6 Tujuan Pernikahan dalam Islam, Pahami Persiapan dan Tantangannya

Pelajari tujuan pernikahan yang sebenarnya menurut ajaran Islam. Artikel ini membahas makna, manfaat, dan tips mewujudkan pernikahan yang sakinah.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Des 2024, 13:14 WIB
Diterbitkan 13 Des 2024, 13:14 WIB
tujuan pernikahan
Pasangan suami istri ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan dalam Islam memiliki makna yang sangat mendalam dan mulia. Secara bahasa, pernikahan atau nikah berasal dari kata Arab "an-nikah" yang berarti berkumpul, bersatu, dan berhubungan. Sedangkan secara istilah syariat, pernikahan adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

Para ulama mazhab memiliki definisi yang sedikit berbeda namun intinya sama, yaitu:

  • Imam Maliki: Akad yang menjadikan halal hubungan seksual dengan perempuan yang bukan mahram, budak, atau penyembah berhala
  • Imam Hanafi: Akad yang memberikan hak kepemilikan untuk bersenang-senang secara sengaja
  • Imam Syafi'i: Akad yang mengandung kebolehan melakukan hubungan suami istri dengan lafaz nikah/kawin atau yang semakna
  • Imam Hambali: Akad yang menggunakan lafaz nikah atau tazwij untuk membolehkan manfaat bersenang-senang dengan wanita

Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernikahan dalam Islam adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Pernikahan bukan sekadar penyaluran hasrat biologis, tapi memiliki dimensi ibadah dan sosial yang sangat penting.

Makna pernikahan dalam Islam sangat luas dan dalam, mencakup aspek spiritual, psikologis, sosial, dan biologis. Beberapa makna penting pernikahan antara lain:

  • Ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT
  • Penyempurnaan separuh agama
  • Perwujudan fitrah manusia untuk hidup berpasangan
  • Sarana mendapatkan ketenangan jiwa dan kebahagiaan
  • Pembentukan keluarga dan keturunan yang sah
  • Pemenuhan kebutuhan biologis secara halal
  • Pembinaan masyarakat yang harmonis

Tujuan Utama Pernikahan Menurut Ajaran Islam

Dalam ajaran Islam, pernikahan memiliki beberapa tujuan utama yang sangat mulia. Memahami tujuan-tujuan ini penting agar pasangan dapat menjalani kehidupan pernikahan dengan lebih baik dan penuh makna. Berikut adalah tujuan utama pernikahan menurut Islam:

1. Menjalankan Perintah Allah SWT

Tujuan pertama dan paling utama dari pernikahan adalah untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Dalam Al-Quran Surat An-Nur ayat 32, Allah berfirman yang artinya: "Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan..."

Dengan menikah, seorang muslim telah menjalankan perintah Allah dan akan mendapatkan pahala serta keberkahan. Pernikahan juga menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan ibadah kepada Allah SWT.

2. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW

Menikah juga merupakan sunnah Rasulullah SAW yang sangat dianjurkan. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku maka ia bukan dari golonganku." (HR. Ibnu Majah)

Dengan menikah, seorang muslim telah mengikuti dan menghidupkan sunnah Rasulullah. Ini akan mendatangkan kecintaan Allah dan syafaat Rasulullah di akhirat kelak.

3. Menyempurnakan Separuh Agama

Pernikahan dipandang dapat menyempurnakan separuh agama seseorang. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW: "Barangsiapa menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara separuhnya lagi." (HR. Baihaqi)

Dengan menikah, seseorang telah melengkapi separuh keimanannya dan diharapkan dapat lebih mudah menjaga diri dari perbuatan maksiat.

4. Memperoleh Ketenangan Jiwa

Salah satu tujuan utama pernikahan adalah untuk memperoleh ketenangan jiwa (sakinah). Allah SWT berfirman dalam Surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang..."

Melalui pernikahan, pasangan diharapkan dapat saling memberi ketenangan, cinta kasih, dan kebahagiaan.

5. Menjaga Kesucian Diri

Pernikahan menjadi sarana untuk menjaga kesucian diri dan menghindari perbuatan zina. Nabi SAW bersabda: "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan..." (HR. Bukhari & Muslim)

Dengan menikah, seseorang dapat menyalurkan kebutuhan biologisnya secara halal dan terhindar dari perbuatan maksiat.

6. Memperoleh Keturunan yang Shalih

Salah satu tujuan penting pernikahan adalah untuk memperoleh keturunan yang shalih. Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 72 yang artinya: "Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu..."

Melalui pernikahan yang sah, diharapkan akan lahir generasi penerus yang shalih dan shalihah yang dapat meneruskan dakwah Islam.

Dengan memahami dan menghayati tujuan-tujuan mulia pernikahan ini, diharapkan pasangan dapat menjalani kehidupan rumah tangga dengan lebih baik sesuai tuntunan agama. Pernikahan bukan sekadar penyaluran hasrat, tapi memiliki dimensi ibadah dan sosial yang sangat penting.

Manfaat Pernikahan bagi Individu dan Masyarakat

Pernikahan membawa banyak manfaat positif, baik bagi individu yang menikah maupun bagi masyarakat secara luas. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari pernikahan:

Manfaat bagi Individu:

  • Pemenuhan kebutuhan biologis secara halal - Pernikahan menjadi sarana penyaluran hasrat seksual yang dibenarkan agama, sehingga terhindar dari perbuatan zina.
  • Ketenangan jiwa dan emosional - Memiliki pasangan hidup dapat memberikan ketenangan batin dan dukungan emosional.
  • Berbagi tanggung jawab - Suami istri dapat saling membantu dan berbagi tanggung jawab dalam menjalani kehidupan.
  • Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang - Pernikahan memenuhi kebutuhan dasar manusia akan cinta dan kasih sayang.
  • Memiliki keturunan yang sah - Melalui pernikahan, seseorang dapat memperoleh keturunan secara sah dan terhormat.
  • Peningkatan ibadah - Banyak amalan dalam rumah tangga yang bernilai ibadah jika diniatkan dengan benar.
  • Perlindungan dari fitnah - Menikah dapat melindungi seseorang dari fitnah dan prasangka buruk masyarakat.

Manfaat bagi Masyarakat:

  • Memelihara keturunan manusia - Pernikahan menjamin keberlangsungan generasi manusia secara sah.
  • Menjaga moral dan akhlak masyarakat - Pernikahan mencegah perzinaan dan kekacauan moral dalam masyarakat.
  • Mempererat hubungan antar keluarga - Pernikahan menyatukan dua keluarga besar dan memperluas jaringan sosial.
  • Pembentukan unit terkecil masyarakat - Keluarga menjadi fondasi penting bagi terbentuknya masyarakat yang kuat.
  • Peningkatan produktivitas - Individu yang menikah cenderung lebih produktif dan berkontribusi bagi masyarakat.
  • Stabilitas sosial - Masyarakat dengan tingkat pernikahan yang tinggi cenderung lebih stabil secara sosial.
  • Penurunan tingkat kriminalitas - Pernikahan dapat mengurangi tingkat kejahatan terkait seksual dan kekerasan.

Dengan banyaknya manfaat positif ini, pernikahan menjadi institusi yang sangat penting bagi kesejahteraan individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan pernikahan bagi yang telah mampu.

Persiapan Menuju Pernikahan yang Sakinah

Untuk mewujudkan pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah sesuai tujuan Islam, diperlukan persiapan yang matang dari kedua calon pengantin. Berikut adalah beberapa aspek penting yang perlu dipersiapkan:

1. Persiapan Mental dan Spiritual

  • Memantapkan niat menikah karena Allah SWT
  • Meningkatkan pemahaman agama dan ibadah
  • Memperbaiki akhlak dan kepribadian
  • Membangun kesiapan mental untuk berumah tangga
  • Berdoa memohon bimbingan dan kemudahan dari Allah

2. Persiapan Ilmu dan Wawasan

  • Mempelajari fiqih pernikahan dan keluarga
  • Memahami hak dan kewajiban suami istri
  • Belajar keterampilan komunikasi efektif
  • Menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
  • Mempelajari cara mengelola keuangan keluarga

3. Persiapan Fisik dan Kesehatan

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah
  • Menjaga pola makan dan olahraga teratur
  • Menghindari kebiasaan buruk yang merusak kesehatan
  • Merawat kebersihan dan penampilan diri
  • Mempersiapkan kesehatan reproduksi

4. Persiapan Finansial

  • Menyiapkan biaya untuk mahar dan walimah
  • Merencanakan anggaran rumah tangga
  • Mempersiapkan tempat tinggal
  • Menabung untuk kebutuhan masa depan
  • Memiliki sumber penghasilan yang halal

5. Persiapan Sosial

  • Meminta restu dan doa orang tua
  • Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
  • Menjalin komunikasi yang baik dengan calon pasangan
  • Mengenal keluarga besar calon pasangan
  • Memilih wali dan saksi pernikahan

6. Persiapan Administratif

  • Mengurus surat-surat untuk pencatatan nikah
  • Mendaftar kursus pra nikah di KUA
  • Mempersiapkan dokumen identitas diri
  • Mengurus izin menikah jika diperlukan
  • Merencanakan prosesi akad nikah dan walimah

Dengan persiapan yang matang di berbagai aspek ini, diharapkan calon pengantin akan lebih siap menjalani kehidupan pernikahan. Persiapan yang baik akan membantu mewujudkan tujuan pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah sesuai tuntunan Islam.

Tantangan dalam Mewujudkan Tujuan Pernikahan

Meskipun pernikahan memiliki tujuan yang mulia, dalam praktiknya pasangan sering menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkannya. Beberapa tantangan umum yang perlu diwaspadai antara lain:

1. Perbedaan Karakter dan Kebiasaan

Setiap individu memiliki karakter, kebiasaan, dan latar belakang yang berbeda. Perbedaan ini bisa menimbulkan gesekan jika tidak disikapi dengan bijak. Diperlukan kesabaran, toleransi, dan komunikasi yang baik untuk menyatukan dua pribadi yang berbeda.

2. Masalah Ekonomi

Kesulitan finansial sering menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidup, perbedaan gaya hidup, atau pengelolaan keuangan yang buruk dapat mengganggu keharmonisan keluarga. Perencanaan keuangan yang baik sangat diperlukan.

3. Kurangnya Komunikasi

Komunikasi yang tidak efektif atau kurangnya keterbukaan dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik. Pasangan perlu membangun komunikasi yang sehat dan rutin untuk menjaga keharmonisan hubungan.

4. Campur Tangan Pihak Ketiga

Intervensi berlebihan dari keluarga besar, teman, atau pihak lain dapat mengganggu hubungan suami istri. Pasangan perlu menjaga batas-batas privasi dan mengelola hubungan dengan pihak luar secara bijak.

5. Perbedaan Prinsip dan Nilai

Perbedaan cara pandang, prinsip hidup, atau nilai-nilai yang dianut dapat menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan baik. Diperlukan sikap saling menghargai dan mencari titik temu.

6. Kurangnya Komitmen

Tanpa komitmen yang kuat untuk mempertahankan pernikahan, pasangan akan mudah menyerah saat menghadapi masalah. Perlu kesadaran bahwa pernikahan adalah ikatan seumur hidup yang harus terus diperjuangkan.

7. Masalah Keintiman

Ketidakpuasan dalam hubungan intim atau kurangnya kedekatan emosional dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga. Pasangan perlu membangun keintiman fisik dan emosional secara seimbang.

8. Kesibukan dan Kurangnya Quality Time

Rutinitas dan kesibukan seringkali membuat pasangan kurang meluangkan waktu berkualitas bersama. Ini dapat mengikis kedekatan dan menimbulkan rasa terabaikan.

9. Perubahan Fase Kehidupan

Setiap fase kehidupan (seperti kelahiran anak, perubahan karir, atau masa pensiun) membawa tantangan baru yang perlu diadaptasi bersama.

10. Godaan dan Ujian Kesetiaan

Godaan untuk berselingkuh atau berkurangnya kesetiaan dapat mengancam keutuhan rumah tangga. Diperlukan komitmen kuat untuk tetap setia pada pasangan.

Menghadapi tantangan-tantangan ini membutuhkan kesabaran, pengertian, dan kerja sama dari kedua belah pihak. Pasangan perlu terus menguatkan fondasi pernikahan dengan meningkatkan keimanan, komunikasi yang baik, dan komitmen untuk terus berjuang bersama. Dengan demikian, tujuan pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah dapat terwujud meskipun menghadapi berbagai rintangan.

