Dikira Kena Guna-Guna Saat Balita, Anak Autisme Baru Dibawa ke Dokter Setelah Besar

Padahal, intervensi sedini mungkin akan memberi hasil yang lebih baik pada anak dengan autisme.

oleh Benedikta Desideria Diperbarui 15 Apr 2025, 19:30 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2025, 19:30 WIB
autisme
Ilustrasi autisme. Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Masih ada orangtua yang menganggap anak dengan autisme akibat guna-guna. Alhasil, anak malah dibawa ke dukun. Padahal anak dengan autisme perlu mendapatkan terapi tepat secara medis untuk mendapatkan hasil yang baik.

"Ada beberapa pasien yang datang saat usia 8 atau 9 tahun, ketika ditanyakan alasan baru sekarang ke dokter, menjawab karena kata dukun atau orang tua atau sesepuh mengatakan anak tersebut diguna-guna. Jadi, ke pengobatan tradisional atau ke dukun," kata dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang Hanna Dyahferi Anomasari mengungkapkan pengalaman di ruang praktiknya.

Hanna menyayangkan orangtua yang sudah mendapati red flags autisme pada anak tapi malah ke dukun atau pengobatan tradisonal. Termasuk ada orangtua dengan tingkat pendidikan S1 masih ada yang memahami bahwa kondisi tersebut akibat guna-guna.

Padahal jika sudah ada red flags, lalu dari diagnosa profesional menunjukkan anak mengalami autisme kemudian diterapi, hasilnya akan lebih baik.

"Sangat disayangkan. Semakin dini mendeteksi lalu memberikan intervensi maka hasil lebih bagus," kata dokter yang praktik di area Surabaya, Jawa Timur ini dalam media briefing Skrining dan Terapi Autisme pada Anak bersama IDAI pada Selasa, 15 April 2025.

Ia pun berharap awaraness tentang autisme mulai dari red flags hingga tata laksana bisa diketahui banyak orang sehingga anak bisa mendapatkan diagnosis lebih cepat. 

 

Autisme Bukan Penyakit Akibat Guna-Guna

Diagnosis Autisme Tidak Mudah, Skrining Mandiri Secara Online Bisa Membantu
Diagnosis Autisme Tidak Mudah, Skrining Mandiri Secara Online Bisa Membantu. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.... Selengkapnya

Lebih lanjut, Hanna menegaskan bahwa autisme bukanlah penyakit akibat guna-guna. Autisme adalah kondisi neurodevelopmental yang memengaruhi cara seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial.

Saat ini sudah ada tools untuk menskrining anak dengan autisme yang bisa dilakukan sejak anak berusia 16 bulan.

"Jadi, sebelum usia dua tahun sudah bisa dilakukan skrining," kata Hanna.

Menurut jurnal, rata-rata autisme didiagnosis saat anak usia 3,5 tahun.  Namun, pada orang dengan autisme ringan bisa makin besar usia terdeteksi. 

 

Kenali Red Flags Autisme

Hanna mengungkapkan bahwa gejala autisme sangat luas sehingga tidak mudah menegakkan diagnosis. Terpenting, pesan Hanna, orangtua untuk peduli pada tanda atau red flags sehingga bisa segera berkonsultasi ke dokter untuk tahu benar atau tidaknya.

Red Flags Autisme

  • Usia 12 bulan: Tidak merespons saat namanya dipanggil
  • Usia 14 bulan: Tidak menunjukkan objek yang menarik perhatiannya
  • Usia 18 bulan: Tidak bermain pretend play
  • Secara umum: 
  • Menghindari kontak mata dan ingin sendiri
  • Kesulitan memahami perasaan orang lain atau membicarakan perasaannya
  • Alami delayed speech dan kemampuan bahasa
  • Mengulang kata atau frasa berulang lagi dan lagi (echolalia)
  • Memberikan jawaban yang tidak terkait pertanyaan
  • Mudah sedih atau perubahan minor
  • Obsesif terhadap ketertarikan sesuatu
  • Membuat gerakan repetitif seperti flapping hands, rocking, dan berputar
  • Punya reaksi tidak bisa terhadap suara, aroma, tekstur atau perasaan tertentu.

Jika ini red flags ini muncul, segera konsultasikan ke dokter spesialis anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya