BPOM Imbau Masyarakat Waspadai Hoaks Terkait Obat dan Makanan di Media Sosial

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menekankan, pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial dan berhati-hati terhadap hoaks seputar obat dan makanan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 04 Des 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2024, 15:00 WIB
Kendalikan Konsumsi GGL, BPOM Bahas Labelisasi Nutri-Level pada Kemasan Pangan
Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam FGD Maturitas Industri Farmasi, Jakarta (24/9/2024).. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menekankan, pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial dan berhati-hati terhadap hoaks seputar obat dan makanan.

Hal ini disampaikan Kepala BPOM Taruna Ikrar mengunjungi SMA Negeri 6 Ambon, Maluku. Kegiatan tersebut ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya generasi muda yang sehat dengan obat dan makanan yang aman.

"Jangan mudah percaya dengan informasi yang diterima, baik dari teman maupun media sosial. Pastikan sumbernya dari BPOM," kata Taruna dilansir dari Antara, Rabu (4/12/2024).

Taruna menyoroti, pentingnya gerakan hidup sehat dengan kesadaran akan pangan aman, yang bertujuan menciptakan masyarakat peduli terhadap kesehatan dan keamanan pangan.

"BPOM berkolaborasi dengan semangat Growing Together, untuk maju dan berkembang bersama. Maluku memiliki potensi besar dalam obat tradisional dan sumber daya alam, termasuk pangan lokal,” ujarnya.

BPOM, kata Taruna, berkomitmen mendampingi pelaku UMKM di Maluku, dengan harapan dapat mempercepat literasi masyarakat mengenai produk obat dan makanan yang aman, serta mendorong kolaborasi lintas sektor.

Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pelaku usaha dalam menghasilkan produk unggulan berbahan lokal yang berkualitas dan berdaya saing.

Pj Gubernur Maluku, Sadali Ie, dalam pernyataannya, menegaskan komitmen penuh untuk mendukung BPOM, yang dibuktikan dengan Surat Keputusan Gubernur Nomor: 802 Tahun 2024 tentang Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan.

"Dari 5.000 UMKM yang terdata, sekitar 750 sudah teregistrasi di BPOM. Dengan pemberdayaan kearifan lokal, UMKM ini bisa menjadi penyumbang pendapatan negara dan daerah," jelasnya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya