Ciri-Ciri Glaukoma, Kenali Gejala dan Cara Mencegah Kebutaan

Kenali ciri-ciri glaukoma sedini mungkin untuk mencegah kebutaan. Pelajari gejala, penyebab, dan cara pengobatan glaukoma di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Des 2024, 16:13 WIB
Diterbitkan 18 Des 2024, 16:12 WIB
ciri ciri glaukoma
ciri ciri glaukoma ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Definisi Glaukoma

Liputan6.com, Jakarta Glaukoma merupakan kondisi gangguan pada mata yang ditandai dengan kerusakan saraf optik. Saraf optik berfungsi mengirimkan informasi visual dari mata ke otak, sehingga kerusakannya dapat mengganggu penglihatan bahkan menyebabkan kebutaan permanen jika tidak ditangani dengan tepat.

Penyebab utama glaukoma adalah peningkatan tekanan di dalam bola mata (tekanan intraokular) yang melebihi batas normal, yaitu di atas 20 mmHg. Namun pada beberapa kasus, glaukoma juga dapat terjadi meski tekanan mata masih dalam batas normal.

Glaukoma sering disebut sebagai "pencuri penglihatan" karena gejalanya yang berkembang secara perlahan dan tidak disadari. Banyak penderita baru mengetahui kondisinya setelah terjadi kerusakan saraf mata yang cukup parah. Oleh karena itu, pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk mendeteksi glaukoma sedini mungkin.

Jenis-Jenis Glaukoma

Terdapat beberapa jenis glaukoma yang perlu diketahui, antara lain:

1. Glaukoma Sudut Terbuka

Glaukoma sudut terbuka merupakan jenis yang paling umum terjadi. Pada kondisi ini, saluran pembuangan cairan mata (trabecular meshwork) tersumbat sebagian sehingga cairan menumpuk dan meningkatkan tekanan di dalam bola mata secara perlahan. Gejala glaukoma sudut terbuka biasanya tidak terasa hingga terjadi kerusakan saraf yang cukup parah.

2. Glaukoma Sudut Tertutup

Pada glaukoma sudut tertutup, iris (bagian berwarna pada mata) menonjol ke depan sehingga menutup saluran pembuangan cairan mata. Akibatnya tekanan di dalam mata meningkat secara drastis. Jenis ini lebih jarang terjadi namun gejalanya lebih akut dan membutuhkan penanganan segera.

3. Glaukoma Sekunder

Glaukoma sekunder terjadi sebagai komplikasi dari kondisi medis lain seperti diabetes, hipertensi, atau penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang. Penanganannya melibatkan pengobatan penyakit yang mendasarinya.

4. Glaukoma Kongenital

Glaukoma kongenital adalah jenis yang terjadi pada bayi dan anak-anak, biasanya karena kelainan bawaan pada sistem drainase mata. Gejala dapat terlihat sejak lahir atau muncul pada tahun-tahun pertama kehidupan anak.

Penyebab Glaukoma

Penyebab utama glaukoma adalah peningkatan tekanan di dalam bola mata yang disebut tekanan intraokular. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular antara lain:

  • Produksi cairan mata (aqueous humor) yang berlebihan
  • Gangguan pada sistem drainase cairan mata
  • Penyumbatan pada saluran pembuangan cairan mata
  • Peradangan pada jaringan mata
  • Cedera pada mata
  • Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang

Selain itu, beberapa kondisi medis juga dapat meningkatkan risiko terjadinya glaukoma, seperti:

  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Penyakit jantung
  • Miopi (rabun jauh) berat
  • Anemia sel sabit

Meskipun peningkatan tekanan intraokular merupakan faktor risiko utama, perlu diketahui bahwa glaukoma juga dapat terjadi pada orang dengan tekanan mata normal. Hal ini disebut glaukoma tekanan normal (normal-tension glaucoma) dan biasanya terkait dengan gangguan aliran darah ke saraf optik.

Faktor Risiko Glaukoma

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma antara lain:

  • Usia di atas 60 tahun
  • Riwayat keluarga dengan glaukoma
  • Etnis tertentu (Afrika-Amerika, Asia, dan Hispanik lebih berisiko)
  • Kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung
  • Miopi (rabun jauh) atau hipermetropi (rabun dekat) berat
  • Cedera mata sebelumnya
  • Penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang
  • Kornea yang tipis di bagian tengah

Memahami faktor risiko ini penting untuk melakukan deteksi dini dan pencegahan glaukoma. Jika Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko tersebut, sebaiknya melakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk mendeteksi glaukoma sedini mungkin.

Gejala dan Ciri-Ciri Glaukoma

Gejala glaukoma dapat bervariasi tergantung pada jenisnya. Berikut adalah ciri-ciri glaukoma yang perlu diwaspadai:

Gejala Glaukoma Sudut Terbuka:

  • Penurunan penglihatan perifer (tepi) secara bertahap
  • Kesulitan melihat dalam kondisi cahaya redup
  • Kesulitan beradaptasi saat berpindah dari tempat terang ke gelap
  • Penglihatan seperti melalui terowongan (tunnel vision) pada tahap lanjut

Gejala Glaukoma Sudut Tertutup:

  • Nyeri mata yang hebat dan mendadak
  • Sakit kepala berat
  • Mual dan muntah
  • Penglihatan kabur atau buram secara tiba-tiba
  • Melihat lingkaran pelangi di sekitar sumber cahaya
  • Mata merah
  • Pupil melebar dan tidak responsif terhadap cahaya

Gejala Glaukoma Kongenital:

  • Mata berair terus-menerus
  • Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
  • Mata terlihat lebih besar dari normal
  • Kornea tampak berkabut

Penting untuk diingat bahwa glaukoma, terutama jenis sudut terbuka, sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Kerusakan penglihatan terjadi secara bertahap dan mungkin baru disadari ketika sudah mencapai tahap lanjut. Oleh karena itu, pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk mendeteksi glaukoma sedini mungkin.

Cara Dokter Mendiagnosis Glaukoma

Diagnosis glaukoma melibatkan serangkaian pemeriksaan mata yang komprehensif. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan dokter untuk mendiagnosis glaukoma:

1. Tonometri

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata (tekanan intraokular). Metode yang umum digunakan adalah tonometri aplanasi Goldmann, di mana dokter meneteskan obat tetes mata untuk membius permukaan mata, kemudian menggunakan alat khusus untuk mengukur tekanan.

2. Oftalmoskopi

Dokter akan memeriksa saraf optik menggunakan alat oftalmoskop. Pada penderita glaukoma, saraf optik biasanya terlihat rusak atau mengalami perubahan warna.

3. Perimetri

Tes ini digunakan untuk memeriksa lapang pandang mata. Pasien diminta untuk menatap titik pusat dan memberikan respon saat melihat cahaya yang muncul di berbagai titik di sekitarnya. Hasil tes ini dapat menunjukkan apakah ada kehilangan penglihatan perifer yang merupakan ciri khas glaukoma.

4. Gonioskopi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat sudut drainase mata. Dokter menggunakan lensa khusus untuk memeriksa apakah sudut tersebut terbuka, menyempit, atau tertutup.

5. Pachymetry

Tes ini mengukur ketebalan kornea. Ketebalan kornea dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan intraokular, sehingga penting untuk diketahui dalam diagnosis glaukoma.

6. Optical Coherence Tomography (OCT)

OCT adalah pemeriksaan non-invasif yang menggunakan gelombang cahaya untuk mengambil gambar detail retina dan saraf optik. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi perubahan pada saraf optik bahkan sebelum gejala muncul.

7. Angiografi Fluorescein

Pada beberapa kasus, dokter mungkin melakukan angiografi fluorescein untuk memeriksa aliran darah di retina dan saraf optik. Pemeriksaan ini melibatkan penyuntikan zat pewarna ke dalam aliran darah.

