Majas Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap

Pelajari pengertian majas, jenis-jenis majas seperti perbandingan, pertentangan, penegasan dan sindiran, serta contoh lengkapnya dalam artikel ini.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Okt 2024, 18:56 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2024, 18:56 WIB
majas adalah
majas adalah ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Liputan6.com, Jakarta Majas merupakan salah satu aspek penting dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan dalam karya sastra maupun komunikasi sehari-hari. Penggunaan majas dapat membuat bahasa menjadi lebih indah, ekspresif dan berkesan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pengertian majas, jenis-jenisnya, serta memberikan contoh penggunaannya.

Pengertian Majas

Majas, yang juga dikenal sebagai gaya bahasa, adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa yang khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pembicara. Penggunaan majas bertujuan untuk menciptakan efek tertentu dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan.

Menurut beberapa ahli bahasa, pengertian majas dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Dale dan Warriner mendefinisikan majas sebagai kiasan yang dapat mempengaruhi berbagai efek. Pengaruh tersebut dapat dilakukan dengan cara membandingkan atau mengenalkan secara umum.
  • Gorys Keraf menyatakan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
  • Harimurti Kridalaksana menjelaskan bahwa gaya bahasa (majas) memiliki tiga pengertian: 1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis, 2) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, dan 3) keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa majas adalah cara penggunaan bahasa yang khas untuk menyampaikan pikiran, perasaan, atau gagasan dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada pembaca atau pendengar. Majas tidak hanya digunakan dalam karya sastra, tetapi juga dalam percakapan sehari-hari, pidato, dan berbagai bentuk komunikasi lainnya.

Fungsi Majas

Penggunaan majas dalam bahasa memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:

  1. Memperindah bahasa: Majas dapat membuat bahasa menjadi lebih indah dan menarik, sehingga lebih enak dibaca atau didengar.
  2. Menimbulkan kesan emosional: Penggunaan majas yang tepat dapat membangkitkan perasaan atau emosi tertentu pada pembaca atau pendengar.
  3. Memperkuat makna: Majas dapat membantu memperkuat atau mempertegas makna yang ingin disampaikan.
  4. Menghidupkan gambaran: Majas dapat membuat deskripsi atau penggambaran menjadi lebih hidup dan konkret.
  5. Menciptakan kesan imajinatif: Penggunaan majas dapat merangsang imajinasi pembaca atau pendengar.
  6. Menyampaikan kritik atau sindiran: Beberapa jenis majas dapat digunakan untuk menyampaikan kritik atau sindiran secara halus.
  7. Mempersingkat ungkapan: Majas dapat membantu menyampaikan gagasan kompleks dengan cara yang lebih ringkas dan efektif.

Jenis-Jenis Majas

Secara umum, majas dapat dibagi menjadi empat kelompok utama: majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran. Mari kita bahas masing-masing kelompok ini secara lebih rinci.

Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya yang memiliki sifat yang mirip. Beberapa jenis majas perbandingan yang sering digunakan antara lain:

1. Majas Simile

Majas simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Biasanya menggunakan kata-kata pembanding seperti: seperti, bagai, bagaikan, laksana, bak, dan sebagainya.

Contoh:

  • Bibirnya merah bagai delima merekah.
  • Suaranya merdu bagaikan nyanyian burung di pagi hari.
  • Gadis itu cantik laksana bidadari.

2. Majas Metafora

Majas metafora adalah perbandingan yang bersifat implisit, yaitu tidak menyatakan sesuatu itu sama dengan hal lain secara langsung, melainkan seolah-olah sama.

Contoh:

  • Dia adalah bunga di antara para gadis di desanya.
  • Pemuda itu adalah harimau podium dalam setiap debat.
  • Kata-katanya adalah belati yang menusuk jantungku.

3. Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda mati atau tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan.

Contoh:

  • Angin malam berbisik lembut di telingaku.
  • Awan-awan berarak mengiringi kepergiannya.
  • Bunga-bunga bermekaran menyambut kedatangan musim semi.

4. Majas Alegori

Majas alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau pembelajaran.

Contoh:

  • Hidup ini seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan.
  • Kehidupan adalah sebuah perjalanan panjang. Ada saat-saat kita harus mendaki gunung yang terjal, menyeberangi sungai yang deras, dan melewati padang pasir yang gersang. Namun, di setiap perjalanan ada pelajaran berharga yang bisa kita petik.

