Pengertian dan Karakteristik Umum Burung Puter
Liputan6.com, Jakarta Burung puter, yang juga dikenal dengan nama ilmiah Streptopelia risoria, merupakan salah satu jenis burung merpati yang populer dipelihara di Indonesia. Burung ini termasuk dalam keluarga Columbidae dan memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dari jenis burung lainnya.
Secara umum, burung puter memiliki tubuh yang ramping dengan panjang sekitar 24-29 cm. Warna bulunya didominasi oleh cokelat muda atau abu-abu, dengan variasi warna yang berbeda tergantung jenisnya. Salah satu ciri khas yang paling mencolok adalah adanya kalung hitam di bagian leher, yang menjadi penanda utama burung ini.
Burung puter dikenal memiliki suara yang merdu dan khas, yang sering disebut sebagai "anggungan". Suara ini menjadi daya tarik utama bagi para pecinta burung untuk memeliharanya. Selain itu, burung puter juga terkenal dengan sifatnya yang jinak dan mudah beradaptasi, membuatnya menjadi pilihan populer sebagai hewan peliharaan.
Advertisement
Habitat alami burung puter meliputi hutan dataran rendah, hutan tropis lembab, dan hutan bakau. Namun, burung ini juga mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan perkotaan, sehingga sering ditemui di taman-taman kota atau pekarangan rumah.
Dalam dunia perburungan, terdapat beberapa jenis burung puter yang populer, di antaranya:
- Puter biasa atau puter lokal
- Puter pelung
- Puter Irak
- Puter putih atau albino
- Puter lumut atau dederuk Jawa
Masing-masing jenis memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri, baik dari segi warna bulu maupun suara yang dihasilkan. Namun, secara umum, ciri-ciri dasar burung puter tetap sama.
Ciri Fisik Burung Puter Jantan
Membedakan burung puter jantan dan betina berdasarkan ciri fisik memang bukan hal yang mudah, terutama bagi pemula. Namun, ada beberapa karakteristik fisik yang dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi burung puter jantan:
- Ukuran tubuh: Burung puter jantan umumnya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan berisi dibandingkan dengan betina. Postur tubuhnya terlihat lebih gagah dan berotot.
- Kepala: Kepala burung puter jantan cenderung lebih besar dan bulat dibandingkan dengan betina. Bagian jambul atau mahkota di kepala juga terlihat lebih menonjol.
- Leher: Burung puter jantan memiliki leher yang lebih tebal dan berisi. Kalung hitam yang menjadi ciri khas burung puter biasanya terlihat lebih tegas dan kontras pada jantan.
- Paruh: Paruh burung puter jantan umumnya lebih besar, tebal, dan kuat dibandingkan dengan betina. Bentuknya juga cenderung lebih melengkung.
- Sayap: Sayap burung puter jantan biasanya lebih panjang dan lebar. Ketika dilipat, ujung sayap hampir mencapai ujung ekor.
- Ekor: Ekor burung puter jantan cenderung lebih panjang dan lebar dibandingkan dengan betina. Bulu-bulu ekor juga terlihat lebih lebat.
- Kaki: Kaki burung puter jantan umumnya lebih besar dan kuat. Jari-jari kaki juga terlihat lebih tebal dan berisi.
Perlu diingat bahwa perbedaan fisik ini tidak selalu mutlak dan dapat bervariasi antar individu. Oleh karena itu, untuk memastikan jenis kelamin burung puter, sebaiknya dilakukan pengamatan yang lebih menyeluruh, termasuk perilaku dan suara yang dihasilkan.
Advertisement
Ciri Perilaku Burung Puter Jantan
Selain ciri fisik, perilaku burung puter jantan juga dapat menjadi indikator yang membantu dalam proses identifikasi. Berikut adalah beberapa ciri perilaku khas burung puter jantan:
- Lebih aktif dan agresif: Burung puter jantan cenderung lebih aktif dan agresif dibandingkan dengan betina. Mereka sering terlihat bergerak-gerak di dalam kandang, terbang dari satu tangkringan ke tangkringan lain, atau mengejar burung lain jika berada dalam satu kandang.
- Sering berkicau: Burung puter jantan lebih sering mengeluarkan suara atau berkicau dibandingkan dengan betina. Suara yang dihasilkan juga lebih keras, panjang, dan bervariasi.
- Perilaku teritorial: Burung puter jantan memiliki sifat teritorial yang kuat. Mereka akan mempertahankan wilayah mereka dan sering terlihat mengusir burung lain yang dianggap sebagai ancaman.
- Ritual kawin: Saat musim kawin tiba, burung puter jantan akan melakukan ritual kawin yang khas. Mereka akan mengembangkan bulu-bulu di sekitar leher, mengeluarkan suara khas, dan melakukan gerakan-gerakan tertentu untuk menarik perhatian betina.
- Perilaku mematuk: Burung puter jantan sering terlihat mematuk-matuk benda di sekitarnya, seperti tangkringan atau dinding kandang. Perilaku ini bisa jadi merupakan bentuk penandaan wilayah atau ekspresi dominasi.
- Lebih berani: Dibandingkan dengan betina, burung puter jantan umumnya lebih berani menghadapi ancaman atau gangguan dari luar. Mereka tidak segan-segan untuk menyerang atau mengusir sumber ancaman.
- Perilaku makan: Burung puter jantan cenderung lebih rakus dalam hal makan. Mereka akan lebih agresif saat berebut makanan dengan burung lain.
Mengamati perilaku-perilaku ini secara konsisten dapat membantu dalam mengidentifikasi jenis kelamin burung puter. Namun, perlu diingat bahwa perilaku ini bisa bervariasi tergantung pada individu burung dan kondisi lingkungannya.
Perbedaan Suara Burung Puter Jantan dan Betina
Salah satu cara paling efektif untuk membedakan burung puter jantan dan betina adalah melalui suara yang dihasilkan. Meskipun kedua jenis kelamin dapat mengeluarkan suara, terdapat perbedaan signifikan dalam karakteristik suara antara jantan dan betina. Berikut adalah penjelasan detail mengenai perbedaan suara tersebut:
Suara Burung Puter Jantan:
- Volume: Burung puter jantan memiliki suara yang lebih keras dan lantang dibandingkan betina. Suara mereka dapat terdengar hingga jarak yang cukup jauh.
- Durasi: Suara yang dihasilkan burung puter jantan umumnya lebih panjang dan berkelanjutan. Mereka dapat berkicau dalam waktu yang lebih lama tanpa jeda.
- Variasi: Burung puter jantan memiliki variasi suara yang lebih beragam. Mereka dapat menghasilkan berbagai nada dan irama dalam satu sesi berkicau.
- Frekuensi: Jantan cenderung lebih sering berkicau dibandingkan betina, terutama saat pagi hari atau menjelang sore.
- Karakter suara: Suara burung puter jantan terdengar lebih tegas, mantap, dan bertenaga. Ada unsur "kekuatan" dalam suara yang dihasilkan.
Suara Burung Puter Betina:
- Volume: Suara burung puter betina umumnya lebih lembut dan tidak sekeras jantan. Suara mereka cenderung lebih halus dan tidak terlalu mencolok.
- Durasi: Betina biasanya mengeluarkan suara dalam durasi yang lebih pendek dibandingkan jantan. Kicauan mereka cenderung terputus-putus atau tidak berkelanjutan.
- Variasi: Suara burung puter betina memiliki variasi yang lebih terbatas. Mereka cenderung mengulang pola suara yang sama.
- Frekuensi: Betina tidak sebering jantan dalam hal berkicau. Mereka lebih jarang mengeluarkan suara, kecuali dalam situasi tertentu seperti saat merasa terancam atau memanggil pasangan.
- Karakter suara: Suara burung puter betina terdengar lebih lembut dan "feminim". Ada unsur kelembutan dalam nada yang dihasilkan.
Penting untuk diingat bahwa perbedaan suara ini mungkin tidak selalu mutlak. Beberapa faktor seperti usia burung, kondisi kesehatan, atau pengaruh lingkungan dapat mempengaruhi karakteristik suara yang dihasilkan. Oleh karena itu, pengamatan suara sebaiknya dilakukan secara berulang dan dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Advertisement
Cara Membedakan Burung Puter Jantan dan Betina
Membedakan burung puter jantan dan betina memang bukan hal yang mudah, terutama bagi pemula. Namun, dengan memperhatikan beberapa aspek secara teliti, kita dapat mengidentifikasi jenis kelamin burung puter dengan lebih akurat. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
-
Pengamatan fisik:
- Perhatikan ukuran tubuh. Jantan umumnya lebih besar dan berisi.
- Amati bentuk kepala. Kepala jantan cenderung lebih besar dan bulat.
- Perhatikan paruh. Paruh jantan biasanya lebih besar dan kuat.
- Lihat panjang dan lebar sayap serta ekor. Jantan memiliki sayap dan ekor yang lebih panjang dan lebar.
-
Analisis perilaku:
- Perhatikan tingkat keaktifan. Jantan cenderung lebih aktif dan agresif.
- Amati frekuensi berkicau. Jantan lebih sering mengeluarkan suara.
- Perhatikan perilaku teritorial. Jantan lebih sering mempertahankan wilayahnya.
- Lihat perilaku saat musim kawin. Jantan akan melakukan ritual kawin yang khas.
-
Penilaian suara:
- Dengarkan volume suara. Suara jantan lebih keras dan lantang.
- Perhatikan durasi kicauan. Jantan berkicau lebih lama dan berkelanjutan.
- Amati variasi suara. Jantan memiliki variasi suara yang lebih beragam.
- Perhatikan karakter suara. Suara jantan terdengar lebih tegas dan bertenaga.
-
Metode tulang supit:
- Pegang burung dengan posisi terlentang.
- Raba bagian tulang supit (dekat anus) dengan jari telunjuk.
- Jika tulang terasa keras dan rapat, kemungkinan besar jantan.
- Jika tulang terasa lunak dan renggang, kemungkinan besar betina.
-
Pengamatan perilaku bertelur:
- Burung puter betina akan bertelur meskipun tanpa kehadiran pejantan.
- Jika burung bertelur, dapat dipastikan bahwa itu adalah betina.
Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu metode yang 100% akurat dalam membedakan burung puter jantan dan betina. Kombinasi dari beberapa metode di atas akan memberikan hasil yang lebih tepat. Jika masih ragu, sebaiknya konsultasikan dengan peternak berpengalaman atau dokter hewan spesialis burung untuk mendapatkan kepastian.
Tips Merawat Burung Puter Jantan
Merawat burung puter jantan memerlukan perhatian khusus agar burung tetap sehat dan dapat berkicau dengan optimal. Berikut adalah beberapa tips penting dalam merawat burung puter jantan:
-
Penyediaan kandang yang sesuai:
- Gunakan kandang yang cukup besar agar burung dapat bergerak leluasa.
- Pastikan kandang memiliki ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara.
- Sediakan beberapa tangkringan dengan ukuran yang sesuai.
- Tempatkan kandang di lokasi yang aman dari predator dan cuaca ekstrem.
-
Pemberian pakan yang berkualitas:
- Berikan pakan utama berupa biji-bijian seperti jewawut, millet, atau canary seed.
- Tambahkan pakan tambahan seperti buah-buahan dan sayuran segar.
- Sediakan grit atau pasir halus untuk membantu pencernaan.
- Berikan suplemen vitamin dan mineral secara berkala.
-
Perawatan kebersihan:
- Bersihkan kandang secara rutin, minimal seminggu sekali.
- Ganti air minum setiap hari dan pastikan tempat minum selalu bersih.
- Bersihkan kotoran burung secara teratur untuk mencegah penyakit.
- Lakukan pemandian burung secara berkala, sekitar 2-3 kali seminggu.
-
Perawatan kesehatan:
- Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter hewan, minimal 6 bulan sekali.
- Perhatikan tanda-tanda penyakit seperti perubahan perilaku atau nafsu makan.
- Berikan obat cacing secara berkala sesuai anjuran dokter hewan.
- Isolasi burung yang sakit untuk mencegah penularan penyakit.
-
Pelatihan dan stimulasi:
- Berikan pelatihan suara secara teratur untuk meningkatkan kualitas kicauan.
- Sediakan mainan atau objek yang dapat menstimulasi aktivitas burung.
- Ajak burung berinteraksi secara rutin untuk meningkatkan kejinakannya.
- Berikan waktu untuk burung berjemur di pagi hari, sekitar 1-2 jam.
Dengan menerapkan tips-tips di atas secara konsisten, Anda dapat memastikan burung puter jantan Anda tetap sehat, aktif, dan menghasilkan kicauan yang optimal. Ingatlah bahwa setiap burung memiliki karakteristik unik, sehingga perawatan mungkin perlu disesuaikan dengan kebutuhan individu burung Anda.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Burung Puter Jantan
Dalam dunia perburungan, terdapat berbagai mitos yang beredar seputar burung puter, khususnya yang berkaitan dengan burung puter jantan. Beberapa mitos ini telah lama dipercaya oleh masyarakat, namun tidak semuanya memiliki dasar ilmiah yang kuat. Mari kita bahas beberapa mitos umum beserta faktanya:
Mitos 1: Burung puter jantan selalu lebih besar dari betina
Fakta: Meskipun secara umum burung puter jantan cenderung lebih besar, hal ini tidak selalu berlaku untuk semua individu. Faktor seperti genetik, nutrisi, dan lingkungan dapat mempengaruhi ukuran tubuh burung, sehingga ada kalanya betina bisa lebih besar dari jantan.
Mitos 2: Hanya burung puter jantan yang bisa berkicau merdu
Fakta: Meskipun burung puter jantan memang cenderung memiliki suara yang lebih keras dan bervariasi, burung puter betina juga bisa menghasilkan suara yang merdu. Perbedaannya terletak pada volume dan frekuensi berkicau, di mana jantan biasanya lebih sering dan lebih keras.
Mitos 3: Burung puter jantan tidak bisa hidup berdampingan dengan jantan lain
Fakta: Meskipun burung puter jantan memang cenderung teritorial, dengan penanganan yang tepat, beberapa jantan bisa hidup berdampingan dalam satu kandang besar. Kuncinya adalah menyediakan ruang yang cukup dan memastikan sumber daya (makanan, air, tangkringan) tersedia dalam jumlah yang memadai.
Mitos 4: Burung puter jantan yang sering berkicau pasti sehat
Fakta: Meskipun kicauan yang sering bisa menjadi indikator kesehatan yang baik, hal ini tidak selalu benar. Beberapa burung yang sakit justru bisa berkicau lebih sering sebagai bentuk respons terhadap rasa tidak nyaman. Penting untuk memperhatikan indikator kesehatan lainnya seperti nafsu makan, aktivitas, dan kondisi fisik secara keseluruhan.
Mitos 5: Burung puter jantan tidak memerlukan pasangan untuk berkembang biak
Fakta: Burung puter jantan, seperti halnya burung lainnya, memerlukan pasangan betina untuk berkembang biak. Meskipun jantan bisa menunjukkan perilaku kawin tanpa kehadiran betina, proses reproduksi yang sebenarnya hanya bisa terjadi dengan adanya pasangan.
Mitos 6: Burung puter jantan yang bagus pasti memiliki kalung hitam yang tebal
Fakta: Meskipun kalung hitam memang menjadi ciri khas burung puter, ketebalan kalung tidak selalu menentukan kualitas burung. Faktor-faktor seperti suara, postur tubuh, dan kesehatan secara keseluruhan lebih penting dalam menentukan kualitas burung puter jantan.
Mitos 7: Burung puter jantan tidak bisa dilatih
Fakta: Burung puter jantan, seperti halnya burung lainnya, bisa dilatih dengan metode yang tepat. Meskipun mungkin tidak sefleksibel burung jenis lain dalam hal pelatihan, burung puter jantan bisa diajarkan beberapa perilaku dasar dan bahkan bisa dilatih untuk meningkatkan kualitas kicauannya.
Memahami fakta di balik mitos-mitos ini penting bagi para pecinta burung puter. Dengan pengetahuan yang benar, kita dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan menikmati keindahan burung puter jantan tanpa terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat.
Pertanyaan Umum Seputar Burung Puter Jantan
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar burung puter jantan beserta jawabannya:
1. Kapan burung puter jantan mulai berkicau?
Burung puter jantan umumnya mulai berkicau secara konsisten saat memasuki usia 3-4 bulan. Namun, beberapa individu mungkin mulai lebih awal atau lebih lambat tergantung pada faktor genetik dan lingkungan.
2. Apakah burung puter jantan bisa dipelihara sendirian?
Ya, burung puter jantan bisa dipelihara sendirian. Namun, mereka adalah makhluk sosial yang akan lebih bahagia jika memiliki pasangan atau teman sesama jenis dalam kandang yang cukup besar.
3. Berapa lama masa hidup burung puter jantan?
Dengan perawatan yang baik, burung puter jantan bisa hidup hingga 10-15 tahun. Beberapa individu bahkan dilaporkan bisa mencapai usia 20 tahun.
4. Apakah burung puter jantan bisa dilatih untuk lomba?
Ya, burung puter jantan bisa dilatih untuk mengikuti lomba kicau. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua individu memiliki bakat atau kualitas suara yang cocok untuk kompetisi.
5. Bagaimana cara meningkatkan kualitas suara burung puter jantan?
Kualitas suara dapat ditingkatkan melalui perawatan yang baik, pemberian pakan berkualitas, pelatihan rutin, dan pemaparan terhadap suara-suara burung puter berkualitas lainnya.
6. Apakah burung puter jantan bisa berubah menjadi betina?
Tidak, jenis kelamin burung puter sudah ditentukan sejak lahir dan tidak bisa berubah. Jika terjadi kesalahan identifikasi, itu berarti penentuan jenis kelamin awal yang kurang akurat.
7. Mengapa burung puter jantan saya tidak mau berkicau?
Ada beberapa alasan mengapa burung puter jantan tidak mau berkicau, antara lain: stress, sakit, kurang stimulasi, atau mungkin karena faktor genetik. Jika masalah berlanjut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter hewan.
8. Apakah burung puter jantan bisa dikawinkan dengan jenis burung lain?
Secara umum, tidak disarankan untuk mengawinkan burung puter dengan jenis burung lain. Meskipun mungkin terjadi perkawinan antar spesies yang mirip, hasilnya seringkali tidak fertil atau memiliki masalah kesehatan.
9. Berapa kali sehari burung puter jantan harus diberi makan?
Burung puter jantan sebaiknya diberi makan 2-3 kali sehari. Pastikan selalu tersedia air bersih dan ganti makanan yang tidak dimakan untuk mencegah pembusukan.
10. Apakah burung puter jantan bisa mengenali pemiliknya?
Ya, dengan interaksi yang rutin, burung puter jantan bisa mengenali pemiliknya. Mereka bisa merespons suara atau kehadiran pemilik yang sudah familiar.
Memahami jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum ini dapat membantu pemilik burung puter jantan dalam memberikan perawatan yang lebih baik dan menikmati keindahan burung kesayangan mereka.
Advertisement
Kesimpulan
Memahami ciri-ciri burung puter jantan merupakan aspek penting bagi para pecinta burung, terutama mereka yang ingin memelihara atau beternak burung puter. Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa poin kunci:
- Burung puter jantan umumnya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar, kepala yang lebih bulat, dan paruh yang lebih kuat dibandingkan betina.
- Perilaku burung puter jantan cenderung lebih aktif, agresif, dan teritorial.
- Suara burung puter jantan lebih keras, bervariasi, dan memiliki durasi yang lebih panjang dibandingkan betina.
- Metode tulang supit dan pengamatan perilaku bertelur dapat membantu dalam identifikasi jenis kelamin.
- Perawatan yang tepat, meliputi penyediaan kandang yang sesuai, pakan berkualitas, dan perawatan kesehatan rutin, sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kualitas suara burung puter jantan.
- Beberapa mitos seputar burung puter jantan perlu diklarifikasi dengan fakta ilmiah untuk perawatan yang lebih baik.
Penting untuk diingat bahwa setiap burung puter jantan memiliki karakteristik individu yang unik. Oleh karena itu, pengamatan yang teliti dan konsisten sangat diperlukan untuk memahami dan merawat burung dengan baik. Dengan pengetahuan yang tepat dan perawatan yang sesuai, memelihara burung puter jantan dapat menjadi hobi yang menyenangkan dan bermanfaat.
Bagi mereka yang tertarik untuk memulai hobi memelihara burung puter, disarankan untuk belajar lebih lanjut dari sumber-sumber terpercaya, berkonsultasi dengan peternak berpengalaman, dan tidak ragu untuk meminta saran dari dokter hewan spesialis burung. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa burung puter jantan yang kita pelihara dapat tumbuh sehat, menghasilkan kicauan yang merdu, dan menjadi teman yang menyenangkan di rumah kita.