Tips Mewujudkan Pernikahan yang Sakinah

Untuk mewujudkan pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah sesuai tujuan Islam, diperlukan usaha dan komitmen dari kedua pasangan. Berikut beberapa tips praktis yang dapat diterapkan:

1. Perkuat Fondasi Keimanan

  • Jadikan Allah SWT sebagai tujuan utama dalam berumah tangga
  • Rajin beribadah dan berdoa bersama
  • Pelajari dan amalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
  • Saling mengingatkan dalam kebaikan

2. Bangun Komunikasi yang Efektif

  • Luangkan waktu untuk berbincang setiap hari
  • Dengarkan pasangan dengan penuh perhatian
  • Ungkapkan perasaan dan kebutuhan dengan jujur dan santun
  • Hindari kata-kata kasar atau menyakitkan

3. Tumbuhkan Sikap Saling Menghargai

  • Hargai perbedaan karakter dan kebiasaan pasangan
  • Berikan pujian dan apresiasi atas hal-hal baik yang dilakukan pasangan
  • Hormati privasi dan ruang personal pasangan
  • Jangan membandingkan pasangan dengan orang lain

4. Penuhi Hak dan Kewajiban

  • Pahami dan laksanakan hak dan kewajiban suami istri sesuai syariat
  • Bersikap adil dan bijaksana dalam pembagian tugas rumah tangga
  • Saling membantu dan mendukung dalam menjalankan peran masing-masing

5. Kelola Konflik dengan Bijak

  • Hadapi masalah dengan kepala dingin, hindari emosi berlebihan
  • Fokus pada penyelesaian masalah, bukan mencari kesalahan
  • Bersedia untuk saling memaafkan dan introspeksi diri
  • Jika perlu, minta bantuan mediator atau konselor pernikahan

6. Jaga Keharmonisan Hubungan Intim

  • Penuhi kebutuhan biologis pasangan dengan penuh kasih sayang
  • Jaga kebersihan dan penampilan diri
  • Ciptakan suasana romantis dan intim secara berkala
  • Komunikasikan kebutuhan dan keinginan secara terbuka

7. Kelola Keuangan dengan Baik

  • Buat perencanaan keuangan bersama
  • Terbuka dalam hal pendapatan dan pengeluaran
  • Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan
  • Sisihkan untuk tabungan dan sedekah

8. Luangkan Waktu Berkualitas

  • Jadwalkan waktu khusus untuk berdua tanpa gangguan
  • Lakukan hobi atau aktivitas yang disukai bersama
  • Rencanakan liburan atau rekreasi secara berkala
  • Rayakan momen-momen spesial bersama

9. Jaga Hubungan Baik dengan Keluarga Besar

  • Hormati dan sayangi mertua seperti orang tua sendiri
  • Jaga komunikasi yang baik dengan keluarga besar kedua belah pihak
  • Libatkan keluarga besar dalam momen-momen penting
  • Jaga batas privasi rumah tangga sendiri

10. Terus Belajar dan Berkembang

  • Ikuti kajian atau seminar tentang pernikahan
  • Baca buku-buku tentang kehidupan rumah tangga
  • Belajar dari pengalaman pasangan lain yang sukses
  • Evaluasi dan perbaiki diri secara berkala

Dengan menerapkan tips-tips ini secara konsisten, diharapkan pasangan dapat mewujudkan pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah sesuai tujuan Islam. Ingatlah bahwa membangun rumah tangga yang harmonis adalah proses seumur hidup yang membutuhkan kesabaran, pengorbanan, dan komitmen dari kedua belah pihak.

Kesimpulan

Pernikahan dalam Islam memiliki tujuan yang sangat mulia dan mendalam. Lebih dari sekadar ikatan formal atau pemenuhan kebutuhan biologis, pernikahan merupakan ibadah dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tujuan utama pernikahan mencakup pelaksanaan perintah Allah, mengikuti sunnah Rasulullah, menyempurnakan separuh agama, memperoleh ketenangan jiwa, menjaga kesucian diri, dan memperoleh keturunan yang shalih.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan mulia ini, diperlukan persiapan yang matang dari berbagai aspek, mulai dari mental, spiritual, ilmu, kesehatan, finansial, hingga administratif. Pasangan juga perlu memahami dan siap menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul dalam kehidupan berumah tangga.

Kunci utama dalam mewujudkan pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah dengan menjadikan Allah SWT sebagai tujuan utama, membangun komunikasi yang efektif, saling menghargai, memenuhi hak dan kewajiban, serta terus belajar dan berkembang bersama. Dengan demikian, pernikahan tidak hanya menjadi sumber kebahagiaan di dunia, tetapi juga menjadi investasi untuk kebahagiaan di akhirat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya