Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Malaysia (MoH) mengumumkan peluncuran label obat dengan braille, inisiatif baru ini dilakukan untuk memperbaiki akses obat bagi penyandang tunanetra.
Inisiatif tersebut diumumkan oleh Menteri Kesehatan Dr Zaliha Mustafa di kantor pusat kementerian di Putrajaya hari ini.
Baca Juga
"Dengan senang hati saya umumkan hari ini bahwa kementerian kesehatan akan meluncurkan satu inisiatif baru yang sangat 'practical'. Saya sudah melihatnya tadi contohnya, yang juga sedang saya tunjukkan saat ini, yaitu label obat yang dicetak secara braille," ujarnya dalam pers hari ini, dikutip dari rilis video The Star TV.
Advertisement
"Ini memang perkara yang sangat menarik. Label ini dibuat untuk memudahkan tunanetra mendapatkan informasi yang cepat dan akurat tentang obat-obatan dan resep untuk mereka," tambahnya.
Ia mengatakan inisiatif ini juga merupakan perpanjangan dari program Patient Safety Goals 2.0 Malaysia di bawah Medicines Safety: Medication Without Harm.
Dengan inisiatif tersebut, menurut Dr Zaliha, Malaysia menjadi salah satu negara di Asia yang paling awal memperkenalkan label obat ramah tunanetra, yang juga mencerminkan keseriusan dan kepedulian pemerintah untuk memastikan bahwa tunanetra berhak mendapatkan informasi yang akurat tentang obat dan resep untuk mereka.
Sebagai permulaan, Dr Zaliha mengatakan inisiatif ini akan dilaksanakan di 250 klinik kesehatan masyarakat nasional yang akan bermanfaat bagi 55.000 warga tunanetra.
Implementasi inisiatif tersebut juga dapat meningkatkan citra negara di kancah internasional sejalan dengan Konvensi Hak Penyandang Disabilitas, dan Undang-Undang Penyandang Disabilitas 2008, tambahnya.
Kesepakatan Indonesia dan Malaysia
Sebelumnya, pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk memperkuat ekonomi kedua negara lewat konektivitas laut dan udara.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan kedua negara sepakat bahwa ruang untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi kedua negara masih terbuka lebar.
Oleh karena itu, "Kami sepakat untuk meningkatkan upaya kerja sama perdagangan dan investasi antara lain dengan memperkuat konektivitas laut dan udara melalui koridor ekonomi Dumai-Malaka dan Bandara Kualanamu," ujar Retno Marsudi saat menyambut Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir, dalam press briefing online, dikutip News-Liputan6.com, Kamis (29/12/2922).
"Saya juga mengusulkan pentingnya peningkatan interaksi antara sektor swasta kita dengan merevitalisasi Business Council Indonesia-Malaysia," jelas Retno Marsudi.
Selain isu ekonomi, kedua menlu turut membahas masalah regional atau isu kawasan, salah satu isu yang dibahas adalah mengenai ASEAN.
"Saya menyampaikan prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun depan yang ingin menjadikan ASEAN sebagai motor perdamaian dan stabilitas, serta menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan," kata Retno Marsudi.
"Selain itu, Indonesia juga ingin menjadikan Asia Tenggara sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi."
"Saya sangat mengapresiasi dukungan Malaysia terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN tahun depan."
Advertisement
Hubungan Indonesia dan Malaysia
Menlu Zambry Abdul Kadir menyampaikan penghargaan setinggi-tinggi kepada Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia di atas kesudian menerima lawatan saya ke sebagai Menteri luar negeri Malaysia, walaupun dalam tempoh yang sangat singkat.
"Sehingga, beliau terpaksa menangguhkan masa libur bersama anak cucunya. Saya sangat-sangat menghargai kesudian ibu. saya merasa amat gembira dan terharu dengan semangat dan sambutan yang diberikan oleh Ibu Retno dan pemerintah Indonesia kepada saya dan deligasi."
"Sebagaimana yang telah dinyatakan PM Malaysia Anwar Ibrahi kepada Presiden Joko Widodo, Indonesia adalah sahabat kekal dan sahabat sejati Negeri Jiran yang sangat penting," ujar Menlu Zambry Abdul Kadir.
"Malaysia dan Indonesia akan merayakan ulang tahun diplomatik ke-65. Tujuan lawatan saya ini adalah untuk memperkukuhkan lagi hubungan kerjasama dengan Indonesia ke tahap yang lebih baik demi kemakmuran bersama, terutamanya dalam era pasca-COVID 19."