Liputan6.com, Jakarta Seorang turis asal Tiongkok membagikan kisah menyentuh yang dialaminya saat liburan bersama anaknya di Malaysia. Bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek, sang anak tiba-tiba jatuh sakit.
Jauh dari rumah, tanpa sanak saudara dan berada di negeri asing dengan keterbatasan bahasa, turis tersebut menghadapi salah satu situasi paling sulit. Anaknya alami demam tinggi dan ia tidak tahu harus ke mana mencari pertolongan.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Dalam kondisi, pertolongan tak datang dari rumah sakit atau dokter melainkan dari seseorang yang seorang sopir taksi online. Bukan sekadar pengemudi, pria lokal itu menunjukkan kepedulian luar biasa.
Kisah hangat ini dibagikan turis tersebut melalui platform media sosial Tiongkok XiaoHongShu. Melalui media sosial ini, turis bernama Sherry ini menceritakan secara rinci bagaimana insiden tersebut terjadi di tengah suasana meriah Kota Kuala Lumpur.
Berikut Liputan6.com merangkum dari World of Buzz tentang kisah turis Tiongkok dibantu sopir taksi online, Jumat (11/4/2025).
Kronologi Anak Sakit
Pada pagi hari, anak turis bernama Sherry tiba-tiba mengalami demam tinggi. Kejadian tersebut tentunya bikin panik dan bingung. Lantaran masih pagi, Sherry menunggu hingga pukul 8 pagi untuk mencari pertolongan. Begitu apotek mulai buka, ia segera memesan layanan Grab untuk membawanya mencari obat bagi sang anak.
Saat dijemput oleh pengemudi taksi online, sang sopir memperhatikan bahwa Sherry tampak cemas dan gelisah. Ia pun dengan penuh perhatian menanyakan apakah semuanya baik-baik saja. Terkendala bahasa, Sherry menggunakan aplikasi penerjemah di ponselnya untuk menjelaskan bahwa anaknya sedang sakit dan ia membutuhkan obat segera.
Advertisement
Tidak Hanya Mengantar, Tapi Juga Mendampingi
Namun bantuan sopir tersebut tidak berhenti hanya sampai mengantar. Sopir taksi online itu tidak hanya menurunkan Sherry begitu saja, ia justru ikut turun dari mobil dan menemani Sherry masuk ke dalam mall untuk mencari apotek.
Sesampainya di apotek, sang sopir berbicara langsung kepada petugas apotek untuk membantu menjelaskan situasi yang dihadapi Sherry. Kemudian, staf apotek mengambilkan obat yang sesuai, dan mereka bertiga menggunakan aplikasi penerjemah untuk mendiskusikan takaran serta cara penggunaan obat tersebut.
Menolak Tip Tambahan, Justru Tunjukkan Kepedulian Lebih Lanjut
Setelah selesai membeli obat, sopir tersebut kembali mengantar Sherry dan anaknya ke tempat mereka menginap. Dalam perjalanan, Sherry mencoba memberikan uang sebesar RM50 (sekitar 170 ribu rupiah) sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih. Namun sang sopir dengan sopan menolak uang tersebut dan hanya menerima tarif perjalanan sebesar RM20 (sekitar 68 ribu rupiah), sesuai harga yang tertera di aplikasi.
Tak berhenti di situ, dalam perjalanan pulang, sang sopir bahkan sempat berhenti di sebuah restoran dan memberi isyarat kepada Sherry agar membeli makanan untuk anaknya. Gesto kecil ini menunjukkan betapa tulusnya perhatian yang diberikan, bahkan setelah tugasnya sebagai sopir selesai.
Advertisement
