Apa Itu Pneumonia? Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Kenali gejala, penyebab dan cara mencegahnya di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Des 2024, 16:20 WIB
Diterbitkan 16 Des 2024, 16:20 WIB
apa itu pneumonia
Mengalami pneumonia ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta - Pneumonia merupakan infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung-kantung udara di paru-paru. Kondisi ini menyebabkan kantung udara atau alveoli terisi oleh cairan atau nanah, sehingga menghambat proses pertukaran oksigen dan menyulitkan pernapasan. Pneumonia dapat menyerang salah satu atau kedua paru-paru.

Penyakit ini dikenal juga dengan istilah paru-paru basah. Pneumonia dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat, tergantung pada penyebab, usia, dan kondisi kesehatan penderitanya. Meskipun dapat menyerang siapa saja, pneumonia lebih berisiko terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa berusia di atas 65 tahun.

Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa pada tahun 2019, sebanyak 740.180 anak-anak meninggal akibat pneumonia. Di Indonesia sendiri, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit dengan jumlah kasus terbanyak berdasarkan data Kementerian Kesehatan.

Penyebab Pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, terutama:

1. Bakteri

Bakteri merupakan penyebab utama pneumonia pada orang dewasa. Beberapa jenis bakteri yang sering menyebabkan pneumonia antara lain:

  • Streptococcus pneumoniae (pneumokokus)
  • Haemophilus influenzae
  • Mycoplasma pneumoniae
  • Legionella pneumophila
  • Staphylococcus aureus

Bakteri pneumokokus merupakan penyebab paling umum pneumonia bakteri. Bakteri ini dapat hidup di saluran pernapasan bagian atas tanpa menimbulkan gejala. Namun pada kondisi tertentu, bakteri dapat berkembang dan menyebabkan infeksi.

2. Virus

Virus merupakan penyebab utama pneumonia pada anak-anak. Beberapa virus yang dapat menyebabkan pneumonia antara lain:

  • Virus influenza
  • Respiratory syncytial virus (RSV)
  • SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19)
  • Virus parainfluenza
  • Adenovirus

Pneumonia virus umumnya lebih ringan dibandingkan pneumonia bakteri. Namun pada kasus tertentu seperti COVID-19, pneumonia virus juga dapat menimbulkan gejala berat.

3. Jamur

Pneumonia yang disebabkan jamur lebih jarang terjadi dan biasanya menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa jenis jamur yang dapat menyebabkan pneumonia antara lain:

  • Pneumocystis jirovecii
  • Cryptococcus
  • Histoplasma
  • Aspergillus

Selain mikroorganisme di atas, pneumonia juga dapat disebabkan oleh aspirasi atau masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam paru-paru. Hal ini sering terjadi pada orang yang mengalami gangguan menelan atau kesadaran.

Faktor Risiko Pneumonia

Meskipun pneumonia dapat menyerang siapa saja, beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit ini, antara lain:

  • Anak-anak di bawah usia 2 tahun
  • Orang dewasa berusia di atas 65 tahun
  • Penderita penyakit kronis seperti asma, PPOK, diabetes, atau penyakit jantung
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS atau pasien kemoterapi
  • Perokok aktif maupun pasif
  • Orang yang baru menjalani operasi atau perawatan di rumah sakit
  • Orang yang menggunakan ventilator atau alat bantu pernapasan
  • Orang dengan gizi buruk atau kekurangan nutrisi

Selain itu, faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko pneumonia, seperti:

  • Tinggal di lingkungan yang padat atau tidak bersih
  • Terpapar polusi udara atau zat kimia berbahaya
  • Udara dingin dan kering

Gejala Pneumonia

Gejala pneumonia dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada penyebab, usia, dan kondisi kesehatan penderita. Beberapa gejala umum pneumonia antara lain:

  • Batuk berdahak atau berdarah
  • Demam tinggi, menggigil, dan berkeringat
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Kelelahan dan lemas
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan sendi

Pada anak-anak, gejala pneumonia dapat berbeda dan meliputi:

  • Napas cepat dan dangkal
  • Batuk
  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan
  • Rewel dan gelisah
  • Suara mengi saat bernapas

Pada orang tua, gejala pneumonia dapat lebih tidak spesifik seperti:

  • Kebingungan atau perubahan kesadaran
  • Penurunan suhu tubuh
  • Kelelahan ekstrem

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala di atas, terutama jika disertai kesulitan bernapas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Diagnosis Pneumonia

Untuk mendiagnosis pneumonia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, antara lain:

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik meliputi:

  • Mengukur tanda-tanda vital seperti suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernapasan
  • Mendengarkan suara napas menggunakan stetoskop
  • Memeriksa saturasi oksigen menggunakan oksimeter

2. Pemeriksaan Penunjang

Untuk memastikan diagnosis dan menentukan penyebab pneumonia, dokter dapat merekomendasikan beberapa pemeriksaan penunjang seperti:

  • Rontgen dada: untuk melihat gambaran infiltrat atau cairan di paru-paru
  • CT scan dada: memberikan gambaran lebih detail jika diperlukan
  • Pemeriksaan darah: untuk melihat tanda-tanda infeksi dan menentukan penyebabnya
  • Kultur sputum: untuk mengidentifikasi bakteri penyebab pneumonia
  • Tes urine: untuk mendeteksi bakteri penyebab pneumonia tertentu
  • Bronkoskopi: jika diperlukan, untuk melihat kondisi saluran napas secara langsung

Hasil pemeriksaan ini akan membantu dokter menentukan jenis pneumonia, tingkat keparahannya, dan pengobatan yang tepat.

Pengobatan Pneumonia

Pengobatan pneumonia bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, dan mencegah komplikasi. Jenis pengobatan yang diberikan tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, dan kondisi umum pasien.

1. Pengobatan di Rumah

Untuk kasus pneumonia ringan hingga sedang, pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan:

  • Antibiotik: jika penyebabnya adalah bakteri
  • Obat antivirus: untuk pneumonia yang disebabkan virus tertentu
  • Obat pereda nyeri dan penurun demam seperti paracetamol
  • Obat batuk untuk meredakan batuk
  • Istirahat yang cukup
  • Minum air putih yang banyak untuk mencegah dehidrasi

2. Pengobatan di Rumah Sakit

Untuk kasus pneumonia berat atau pada pasien dengan risiko tinggi, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan. Pengobatan di rumah sakit dapat meliputi:

  • Pemberian antibiotik atau antivirus melalui infus
  • Terapi oksigen
  • Cairan intravena untuk mencegah dehidrasi
  • Fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan dahak
  • Ventilasi mekanis jika terjadi gagal napas

3. Pengobatan Suportif

Selain pengobatan utama, beberapa tindakan suportif dapat membantu pemulihan, seperti:

  • Posisi semi-fowler (setengah duduk) untuk memudahkan pernapasan
  • Nebulizer untuk mengencerkan dahak
  • Pemberian nutrisi yang cukup
  • Rehabilitasi paru jika diperlukan

Penting untuk mengikuti instruksi dokter dan menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan, terutama antibiotik, meskipun gejala sudah membaik. Hal ini untuk mencegah kekambuhan dan resistensi antibiotik.

Pencegahan Pneumonia

Pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

1. Vaksinasi

Vaksinasi merupakan cara efektif untuk mencegah pneumonia, terutama yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus dan virus influenza. Beberapa vaksin yang direkomendasikan:

  • Vaksin pneumokokus: untuk mencegah infeksi pneumokokus
  • Vaksin influenza: diberikan setiap tahun untuk mencegah flu yang dapat berkembang menjadi pneumonia
  • Vaksin Hib: untuk mencegah infeksi Haemophilus influenzae tipe b
  • Vaksin pertusis: untuk mencegah batuk rejan yang dapat meningkatkan risiko pneumonia

2. Menjaga Kebersihan dan Higiene

Praktik kebersihan yang baik dapat membantu mencegah penyebaran infeksi:

  • Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir
  • Menggunakan hand sanitizer jika tidak ada air dan sabun
  • Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
  • Membuang tisu bekas pakai dengan benar
  • Menghindari menyentuh wajah, terutama mulut dan hidung, dengan tangan yang belum dicuci

3. Gaya Hidup Sehat

Menjaga kesehatan umum dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi:

  • Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Berolahraga secara teratur
  • Istirahat yang cukup
  • Mengelola stres dengan baik

4. Mengelola Kondisi Kesehatan

Bagi penderita penyakit kronis, penting untuk:

  • Mengontrol penyakit dengan baik, misalnya diabetes atau asma
  • Rutin memeriksakan kesehatan ke dokter
  • Mengikuti anjuran dokter dalam pengobatan

5. Menjaga Lingkungan

Lingkungan yang sehat dapat mengurangi risiko pneumonia:

  • Menjaga sirkulasi udara yang baik di rumah atau tempat kerja
  • Mengurangi polusi udara dalam ruangan
  • Membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh

Komplikasi Pneumonia

Jika tidak ditangani dengan baik, pneumonia dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius, antara lain:

  • Efusi pleura: penumpukan cairan di selaput yang membungkus paru-paru
  • Empiema: penumpukan nanah di rongga pleura
  • Abses paru: pembentukan kantong berisi nanah di paru-paru
  • Bakteremia: penyebaran bakteri ke aliran darah
  • Sepsis: reaksi inflamasi sistemik yang dapat mengancam nyawa
  • Gagal napas: ketidakmampuan paru-paru untuk memasok oksigen yang cukup
  • Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS): kondisi paru-paru yang sangat parah

Komplikasi ini lebih mungkin terjadi pada kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala berikut:

  • Kesulitan bernapas atau sesak napas yang memburuk
  • Nyeri dada yang parah
  • Demam tinggi yang tidak turun dengan obat penurun panas
  • Batuk berdarah
  • Kebingungan atau penurunan kesadaran, terutama pada orang tua
  • Kulit atau bibir berwarna kebiruan

Untuk anak-anak, segera bawa ke dokter jika mengalami:

  • Napas cepat atau kesulitan bernapas
  • Demam tinggi yang tidak turun
  • Tidak mau makan atau minum
  • Tampak sangat lemas atau mengantuk

Penanganan dini dapat mencegah perkembangan pneumonia menjadi lebih parah dan mengurangi risiko komplikasi.

Kesimpulan

Pneumonia merupakan infeksi serius pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme. Meskipun dapat menyerang siapa saja, beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit ini. Gejala pneumonia bervariasi dari ringan hingga berat, dengan tanda utama berupa batuk, demam, dan kesulitan bernapas.

Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi. Pencegahan pneumonia dapat dilakukan melalui vaksinasi, menjaga kebersihan, dan menerapkan gaya hidup sehat. Bagi kelompok berisiko tinggi, pemeriksaan rutin dan pengelolaan kondisi kesehatan yang baik dapat membantu mengurangi risiko terkena pneumonia.

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, sebagian besar kasus pneumonia dapat disembuhkan dengan baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya