Robot Boneka Anjing Laut Buatan Jepang Bantu Anak-Anak Difabel Ukraina

Teknologi ini terutama digunakan pada anak-anak dengan disabilitas perkembangan dan gangguan stres pasca-trauma yang dipicu oleh serangan militer Rusia di Ukraina.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 21 Okt 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2022, 10:00 WIB
Robot Paro. Foto: Screenshot YouTube Ikinamo
Robot Paro. Foto: Screenshot YouTube Ikinamo

Liputan6.com, Jakarta Kecanggihan teknologi Jepang kembali menjadi topik hangat setelah robot berbentuk anjing laut kali ini digunakan untuk perawatan psikologis anak-anak Ukraina.

Teknologi ini terutama digunakan pada anak-anak dengan disabilitas perkembangan dan gangguan stres pasca-trauma yang dipicu oleh serangan militer Rusia di Ukraina.

Takanori Shibata dari National Institute of Advanced Industrial Science and Technology, Jepang, atau AIST, yang mengembangkan robot anjing laut bernama Paro, sejauh ini telah menghadiahkan enam makhluk mekanis tersebut kepada institusi medis di Polandia.

Shibata mendapat informasi bahwa kini, anak-anak yang melarikan diri dari Ukraina setelah invasi Rusia, mulai tersenyum lagi berdasarkan hasil pemeriksan baru-baru ini.

Dilengkapi dengan kecerdasan buatan, Paro bereaksi saat diajak bicara dan dibelai melalui gerakan dan suara, dilansir dari Japan Times.

Robot Paro menghasilkan efek yang mirip dengan terapi hewan, Paro telah diperkenalkan di fasilitas perawatan lansia, rumah anak-anak, dan fasilitas lainnya di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

Di antara anak-anak Ukraina yang telah berinteraksi dengan Paro adalah seorang gadis berusia 5 tahun yang didiagnosis dengan autisme setelah ia melarikan diri ke Polandia. Ia mengunjungi fasilitas di dekat Warsaw.

Ia tampak gugup ketika pertama kali diperkenalkan ke Paro, tetapi tidak butuh waktu lama baginya untuk mulai membelai dan memeluk Paro.

Paro “adalah alat yang hebat,” kata Magdalena Lazarewicz dari Medical University of Warsaw. “Ini membantu anak-anak untuk terbuka dan merasa aman.”

Robot itu juga "mempercepat manfaat umum terapi," tambah Lazarewicz.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Reaksi Positif Saat Mengenalkan Paro

Robot Paro membantu penyandang disabilitas. Robot Paro membantu penyandang disabilitas. Foto: Screenshot YouTube BlueCross Aged Care
Robot Paro membantu penyandang disabilitas. Foto: Screenshot YouTube BlueCross Aged Care

Ia mengatakan bahwa hampir semua dari sekitar 80 anak yang diperkenalkan ke Paro telah menunjukkan reaksi positif.

Awal bulan ini, Shibata mengunjungi fasilitas medis dan fasilitas lainnya di Polandia yang telah memasukkan Paro ke dalam program mereka.

“Saya menerima laporan bahwa setelah berinteraksi dengan Paro, senyum kembali ke wajah anak-anak yang telah menggambar peti mati dengan nama Presiden Rusia (Vladimir) Putin dan rudal terbang,” kata Shibata.

Ia mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan untuk memberikan robot Paro ke rumah anak-anak dan fasilitas lainnya di Ukraina.

 

 


Mengenal Paro

PARO adalah robot interaktif canggih yang dikembangkan oleh AIST, pelopor otomasi industri terkemuka di Jepang. Hal ini memungkinkan manfaat terapi hewan yang didokumentasikan untuk diberikan kepada pasien di lingkungan seperti rumah sakit dan fasilitas perawatan yang diperluas di mana hewan hidup memberikan perawatan atau kesulitan logistik.

PARO telah ditemukan untuk mengurangi stres pasien dan pengasuh mereka- PARO merangsang interaksi antara pasien dan pengasuh- PARO telah terbukti memiliki efek psikologis pada pasien, meningkatkan relaksasi dan motivasi mereka- PARO meningkatkan sosialisasi pasien satu sama lain dan dengan pengasuh- Robot Paling Terapeutik di Dunia yang disertifikasi oleh Guinness World Records

PARO adalah generasi ke-8 dari desain yang telah digunakan di Jepang dan di seluruh Eropa sejak tahun 2003.

 


Lima Jenis Sensor Paro

PARO memiliki lima jenis sensor: sensor taktil, cahaya, audisi, suhu, dan postur, yang dengannya ia dapat melihat orang dan lingkungannya. Dengan sensor cahaya, PARO dapat mengenali terang dan gelap.

Dia merasa dibelai dan dipukuli oleh sensor taktil, atau dipegang oleh sensor postur. PARO juga dapat mengenali arah suara dan kata-kata seperti nama, sapaan, dan pujian dengan sensor audionya.

PARO dapat belajar berperilaku dengan cara yang disukai pengguna, dan merespons nama barunya. Misalnya, jika Anda mengelusnya setiap kali Anda menyentuhnya, PARO akan mengingat tindakan Anda sebelumnya dan mencoba mengulangi tindakan tersebut untuk dibelai. Jika Anda menekannya, PARO mengingat tindakan sebelumnya dan mencoba untuk tidak melakukan tindakan itu.

Melalui interaksi dengan orang-orang, PARO merespons seolah-olah itu hidup, menggerakkan kepala dan kakinya, membuat suara, dan menunjukkan perilaku yang Anda sukai. PARO juga meniru suara bayi anjing laut harpa asli.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya