Liputan6.com, Jakarta Mpox adalah penyakit infeksi yang dapat menimbulkan komplikasi serius termasuk membawa pasiennya pada kondisi disabilitas.
Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropik infeksi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Hadianti Adlani.
Baca Juga
“Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder, gangguan pernapasan, seperti pneumonia, sepsis, dan gangguan pada mata berupa penurunan penglihatan, bahkan kebutaan (disabilitas netra),” kata Hadianti dalam keterangan pers dikutip Selasa, 27 Agustus 2024.
Advertisement
Di samping itu, lanjut Hadianti, Mpox juga dapat menimbulkan akibat yang fatal hingga kematian, terutama pada anak-anak dengan angka kasus fatal (case fatality rate) 1-10 persen.
Badan kesehatan masyarakat tertinggi Afrika memperingatkan bahwa Mpox telah menyebar pada tingkat yang mengkhawatirkan. Lebih dari 17.000 kasus dan lebih dari 500 kematian telah dilaporkan tahun ini, terutama di kalangan anak-anak di Kongo.
Oleh karena itu, badan tersebut mengumumkan keadaan darurat Mpox di Afrika. Begitu pula Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status kedaruratan kesehatan global (PHEIC) pada Mpox atau cacar monyet sejak 14 Agustus 2024.
Kasus yang parah lebih banyak terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.
“Kasus kematian (akibat Mpox) sebagian besar terjadi pada kelompok usia yang lebih muda karena dianggap lebih rentan terhadap penyakit, mengingat status imun belum sempurna,” kata Hadianti.
Bagaimana Cara Mencegah Penularan Mpox?
Hadianti menambahkan, hingga saat ini, belum ditemukan antivirus untuk penyakit Mpox, sama dengan penyakit lain yang setara dengan Mpox. Namun Mpox dapat dicegah dengan vaksinasi cacar smallpox.
Selain itu, penularan dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir, dengan teknik mencuci tangan yang benar.
- Menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan yang mati mendadak maupun sedang sakit.
- Menghindari kontak fisik dengan penderita atau material yang terkontaminasi pasien Mpox.
- Jika kontak dengan pasien Mpox tidak terhindarkan, gunakan alat pelindung diri ketika merawat orang yang terinfeksi Mpox.
Advertisement
Pencegahan Selanjutnya
Cara lain untuk mencegah penularan Mpox adalah:
- Masak makanan hingga matang, terutama untuk daging maupun jeroan hewan.
- Terapkan perilaku seks yang aman dengan tidak bergonta-ganti pasangan, serta tunda berhubungan intim dengan pasien Mpox.
- Gunakan masker untuk mencegah penularan Mpox ketika terpaksa berjumpa orang lain.
- Bersihkan rumah, terutama permukaan benda yang sering disentuh oleh banyak orang secara rutin.
- Pelaku perjalanan yang kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam kulit dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan.
- Pasien Mpox wajib diisolasi atau karantina mandiri, agar tidak menularkan virus ke orang lain.
Upaya Pemerintah Cegah Penularan Mpox
Dalam menanggulangi kondisi Mpox yang sedang terjadi saat ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melakukan tiga upaya penanggulangan, di antaranya adalah upaya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi.
- Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa.
- Upaya terapeutik dilakukan dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox, serta pemantauan kondisi pasien.
- Kementerian Kesehatan juga melakukan vaksinasi Mpox terutama pada populasi yang paling berisiko, yaitu laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status orang dengan human immunodeficiency virus (ODHIV).
Advertisement