Diagnosis glaukoma biasanya tidak hanya berdasarkan satu pemeriksaan, tetapi kombinasi dari beberapa tes di atas. Selain itu, dokter juga akan mempertimbangkan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Pemeriksaan rutin sangat penting karena glaukoma sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, dan diagnosis dini dapat membantu mencegah kerusakan penglihatan yang lebih parah.

Pengobatan Glaukoma

Pengobatan glaukoma bertujuan untuk menurunkan tekanan intraokular dan mencegah kerusakan saraf optik lebih lanjut. Metode pengobatan yang dipilih tergantung pada jenis dan tingkat keparahan glaukoma. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan glaukoma:

1. Obat Tetes Mata

Ini adalah pilihan pengobatan pertama untuk kebanyakan kasus glaukoma. Beberapa jenis obat tetes mata yang sering digunakan antara lain:

  • Prostaglandin analogs (misalnya travoprost, latanoprost): Meningkatkan aliran keluar cairan mata
  • Beta blockers (misalnya timolol): Mengurangi produksi cairan mata
  • Alpha-adrenergic agonists (misalnya brimonidine): Mengurangi produksi cairan mata dan meningkatkan aliran keluarnya
  • Carbonic anhydrase inhibitors (misalnya dorzolamide): Mengurangi produksi cairan mata

2. Obat Oral

Jika obat tetes mata tidak cukup efektif, dokter mungkin meresepkan obat oral, biasanya carbonic anhydrase inhibitors seperti acetazolamide.

3. Terapi Laser

Beberapa prosedur laser yang digunakan untuk mengobati glaukoma antara lain:

  • Trabeculoplasty: Untuk glaukoma sudut terbuka, laser digunakan untuk memperbaiki saluran drainase mata
  • Iridotomy: Untuk glaukoma sudut tertutup, laser membuat lubang kecil di iris untuk meningkatkan aliran cairan mata

4. Pembedahan

Jika metode lain tidak efektif, pembedahan mungkin diperlukan. Beberapa prosedur pembedahan meliputi:

  • Trabeculectomy: Membuat saluran baru untuk mengalirkan cairan mata
  • Drainage implant surgery: Memasang alat kecil untuk membantu mengalirkan cairan mata
  • Minimally invasive glaucoma surgery (MIGS): Prosedur yang kurang invasif untuk menurunkan tekanan intraokular

5. Kombinasi Terapi

Seringkali, kombinasi dari beberapa metode pengobatan di atas digunakan untuk mencapai hasil yang optimal.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan glaukoma bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, bukan untuk memulihkan penglihatan yang sudah hilang. Oleh karena itu, diagnosis dan pengobatan dini sangat penting. Pasien juga perlu melakukan pemeriksaan rutin dan mengikuti instruksi dokter dengan seksama untuk memantau perkembangan penyakit dan efektivitas pengobatan.

Cara Mencegah Glaukoma

Meskipun tidak semua kasus glaukoma dapat dicegah, terutama yang disebabkan oleh faktor genetik, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko atau menunda onset glaukoma:

1. Pemeriksaan Mata Rutin

Lakukan pemeriksaan mata komprehensif secara rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko glaukoma. Frekuensi pemeriksaan tergantung pada usia dan faktor risiko:

  • Di bawah 40 tahun: Setiap 2-4 tahun
  • 40-54 tahun: Setiap 1-3 tahun
  • 55-64 tahun: Setiap 1-2 tahun
  • 65 tahun ke atas: Setiap 6-12 bulan

2. Kenali Riwayat Keluarga

Jika ada anggota keluarga yang menderita glaukoma, Anda memiliki risiko lebih tinggi. Informasikan hal ini kepada dokter mata Anda.

3. Jaga Gaya Hidup Sehat

  • Pertahankan berat badan ideal
  • Lakukan olahraga teratur
  • Hindari merokok
  • Batasi konsumsi kafein

4. Konsumsi Makanan Sehat untuk Mata

Konsumsi makanan kaya antioksidan, vitamin A, C, dan E, serta mineral seperti zinc. Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan mata antara lain:

  • Sayuran hijau seperti bayam dan kale
  • Ikan berlemak seperti salmon dan tuna
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian
  • Buah-buahan berwarna cerah seperti jeruk dan blueberry

5. Lindungi Mata dari Cedera

Gunakan kacamata pelindung saat berolahraga atau melakukan aktivitas yang berisiko cedera mata.

6. Kelola Kondisi Medis Lain

Jika Anda memiliki kondisi medis seperti diabetes atau hipertensi, pastikan untuk mengelolanya dengan baik karena kondisi ini dapat meningkatkan risiko glaukoma.

7. Hindari Penggunaan Obat Kortikosteroid Jangka Panjang

Jika Anda menggunakan obat tetes mata kortikosteroid, konsultasikan dengan dokter tentang risiko dan manfaatnya.

8. Tidur dengan Posisi Kepala Lebih Tinggi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dapat membantu mengurangi tekanan intraokular.

9. Batasi Waktu di Depan Layar

Terlalu lama menatap layar komputer atau smartphone dapat menyebabkan ketegangan pada mata. Terapkan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, lihat objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.

Meskipun langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko, tidak ada cara yang dijamin 100% dapat mencegah glaukoma. Oleh karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan mata rutin tetap menjadi kunci utama dalam mencegah kerusakan penglihatan akibat glaukoma.

Komplikasi Glaukoma

Glaukoma yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:

1. Kebutaan Permanen

Komplikasi paling serius dari glaukoma adalah kebutaan permanen. Kerusakan pada saraf optik yang disebabkan oleh tekanan intraokular yang tinggi bersifat irreversible. Jika glaukoma tidak dideteksi dan diobati pada tahap awal, kerusakan saraf optik akan terus berlanjut hingga akhirnya menyebabkan kebutaan total.

2. Penyempitan Lapang Pandang

Sebelum terjadi kebutaan total, penderita glaukoma biasanya mengalami penyempitan lapang pandang secara bertahap. Ini dimulai dari bagian perifer (tepi) penglihatan dan secara perlahan bergerak ke arah pusat. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti mengemudi atau membaca.

3. Glaukoma Akut

Pada kasus glaukoma sudut tertutup, dapat terjadi serangan glaukoma akut di mana tekanan intraokular meningkat secara drastis dalam waktu singkat. Kondisi ini merupakan keadaan darurat mata yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan permanen pada saraf optik.

4. Atrofi Saraf Optik

Tekanan intraokular yang tinggi dalam jangka panjang dapat menyebabkan atrofi atau pengecilan saraf optik. Kondisi ini menyebabkan penurunan fungsi saraf optik yang irreversible.

5. Peningkatan Risiko Katarak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita glaukoma memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami katarak pada usia yang lebih muda.

6. Komplikasi Pengobatan

Pengobatan glaukoma jangka panjang, baik dengan obat tetes mata maupun prosedur pembedahan, dapat memiliki efek samping tersendiri. Misalnya, penggunaan obat tetes mata jangka panjang dapat menyebabkan iritasi mata atau perubahan warna iris.

7. Penurunan Kualitas Hidup

Gangguan penglihatan akibat glaukoma dapat mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Penderita mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, kehilangan kemandirian, dan mengalami penurunan produktivitas.

8. Risiko Jatuh dan Cedera

Penyempitan lapang pandang dan penurunan penglihatan akibat glaukoma dapat meningkatkan risiko jatuh dan cedera, terutama pada lansia.

Mengingat seriusnya komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh glaukoma, deteksi dini dan pengobatan yang tepat menjadi sangat penting. Pemeriksaan mata rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko, dapat membantu mendeteksi glaukoma sebelum terjadi kerusakan yang signifikan pada saraf optik.

Kapan Harus ke Dokter?