5. Majas Asosiasi

Majas asosiasi adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain karena memiliki kesamaan sifat.

Contoh:

  • Wajahnya pucat pasi bagai mayat hidup.
  • Bicaranya pedas bagai cabai rawit.
  • Semangatnya membara bagai api yang tak kunjung padam.

6. Majas Metonimia

Majas metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.

Contoh:

  • Ia sangat menyukai membaca Chairil Anwar. (maksudnya membaca karya-karya Chairil Anwar)
  • Setiap pagi ayah selalu menyeruput Java. (maksudnya kopi merek Java)
  • Seluruh stadion bersorak gembira. (maksudnya penonton di dalam stadion)

7. Majas Sinekdoke

Majas sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk keseluruhan (pars pro toto) atau keseluruhan untuk sebagian (totem pro parte).

Contoh:

  • Pars pro toto: Setiap kepala dikenakan biaya sebesar Rp 50.000. (kepala = orang)
  • Totem pro parte: Indonesia berhasil meraih medali emas di Olimpiade. (Indonesia = atlet Indonesia)

8. Majas Eufemisme

Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang menggunakan ungkapan-ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan-ungkapan yang dirasakan kasar atau tidak sopan.

Contoh:

  • Ayahnya telah berpulang ke rahmatullah. (maksudnya meninggal dunia)
  • Perusahaan itu terpaksa merumahkan sebagian karyawannya. (maksudnya memberhentikan)
  • Maaf, bolehkah saya ke belakang sebentar? (maksudnya ke toilet)

Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berlawanan atau bertentangan dengan kenyataan yang ada. Beberapa jenis majas pertentangan antara lain:

1. Majas Antitesis

Majas antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan paduan kata yang berlawanan arti.

Contoh:

  • Hidup dan mati, suka dan duka, kaya dan miskin adalah bagian dari perjalanan hidup manusia.
  • Dia bekerja siang malam demi mencukupi kebutuhan keluarganya.
  • Besar kecil, tua muda, semua berkumpul di alun-alun kota.

2. Majas Paradoks

Majas paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.

Contoh:

  • Dia merasa kesepian di tengah keramaian kota.
  • Dalam kelemahan, justru kita menemukan kekuatan.
  • Semakin banyak yang kita ketahui, semakin kita sadar betapa sedikitnya pengetahuan kita.

3. Majas Oksimoron

Majas oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.

Contoh:

  • Kehadirannya merupakan ketidakhadiran yang nyata.
  • Dia adalah seorang yang bijaksana dalam kebodohannya.
  • Kesunyian yang memekakkan telinga menyelimuti ruangan itu.

4. Majas Litotes

Majas litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri, sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya.

Contoh:

  • Silakan mampir ke gubuk saya yang sederhana ini. (padahal rumahnya bagus)
  • Hanya ini yang bisa saya persembahkan, mohon diterima apa adanya. (padahal pemberiannya cukup berharga)
  • Saya hanya lulusan SMA biasa, tidak seperti Anda yang sarjana. (padahal dia cukup berprestasi)

5. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.

Contoh:

  • Suaranya menggelegar membelah angkasa.
  • Tubuhnya kurus kering bagai tulang berbalut kulit.
  • Dia menangis hingga air matanya membanjiri lantai.

Majas Penegasan

Majas penegasan adalah gaya bahasa yang bertujuan menegaskan atau menekankan suatu hal. Beberapa jenis majas penegasan antara lain:

1. Majas Repetisi

Majas repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:

  • Berjuang dan terus berjuang, itulah kunci kesuksesan.
  • Aku mencintaimu, mencintaimu setulus hatiku, mencintaimu sepenuh jiwaku.
  • Maju terus, maju terus, pantang mundur!

2. Majas Paralelisme

Majas paralelisme adalah gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama.

Contoh:

  • Baik kaum muda maupun kaum tua, baik laki-laki maupun perempuan, semuanya berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
  • Bukan hanya kecerdasan yang diperlukan untuk sukses, tetapi juga keuletan, kerja keras, dan sikap pantang menyerah.
  • Dia datang, dia lihat, dia menang.

3. Majas Klimaks

Majas klimaks adalah gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya.

Contoh:

  • Setiap pagi dia bangun, bersiap-siap, berangkat kerja, dan berjuang keras demi masa depan keluarganya.
  • Jangankan harta, tenaga, bahkan nyawa pun rela dia korbankan demi negara.
  • Dia bukan hanya seorang siswa teladan, tapi juga atlet berprestasi, dan kini menjadi duta muda Indonesia di kancah internasional.

4. Majas Antiklimaks

Majas antiklimaks adalah gaya bahasa yang berisi gagasan-gagasan yang diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting.

Contoh:

  • Gubernur, walikota, camat, hingga ketua RT hadir dalam acara tersebut.
  • Semua orang panik, berlarian, berteriak, bahkan ada yang hanya bisa terdiam ketika gempa terjadi.
  • Dia rela memberikan nyawa, harta, bahkan waktunya yang berharga untuk proyek amal ini.

5. Majas Retoris

Majas retoris adalah gaya bahasa yang berupa kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Tujuannya adalah untuk memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.

Contoh:

  • Apalagi yang kau harapkan dari pengorbananku?
  • Siapa yang tidak ingin hidup bahagia?
  • Sampai kapan kita harus terus seperti ini?

Majas Sindiran

Majas sindiran adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir atau mengkritik sesuatu. Beberapa jenis majas sindiran antara lain:

1. Majas Ironi

Majas ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan dengan makna sesungguhnya, biasanya dimaksudkan untuk menyindir atau mengejek.

Contoh:

  • Bagus sekali nilaimu, merah semua. (maksudnya nilai jelek)
  • Rapi sekali kamarmu, seperti kapal pecah. (maksudnya kamar berantakan)
  • Hebat benar kau ini, sudah tiga kali tidak naik kelas. (maksudnya mengkritik)

2. Majas Sarkasme

Majas sarkasme adalah gaya bahasa yang mengandung olok-olok atau sindiran pedas dan menyakiti hati.

Contoh:

  • Hei bodoh, apa kau tidak bisa melakukan hal sesederhana ini?
  • Wajahmu seperti monster, pantas saja tidak ada yang mau mendekatimu.
  • Dasar otak udang, pantas saja kau selalu gagal dalam ujian!

3. Majas Sinisme

Majas sinisme adalah gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.

Contoh:

  • Ah, mana mungkin orang sepertimu bisa lulus ujian tanpa menyontek.
  • Tentu saja dia bisa kaya mendadak, pasti ada sesuatu yang tidak beres di balik itu semua.
  • Oh, jadi sekarang kau sudah jadi orang sukses ya? Pasti banyak orang yang kau injak untuk sampai ke posisimu sekarang.

4. Majas Satire

Majas satire adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu, mengandung kritik terhadap kelemahan manusia dengan maksud agar diperbaiki.

Contoh:

  • Negeri ini sungguh hebat, koruptor diberi penghargaan sementara rakyat kecil kelaparan.
  • Luar biasa, di zaman modern ini masih ada orang yang percaya bahwa bumi itu datar.
  • Betapa majunya pendidikan kita, siswa lebih pintar menggunakan gadget daripada membaca buku.

Contoh-Contoh Majas

Untuk lebih memahami penggunaan majas dalam konteks yang lebih luas, mari kita lihat beberapa contoh penggunaan majas dalam kalimat atau paragraf:

1. Majas dalam Puisi

Puisi sering kali menggunakan berbagai jenis majas untuk menciptakan keindahan dan kedalaman makna. Berikut adalah contoh penggunaan majas dalam puisi "Aku" karya Chairil Anwar:

Aku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagi

Dalam puisi ini, kita dapat menemukan beberapa majas:

  • Metafora: "Aku ini binatang jalang" (membandingkan diri penyair dengan binatang liar)
  • Hiperbola: "Aku mau hidup seribu tahun lagi" (melebih-lebihkan keinginan untuk hidup)
  • Personifikasi: "Biar peluru menembus kulitku" (seolah-olah peluru memiliki kemauan sendiri)

2. Majas dalam Prosa

Dalam karya prosa seperti novel atau cerpen, majas sering digunakan untuk membuat narasi lebih hidup dan menarik. Berikut adalah contoh paragraf yang menggunakan beberapa majas:

Senja mulai merambat (personifikasi), menyelimuti kota dengan jubah keemasan (metafora). Lampu-lampu jalan mulai berkedip malu-malu (personifikasi), seolah tak ingin mengganggu keindahan lukisan alam yang terpampang di langit. Di kejauhan, gunung-gunung berdiri angkuh (personifikasi), menjadi saksi bisu (metafora) perjalanan waktu yang tak pernah berhenti. Angin sepoi-sepoi berbisik lembut (personifikasi), membawa aroma nostalgia yang menggelitik ingatan akan masa lalu. Kota ini, dengan segala hiruk pikuknya, kini seakan tertidur lelap (personifikasi), menyimpan sejuta cerita yang siap diungkap esok hari.

3. Majas dalam Pidato

Pidato sering menggunakan majas untuk membuat pesan lebih berkesan dan memotivasi pendengar. Berikut adalah contoh penggunaan majas dalam pidato:

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air,

Hari ini kita berdiri di ambang pintu sejarah yang baru (metafora). Tantangan yang menghadang di depan kita bagaikan gunung yang menjulang tinggi (simile), namun dengan tekad sekuat baja (metafora) dan semangat yang berkobar-kobar (hiperbola), tidak ada yang tidak mungkin kita capai.

Mari kita satukan langkah, satukan tekad, dan satukan hati (paralelisme). Bersama-sama, kita akan membangun negeri ini menjadi mercusuar harapan (metafora) bagi dunia. Jangan biarkan perbedaan memecah belah kita, karena perbedaan adalah pelangi yang mewarnai kehidupan kita (metafora).

Ingatlah, kita adalah anak-anak bangsa yang lahir dari rahim perjuangan (personifikasi). Darah para pahlawan mengalir dalam nadi kita (metafora). Jadi, pantang bagi kita untuk menyerah sebelum mencapai garis finish (metafora).

Marilah kita bergandengan tangan, bahu-membahu (idiom), dan melangkah maju menuju masa depan yang lebih cerah. Karena bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh (peribahasa).

4. Majas dalam Percakapan Sehari-hari

Meskipun kita mungkin tidak menyadarinya, sebenarnya kita sering menggunakan majas dalam percakapan sehari-hari. Berikut beberapa contoh:

  • "Aduh, aku pusing tujuh keliling memikirkan masalah ini." (hiperbola)
  • "Jangan khawatir, masalah ini hanya awan berlalu." (metafora)
  • "Dia itu tangan kanan bosnya." (metonimia)
  • "Kamu ini seperti siput, lambat sekali jalannya." (simile)
  • "Ruangan ini bersih sekali, seperti baru dijilat kucing." (simile dan hiperbola)
  • "Dia itu mulutnya ember, tidak bisa menyimpan rahasia." (metafora)
  • "Jangan buang-buang waktu, waktu adalah uang." (metafora)
  • "Matanya jelalatan ke sana kemari." (personifikasi)
  • "Dia itu otaknya encer, cepat sekali menangkap pelajaran." (metafora)
  • "Ah, kamu ini baru mencicipi asam garam kehidupan." (metafora)

Kesimpulan

Majas atau gaya bahasa merupakan aspek penting dalam bahasa Indonesia yang memperkaya ekspresi dan membuat komunikasi menjadi lebih menarik dan efektif. Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting:

  1. Majas adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa yang khas untuk menciptakan efek tertentu dalam komunikasi.
  2. Terdapat empat kelompok utama majas: perbandingan, pertentangan, penegasan, dan sindiran, masing-masing dengan berbagai sub-jenis yang memiliki karakteristik unik.
  3. Penggunaan majas tidak terbatas pada karya sastra, tetapi juga ditemukan dalam pidato, percakapan sehari-hari, dan berbagai bentuk komunikasi lainnya.
  4. Majas berfungsi untuk memperindah bahasa, menimbulkan kesan emosional, memperkuat makna, menghidupkan gambaran, menciptakan kesan imajinatif, dan menyampaikan kritik atau sindiran secara halus.
  5. Pemahaman dan penggunaan majas yang tepat dapat meningkatkan keterampilan berbahasa dan kemampuan berkomunikasi secara efektif.

Dengan mempelajari dan memahami berbagai jenis majas, kita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan mengekspresikan diri dengan lebih baik. Penggunaan majas yang tepat dapat membuat komunikasi kita menjadi lebih menarik, ekspresif, dan berkesan. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan majas harus disesuaikan dengan konteks dan situasi komunikasi agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar atau pembaca.

Majas bukan hanya alat untuk memperindah bahasa, tetapi juga cerminan kreativitas dan kekayaan budaya dalam berbahasa. Dengan terus mempelajari dan menggunakan majas dalam komunikasi sehari-hari, kita turut melestarikan dan mengembangkan kekayaan bahasa Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya