bergeser dan menimbulkan gesekan pada kulit.
Advertisement