Mengingat sifat glaukoma yang sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, penting untuk melakukan pemeriksaan mata rutin. Namun, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter mata:

1. Pemeriksaan Rutin

  • Usia di bawah 40 tahun: Setiap 2-4 tahun
  • Usia 40-54 tahun: Setiap 1-3 tahun
  • Usia 55-64 tahun: Setiap 1-2 tahun
  • Usia 65 tahun ke atas: Setiap 6-12 bulan

Jika Anda memiliki faktor risiko tinggi, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan yang lebih sering.

2. Gejala Mendadak

Segera ke dokter jika Anda mengalami:

  • Nyeri mata yang hebat dan tiba-tiba
  • Mual dan muntah yang disertai dengan nyeri mata
  • Penglihatan kabur atau buram secara mendadak
  • Melihat lingkaran pelangi di sekitar lampu
  • Kehilangan penglihatan mendadak, meskipun sementara

Gejala-gejala ini bisa menandakan serangan glaukoma akut yang memerlukan penanganan segera.

3. Perubahan Penglihatan Bertahap

Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami:

  • Kesulitan melihat objek di tepi penglihatan
  • Kesulitan beradaptasi saat berpindah dari tempat terang ke gelap
  • Sering menabrak benda saat berjalan
  • Kesulitan mengemudi di malam hari

4. Riwayat Keluarga

Jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita glaukoma, sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih awal dan lebih sering.

5. Kondisi Medis Tertentu

Jika Anda menderita diabetes, hipertensi, atau kondisi lain yang meningkatkan risiko glaukoma, diskusikan dengan dokter tentang frekuensi pemeriksaan mata yang diperlukan.

6. Cedera Mata

Jika Anda mengalami cedera mata, segera periksakan ke dokter, bahkan jika cedera tersebut tampak ringan.

7. Efek Samping Obat

Jika Anda sedang menjalani pengobatan glaukoma dan mengalami efek samping yang mengganggu, konsultasikan dengan dokter. Jangan pernah menghentikan atau mengubah pengobatan tanpa petunjuk dokter.

8. Kehamilan

Jika Anda hamil dan memiliki riwayat glaukoma atau sedang menjalani pengobatan glaukoma, konsultasikan dengan dokter mata dan dokter kandungan Anda.

Ingat, glaukoma sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Oleh karena itu, pemeriksaan mata rutin sangat penting, terutama jika Anda memiliki faktor risiko. Deteksi dan pengobatan dini dapat mencegah kerusakan penglihatan yang lebih parah.

Kesimpulan

Glaukoma merupakan penyakit mata yang serius dan dapat mengancam penglihatan jika tidak ditangani dengan tepat. Meskipun tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah atau memperlambat kerusakan penglihatan lebih lanjut. Pemahaman yang baik tentang ciri-ciri glaukoma, faktor risiko, dan pentingnya pemeriksaan mata rutin sangat penting dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit ini.

Beberapa poin kunci yang perlu diingat tentang glaukoma:

  • Glaukoma sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga pemeriksaan mata rutin sangat penting.
  • Faktor risiko utama termasuk usia di atas 60 tahun, riwayat keluarga dengan glaukoma, dan kondisi medis tertentu seperti diabetes dan hipertensi.
  • Pengobatan glaukoma bertujuan untuk menurunkan tekanan intraokular dan mencegah kerusakan saraf optik lebih lanjut.
  • Pilihan pengobatan termasuk obat tetes mata, terapi laser, dan prosedur pembedahan.
  • Gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olahraga teratur, dapat membantu menjaga kesehatan mata secara umum.
  • Kepatuhan terhadap pengobatan dan pemeriksaan rutin sangat penting dalam manajemen glaukoma jangka panjang.

Dengan meningkatkan kesadaran tentang glaukoma dan pentingnya pemeriksaan mata rutin, kita dapat berperan dalam mengurangi dampak penyakit ini pada masyarakat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mata jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mata Anda atau jika Anda memiliki faktor risiko glaukoma. Ingat, penglihatan Anda berharga dan layak untuk dijaga dengan baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya