Liputan6.com, Jakarta Hari Batik Nasional jatuh setiap 2 Oktober. Tahun ini, peringatan hari batik di Malang, Jawa Timur, cukup spesial lantaran diikuti pula oleh ratusan penyandang disabilitas.
Di hari batik ini, 594 penyandang disabilitas berpartisipasi dalam pemecahan rekor MURI dengan membuat batik ciprat yang berkolaborasi dengan pengusaha batik lokal Rumah Kinasih.
Founder Rumah Kinasih Kabupaten Blitar, Edy Cahyono, bersyukur penyelenggaraan untuk mendapatkan rekor MURI telah berjalan dengan baik tanpa kendala yang berarti.
Advertisement
Menurut pria yang akrab disapa Edy, selain untuk memperingati Hari Batik Nasional, kegiatan membatik ciprat ini juga dilaksanakan dalam memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-77 TNI dan juga Hari Kesehatan Jiwa Sedunia.
“Kegiatan tersebut adalah hasil kolaborasi dari tiga pilar Polresta Malang Kota, Kodim 0833 Kota Malang, Pemkot Kota Malang, dan pastinya yayasan Bhakti Kinasih Mandiri atau Batik Rumah Kinasih Kabupaten Blitar,” kata Edy mengutip keterangan pers yang diterima Disabilitas Liputan6.com, Senin (3/10/2022).
Lebih lanjut ia menjelaskan, selain untuk pemecahan rekor MURI, hasil dari batik ciprat ini juga akan dilelang dan hasilnya untuk pemberdayaan disabilitas.
“Pemberdayaan disabilitas di bidang ekonomi dan wirausaha sangat penting untuk memperkuat posisi mereka di masyarakat, sekaligus untuk menghapus stigma negatif disabilitas dengan karya yang membanggakan,” tambah Edy.
Edy juga berpesan kepada pemerintah, Komisi Nasional Disabilitas (KND), swasta, dan masyarakat untuk saling menjalin kolaborasi demi mewujudkan inklusi sosial di tengah masyarakat.
Diikuti Disabilitas dengan Berbagai Ragam
Kegiatan membatik ciprat untuk memecahkan rekor MURI dilaksanakan pada Minggu, 2 Oktober 2022 di Alun-Alun Tugu Kota Malang mulai pukul 07.00 WIB.
Ratusan penyandang disabilitas dengan berbagai ragam seperti disabilitas sensorik netra, wicara, Tuli, daksa, intelektual, dan mental turut serta dalam acara ini.
Mereka berasal dari Malang Raya dan sekitarnya. Para difabel tampak antusias mengikuti prosesi membatik dengan pendampingan dari relawan yang berasal dari perguruan tinggi dan instansi terkait.
Berbagai talenta emas dari perwakilan disabilitas juga ditampilkan untuk menghibur seluruh peserta dan undangan yang mengikuti acara.
Advertisement
Terkait Raperda Disabilitas
Tak hanya di Malang, para penyandang disabilitas di provinsi yang sama, tepatnya di Sidoarjo juga terus aktif berkegiatan untuk membangun nilai inklusi.
Salah satu kegiatan yang sedang dilakukan para penyandang disabilitas di Kabupaten Sidoarjo adalah terus mengawal terciptanya Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang disabilitas.
Upaya ini pun mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satu dukungan terbaru datang dari Bupati Kabupaten Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, S.IP. Ia ikut mendukung segera dibuatnya usulan Raperda tentang Penyandang Disabilitas yang saat ini prosesnya sedang bergulir di Badan Pembuatan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kabupaten Sidoarjo.
Bupati yang karib disapa Gus Muhdlor menyampaikan dukungan tersebut di sela-sela acara penyaluran bantuan sosial untuk penyandang disabilitas. Ia juga melakukan dialog dengan perwakilan organisasi penyandang disabilitas di Kabupaten Sidoarjo pada Kamis, 15 september 2022, di Kantor Kecamatan Waru, Desa Janti, Waru, Sidoarjo.
Dalam dialog singkat tersebut, Gus Muhdlor berjanji akan mengawal usulan Raperda tentang Penyandang Disabilitas Kabupaten Sidoarjo.
“Iya saya akan bantu mendorong lewat pemerintah Kabupaten Sidoarjo,” kata dia merespons pertanyaan dari ketua salah satu organisasi disabilitas Sidoarjo, LIRA Disability Care, Abdul Majid.
Bentuk Kehadiran Negara
Bupati termuda Kabupaten Sidoarjo itu berjanji akan menjalin koordinasi dengan DPRD Kabupaten Sidoarjo untuk mengawal Raperda tersebut.
“Raperda ini atas inisiatif siapa? Jika atas inisiatif dewan maka prosesnya tidak akan sulit,” imbuhnya.
Gus Muhdlor juga menyinggung terkait Hari Disabilitas Internasional (HDI 2022) yang hendak diperingati pada Desember mendatang. Ia berjanji akan mempelajari konsep-konsep disabilitas yang telah disampaikan langsung kepadanya.
Kehadiran negara bagi penyandang disabilitas memang sangat diperlukan. Hal ini diaminkan pula oleh Gus Muhdlor.
Menurutnya, sebagai bentuk kehadiran negara, pemerintah Kabupaten Sidoarjo akan berusaha menjamin pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar tidak putus sekolah. Upaya ini sudah dilancarkan melalui kartu Si Biru.
“Silakan kami diberikan masukan, masukan bisa lewat Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk perbaikan data,” katanya.
Gus Muhdlor hadir dalam acara penyaluran bansos atas undangan Dinas Sosial Sidoarjo untuk menyalurkan secara langsung bantuan tunai Rp.300 ribu setiap bulan kepada 100 orang penyandang disabilitas dengan kategori berat.
Belakangan diketahui, beberapa perwakilan organisasi penyandang disabilitas tampak kecewa karena minimnya waktu berdialog secara langsung dengan Bupati Sidoarjo.
Padahal masing-masing perwakilan organisasi disabilitas sudah meluangkan waktu dan beberapa aspirasi yang akan disampaikan kepada Bupati Sidoarjo.
Advertisement