Liputan6.com, Jakarta Campak merupakan salah satu penyakit menular yang sering menyerang anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Sebagai orang tua, penting untuk mengenali ciri campak pada anak agar bisa melakukan penanganan dini. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai ciri campak pada anak, penyebab, gejala, pengobatan, serta cara pencegahannya.
Pengertian Campak
Campak atau dalam bahasa medis disebut morbili atau rubeola adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga Paramyxovirus. Virus ini menyerang saluran pernapasan dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Campak umumnya menyerang anak-anak, namun orang dewasa yang belum pernah terinfeksi atau belum mendapat vaksinasi juga bisa terkena.
Virus campak sangat mudah menular melalui percikan air liur (droplet) saat penderita batuk atau bersin. Bahkan virus ini bisa bertahan hidup di udara dan permukaan benda selama beberapa jam. Oleh karena itu, campak termasuk salah satu penyakit yang paling menular di dunia.
Sebelum ditemukannya vaksin campak, penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di seluruh dunia. Namun berkat program imunisasi yang gencar dilakukan, angka kejadian campak telah menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir. Meski demikian, campak masih menjadi ancaman serius terutama di negara-negara berkembang dengan cakupan imunisasi yang rendah.
Advertisement
Penyebab Campak pada Anak
Campak disebabkan oleh virus dari genus Morbillivirus yang termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae. Virus ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Berbentuk bulat dengan diameter sekitar 100-200 nanometer
- Memiliki selubung lipid dan nukleokapsid heliks
- Mengandung RNA untai tunggal sebagai materi genetik
- Hanya memiliki satu serotipe
Virus campak sangat mudah menular melalui beberapa cara:
- Kontak langsung dengan cairan dari hidung atau tenggorokan penderita
- Melalui udara saat penderita batuk atau bersin (droplet infection)
- Menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus kemudian menyentuh mulut atau hidung
Virus campak dapat bertahan hidup di udara dan permukaan benda selama beberapa jam. Seorang penderita campak bisa menularkan virus mulai 4 hari sebelum munculnya ruam hingga 4 hari setelah ruam muncul. Masa inkubasi virus campak berkisar antara 7-14 hari sejak terpapar hingga munculnya gejala awal.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko tertular campak antara lain:
- Belum mendapatkan vaksinasi campak
- Bepergian ke daerah dengan kejadian campak yang tinggi
- Kekurangan vitamin A
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Usia di bawah 5 tahun atau di atas 20 tahun
Memahami penyebab dan cara penularan campak sangat penting agar kita bisa melakukan upaya pencegahan yang tepat, terutama pada anak-anak yang rentan terinfeksi.
Ciri-ciri Campak pada Anak
Mengenali ciri campak pada anak sedini mungkin sangat penting agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut ini adalah ciri-ciri dan gejala campak yang umumnya muncul pada anak:
1. Gejala Awal (Prodromal)
Gejala awal campak biasanya muncul 7-14 hari setelah terpapar virus. Pada tahap ini, anak akan mengalami:
- Demam tinggi (38-40°C) yang berlangsung selama 3-4 hari
- Pilek dan hidung tersumbat
- Batuk kering
- Mata merah, berair dan sensitif terhadap cahaya (konjungtivitis)
- Sakit tenggorokan
- Kehilangan nafsu makan
- Lesu dan lemas
2. Bintik Koplik
Sekitar 2-3 hari setelah gejala awal, akan muncul bintik-bintik putih keabu-abuan dengan dasar kemerahan di bagian dalam pipi. Bintik ini disebut Koplik's spot dan merupakan tanda khas campak. Bintik Koplik biasanya muncul sebelum ruam dan akan menghilang dalam 1-2 hari.
3. Ruam Merah
Ruam merah merupakan ciri khas campak yang paling mudah dikenali. Ruam ini biasanya muncul 3-5 hari setelah gejala awal, dengan karakteristik:
- Dimulai dari belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, badan dan terakhir ke tangan dan kaki
- Berbentuk bintik-bintik merah yang menyatu membentuk bercak lebih besar
- Terasa gatal
- Berlangsung selama 5-6 hari sebelum memudar
- Meninggalkan bekas berwarna kecokelatan saat menghilang
4. Gejala Lanjutan
Seiring munculnya ruam, gejala lain yang mungkin dialami anak antara lain:
- Demam yang semakin tinggi (bisa mencapai 40-41°C)
- Batuk yang semakin parah
- Diare
- Nyeri otot
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Gejala-gejala ini biasanya akan membaik dalam waktu 7-10 hari setelah ruam pertama kali muncul. Namun pada beberapa kasus, campak bisa menimbulkan komplikasi serius terutama pada anak dengan daya tahan tubuh lemah.
Penting untuk memantau perkembangan gejala campak pada anak dan segera membawa ke dokter jika kondisinya memburuk atau muncul tanda-tanda komplikasi.
Advertisement
Diagnosis Campak pada Anak
Diagnosis campak pada anak umumnya dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas. Namun, untuk memastikan diagnosis dan membedakannya dari penyakit lain dengan gejala serupa, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah berikut:
1. Anamnesis
Dokter akan menanyakan riwayat gejala yang dialami anak, termasuk:
- Kapan gejala pertama kali muncul
- Urutan munculnya gejala
- Riwayat kontak dengan penderita campak
- Riwayat imunisasi
- Riwayat perjalanan ke daerah endemis campak
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, dengan fokus pada:
- Pengukuran suhu tubuh
- Pemeriksaan ruam di kulit
- Pemeriksaan bintik Koplik di dalam mulut
- Pemeriksaan mata, telinga, hidung dan tenggorokan
- Pemeriksaan kelenjar getah bening
3. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter mungkin akan meminta beberapa pemeriksaan laboratorium seperti:
- Tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap virus campak
- Kultur virus dari sampel darah, urin atau cairan tenggorokan
- Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi materi genetik virus
4. Pemeriksaan Penunjang Lain
Pada kasus dengan komplikasi, dokter mungkin akan meminta pemeriksaan tambahan seperti:
- Rontgen dada jika dicurigai ada komplikasi pneumonia
- CT scan atau MRI otak jika ada gejala neurologis
Diagnosis dini campak sangat penting untuk mencegah penyebaran dan komplikasi. Jika anak menunjukkan gejala yang mencurigakan, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Pengobatan Campak pada Anak
Tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan campak, karena penyakit ini disebabkan oleh virus. Pengobatan yang diberikan umumnya bersifat suportif untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi. Berikut ini adalah langkah-langkah pengobatan campak pada anak:
1. Perawatan di Rumah
Sebagian besar kasus campak ringan dapat dirawat di rumah dengan cara:
- Istirahat yang cukup untuk membantu pemulihan
- Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
- Memberikan makanan bergizi tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
- Menggunakan humidifier untuk meredakan batuk dan sakit tenggorokan
- Menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi sekunder
2. Obat-obatan
Dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat untuk meringankan gejala, seperti:
- Obat penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen
- Obat pereda batuk dan pilek
- Tetes mata untuk mengatasi konjungtivitis
- Antihistamin untuk mengurangi gatal pada ruam
3. Suplementasi Vitamin A
Pemberian vitamin A dosis tinggi terbukti dapat mengurangi keparahan gejala dan risiko komplikasi campak, terutama pada anak-anak dengan gizi buruk. WHO merekomendasikan pemberian vitamin A sebanyak dua dosis:
- Dosis pertama saat diagnosis ditegakkan
- Dosis kedua diberikan 24 jam kemudian
4. Antibiotik
Antibiotik tidak efektif melawan virus campak, namun mungkin diperlukan jika terjadi komplikasi infeksi bakteri seperti pneumonia atau infeksi telinga.
5. Perawatan di Rumah Sakit
Anak dengan campak berat atau yang mengalami komplikasi mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. Perawatan yang diberikan dapat meliputi:
- Pemberian cairan dan nutrisi melalui infus
- Terapi oksigen jika terjadi gangguan pernapasan
- Pemberian immunoglobulin pada kasus tertentu
6. Isolasi
Untuk mencegah penyebaran virus, anak dengan campak sebaiknya diisolasi selama masa penularan, yaitu 4 hari sebelum hingga 4 hari setelah munculnya ruam.
Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat apapun pada anak dengan campak. Pemantauan rutin juga diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi secara dini.
Advertisement
Pencegahan Campak pada Anak
Pencegahan merupakan langkah terbaik untuk melindungi anak dari campak. Berikut ini adalah beberapa cara efektif untuk mencegah campak pada anak:
1. Imunisasi
Vaksinasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah campak. Di Indonesia, imunisasi campak diberikan melalui program imunisasi dasar dan lanjutan:
- Imunisasi dasar: diberikan pada usia 9 bulan
- Imunisasi lanjutan: diberikan pada usia 18 bulan dan kelas 1 SD
Vaksin campak biasanya diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) yang juga melindungi dari penyakit gondong dan rubella.
2. Menjaga Kebersihan
Praktik kebersihan yang baik dapat membantu mencegah penyebaran virus campak:
- Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir
- Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci
- Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
- Jangan berbagi peralatan makan atau minum dengan orang lain
3. Isolasi
Jika ada anggota keluarga yang terkena campak:
- Isolasi penderita selama masa penularan (4 hari sebelum hingga 4 hari setelah munculnya ruam)
- Hindari kontak langsung dengan penderita campak
- Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh
4. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Memperkuat sistem kekebalan tubuh anak dapat membantu melawan infeksi virus:
- Berikan makanan bergizi seimbang
- Pastikan anak mendapat cukup istirahat
- Dorong anak untuk berolahraga secara teratur
- Berikan suplemen vitamin sesuai anjuran dokter
5. Hindari Keramaian saat Wabah
Jika terjadi wabah campak di daerah Anda:
- Hindari membawa anak ke tempat-tempat ramai
- Tunda perjalanan ke daerah yang sedang mengalami wabah campak
6. Edukasi
Edukasi tentang campak sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat:
- Sosialisasi tentang pentingnya imunisasi
- Penyuluhan tentang gejala dan cara penularan campak
- Informasi tentang langkah-langkah pencegahan
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan di atas, risiko anak terkena campak dapat diminimalkan. Namun jika anak menunjukkan gejala campak, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Komplikasi Campak pada Anak
Meskipun sebagian besar kasus campak dapat sembuh dengan sendirinya, penyakit ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:
1. Komplikasi Saluran Pernapasan
- Pneumonia: Infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh virus campak sendiri atau infeksi bakteri sekunder. Ini merupakan komplikasi paling umum dan berbahaya dari campak.
- Laringitis: Peradangan pada laring yang dapat menyebabkan suara serak dan kesulitan bernapas.
- Bronkitis: Peradangan pada saluran bronkus yang menyebabkan batuk berkepanjangan.
2. Komplikasi Sistem Saraf
- Ensefalitis: Peradangan otak yang dapat menyebabkan kejang, koma, dan bahkan kematian. Meskipun jarang, ini merupakan komplikasi yang sangat serius.
- Meningitis: Peradangan pada selaput otak yang dapat menyebabkan sakit kepala parah, kaku leher, dan gangguan kesadaran.
- SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis): Komplikasi jangka panjang yang sangat jarang terjadi, menyebabkan degenerasi otak progresif beberapa tahun setelah infeksi campak.
3. Komplikasi Mata
- Keratitis: Peradangan pada kornea mata yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani.
- Konjungtivitis berat: Peradangan pada selaput mata yang dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan mata jika tidak diobati.
4. Komplikasi Pencernaan
- Diare berat: Dapat menyebabkan dehidrasi terutama pada anak-anak.
- Hepatitis: Peradangan hati yang jarang terjadi namun bisa serius.
5. Komplikasi Lainnya
- Otitis media: Infeksi telinga tengah yang dapat menyebabkan nyeri dan gangguan pendengaran.
- Trombositopenia: Penurunan jumlah trombosit yang dapat menyebabkan perdarahan.
- Miokarditis: Peradangan otot jantung yang jarang terjadi namun berbahaya.
Faktor Risiko Komplikasi
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya komplikasi campak antara lain:
- Usia di bawah 5 tahun atau di atas 20 tahun
- Malnutrisi, terutama kekurangan vitamin A
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya karena HIV/AIDS atau pengobatan imunosupresan)
- Kehamilan
- Defisiensi vitamin A
Mengingat potensi komplikasi yang serius, penting untuk memantau perkembangan gejala campak pada anak dan segera mencari bantuan medis jika muncul tanda-tanda komplikasi. Pencegahan melalui imunisasi tetap menjadi langkah terbaik untuk menghindari campak dan komplikasinya.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Campak pada Anak
Banyak mitos yang beredar di masyarakat seputar campak pada anak. Berikut ini adalah beberapa mitos umum beserta faktanya:
Mitos 1: Campak adalah penyakit ringan yang tidak berbahaya
Fakta: Meskipun sebagian besar kasus campak dapat sembuh dengan sendirinya, penyakit ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius bahkan kematian, terutama pada anak-anak. Komplikasi seperti pneumonia dan ensefalitis dapat mengancam jiwa.
Mitos 2: Anak yang sudah divaksin tidak mungkin terkena campak
Fakta: Meskipun vaksin campak sangat efektif, tidak ada vaksin yang 100% menjamin kekebalan. Sekitar 3% anak yang sudah divaksin masih mungkin terkena campak, namun biasanya dengan gejala yang lebih ringan.
Mitos 3: Lebih baik anak terkena campak alami daripada divaksin
Fakta: Infeksi campak alami jauh lebih berbahaya dibandingkan efek samping vaksin. Risiko komplikasi serius dari campak jauh lebih tinggi dibandingkan risiko efek samping vaksin yang sangat jarang terjadi.
Mitos 4: Vaksin MMR menyebabkan autisme
Fakta: Penelitian ilmiah telah berulang kali membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara vaksin MMR dengan autisme. Klaim ini berasal dari sebuah studi yang telah dibantah dan ditarik kembali karena terbukti mengandung kesalahan metodologi dan konflik kepentingan.
Mitos 5: Campak hanya menyerang anak-anak
Fakta: Meskipun lebih sering menyerang anak-anak, campak dapat menginfeksi orang dari segala usia. Bahkan, campak pada orang dewasa cenderung lebih parah dan berisiko tinggi mengalami komplikasi.
Mitos 6: Pengobatan herbal atau tradisional bisa menyembuhkan campak
Fakta: Tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan campak. Pengobatan yang diberikan bersifat suportif untuk meringankan gejala. Pengobatan herbal atau tradisional belum terbukti efektif dan bahkan bisa berbahaya jika menunda penanganan medis yang tepat.
Mitos 7: Anak dengan campak tidak boleh mandi
Fakta: Mandi dengan air hangat justru bisa membantu menurunkan demam dan membersihkan kulit. Yang perlu dihindari adalah mandi dengan air dingin atau berendam terlalu lama.
Mitos 8: Campak hanya bisa terjadi sekali seumur hidup
Fakta: Meskipun jarang, seseorang bisa terkena campak lebih dari sekali. Namun, kasus kedua biasanya lebih ringan karena tubuh sudah memiliki kekebalan parsial.
Mitos 9: Campak bisa disembuhkan dengan antibiotik
Fakta: Campak disebabkan oleh virus, sehingga antibiotik tidak efektif mengobatinya. Antibiotik hanya diberikan jika terjadi komplikasi infeksi bakteri.
Mitos 10: Anak yang sedang campak harus dipuasakan
Fakta: Anak dengan campak justru membutuhkan asupan gizi yang baik untuk membantu pemulihan. Yang penting adalah memberikan makanan yang mudah dicerna dan banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.
Memahami fakta-fakta ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan penanganan yang tepat pada anak dengan campak. Selalu konsultasikan dengan dokter jika ada keraguan atau pertanyaan seputar campak dan penanganannya.
Kesimpulan
Campak merupakan penyakit menular yang serius namun dapat dicegah. Mengenali ciri campak pada anak sedini mungkin sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi. Gejala khas campak meliputi demam tinggi, ruam merah, mata merah, serta batuk dan pilek.
Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk campak, perawatan suportif dan pencegahan komplikasi menjadi fokus utama penanganan. Vaksinasi tetap menjadi cara terbaik untuk mencegah campak. Orang tua diharapkan memahami pentingnya imunisasi dan menerapkan langkah-langkah pencegahan lainnya seperti menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan penderita campak.
Dengan pemahaman yang baik tentang ciri campak pada anak, penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahannya, diharapkan kita dapat lebih waspada dan mampu melindungi anak-anak dari penyakit ini. Jika ada keraguan atau kecurigaan anak terkena campak, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement