Ciri Penyakit Liver yang Perlu Diwaspadai: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

Kenali ciri penyakit liver sejak dini agar bisa segera ditangani. Simak gejala, penyebab, dan cara mencegah gangguan hati dalam artikel lengkap ini.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Jan 2025, 15:41 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2025, 15:41 WIB
ciri penyakit liver
ciri penyakit liver ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Liver atau hati merupakan organ vital yang memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari gejala awal penyakit liver karena seringkali tidak menimbulkan keluhan yang spesifik. Padahal, mengenali ciri penyakit liver sejak dini sangat penting agar bisa segera ditangani sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai berbagai ciri penyakit liver, penyebab, cara pencegahan, serta penanganannya.

Pengertian Penyakit Liver

Penyakit liver atau penyakit hati adalah istilah umum untuk menggambarkan berbagai gangguan yang mempengaruhi fungsi organ hati. Hati merupakan organ terbesar kedua dalam tubuh manusia yang terletak di bagian kanan atas rongga perut. Organ ini memiliki banyak fungsi penting, antara lain:

  • Menyaring dan membersihkan darah dari racun
  • Memproduksi empedu untuk membantu pencernaan lemak
  • Menyimpan glikogen sebagai cadangan energi
  • Mengatur kadar kolesterol dalam darah
  • Membantu sistem kekebalan tubuh
  • Menghasilkan protein penting untuk pembekuan darah

Ketika terjadi gangguan pada hati, fungsi-fungsi vital tersebut dapat terganggu dan menimbulkan berbagai gejala. Penyakit liver dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, penumpukan lemak, hingga gangguan autoimun. Beberapa jenis penyakit liver yang umum antara lain hepatitis, sirosis, perlemakan hati (fatty liver), dan kanker hati.

Ciri Penyakit Liver yang Perlu Diwaspadai

Mengenali ciri penyakit liver sejak dini sangatlah penting agar penanganan bisa dilakukan secepatnya. Berikut ini adalah beberapa gejala dan tanda penyakit liver yang perlu Anda waspadai:

1. Kelelahan dan Lemas

Salah satu ciri penyakit liver yang paling umum adalah rasa lelah dan lemas yang berlebihan. Hal ini terjadi karena hati yang bermasalah tidak dapat mengolah nutrisi dan menyimpan energi dengan baik. Akibatnya, penderita akan merasa cepat lelah meski hanya melakukan aktivitas ringan. Kelelahan ini biasanya tidak membaik meski sudah beristirahat cukup.

2. Nyeri Perut Bagian Kanan Atas

Rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian perut kanan atas, tepat di bawah tulang rusuk, bisa menjadi indikasi adanya masalah pada hati. Nyeri ini biasanya terasa tumpul dan menetap. Pada kasus yang lebih parah, rasa sakit bisa menjalar hingga ke punggung atau bahu kanan.

3. Perubahan Warna Kulit dan Mata

Salah satu ciri penyakit liver yang mudah dikenali adalah perubahan warna kulit dan mata menjadi kekuningan. Kondisi ini disebut jaundice atau penyakit kuning. Hal ini terjadi karena hati tidak mampu memproses bilirubin (zat warna empedu) dengan baik sehingga menumpuk dalam darah dan menyebabkan pewarnaan pada kulit dan mata.

4. Pembengkakan Perut dan Kaki

Pada tahap lanjut penyakit liver, dapat terjadi penumpukan cairan di dalam rongga perut (ascites) yang menyebabkan perut membesar. Selain itu, pembengkakan juga bisa terjadi pada kaki dan pergelangan kaki. Hal ini disebabkan oleh gangguan produksi protein oleh hati yang berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh.

5. Perubahan Warna Urin dan Feses

Ciri penyakit liver lainnya adalah perubahan warna urin menjadi lebih gelap, seperti teh atau cola. Sementara itu, warna feses justru bisa menjadi lebih pucat. Perubahan ini terjadi karena gangguan pada produksi dan aliran empedu yang berperan dalam pewarnaan feses.

Penyebab Penyakit Liver

Untuk memahami ciri penyakit liver dengan lebih baik, penting juga untuk mengetahui berbagai faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada organ hati. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama penyakit liver:

1. Infeksi Virus

Infeksi virus merupakan salah satu penyebab utama penyakit liver. Virus hepatitis A, B, dan C adalah jenis virus yang paling sering menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel hati. Hepatitis B dan C khususnya dapat berkembang menjadi infeksi kronis yang berpotensi menyebabkan sirosis dan kanker hati jika tidak ditangani dengan baik.

2. Konsumsi Alkohol Berlebihan

Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan serius pada sel-sel hati. Alkohol yang masuk ke tubuh akan diproses oleh hati, namun jika jumlahnya berlebihan, dapat menimbulkan peradangan dan pembentukan jaringan parut. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit hati alkoholik yang dapat berkembang menjadi sirosis.

3. Penumpukan Lemak (Fatty Liver)

Perlemakan hati atau fatty liver terjadi ketika terjadi penumpukan lemak berlebih di dalam sel-sel hati. Kondisi ini bisa disebabkan oleh konsumsi alkohol (alcoholic fatty liver) atau faktor lain seperti obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi (non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD). Jika tidak ditangani, fatty liver dapat berkembang menjadi peradangan hati dan sirosis.

4. Gangguan Autoimun

Pada beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh dapat keliru menyerang sel-sel hati yang sehat. Kondisi ini dikenal sebagai hepatitis autoimun. Penyebab pastinya belum diketahui, namun faktor genetik dan lingkungan diduga berperan. Selain hepatitis autoimun, ada juga kondisi lain seperti primary biliary cholangitis (PBC) dan primary sclerosing cholangitis (PSC) yang termasuk dalam gangguan autoimun yang menyerang hati.

5. Obat-obatan dan Zat Beracun

Beberapa jenis obat-obatan, baik yang dijual bebas maupun dengan resep dokter, dapat menyebabkan kerusakan hati jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu lama. Contohnya adalah parasetamol dan beberapa obat antiinflamasi non-steroid (NSAID). Selain itu, paparan terhadap zat beracun tertentu seperti pestisida atau pelarut industri juga dapat merusak sel-sel hati.

Diagnosis Penyakit Liver

Untuk memastikan diagnosis penyakit liver, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Berikut ini adalah beberapa metode yang umum digunakan untuk mendiagnosis gangguan hati:

1. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda penyakit liver seperti pembengkakan perut, perubahan warna kulit dan mata, serta pembesaran hati yang bisa dirasakan saat palpasi abdomen.

2. Tes Darah

Pemeriksaan fungsi hati melalui tes darah merupakan langkah penting dalam diagnosis. Beberapa parameter yang diperiksa antara lain:

  • SGOT (AST) dan SGPT (ALT): enzim yang meningkat saat terjadi kerusakan sel hati
  • Alkaline phosphatase (ALP): enzim yang meningkat pada gangguan saluran empedu
  • Gamma-glutamyl transferase (GGT): enzim yang sensitif terhadap kerusakan hati akibat alkohol
  • Bilirubin: pigmen empedu yang meningkat pada gangguan fungsi hati
  • Albumin: protein yang diproduksi hati, kadarnya menurun pada penyakit hati kronis

3. Pencitraan

Untuk melihat kondisi hati secara lebih detail, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan pencitraan seperti:

  • Ultrasonografi (USG): untuk melihat struktur hati dan mendeteksi adanya massa atau perlemakan
  • CT Scan: memberikan gambaran lebih detail tentang ukuran, bentuk, dan kondisi hati
  • MRI: dapat mendeteksi perubahan jaringan hati dengan lebih akurat
  • Fibroscan: untuk mengukur tingkat kekakuan hati yang menunjukkan derajat fibrosis atau sirosis

4. Biopsi Hati

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu melakukan biopsi hati untuk memastikan diagnosis. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan hati menggunakan jarum khusus untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi dapat membantu menentukan penyebab, tingkat keparahan, dan stadium penyakit liver.

Penanganan dan Pengobatan Penyakit Liver

Setelah mengenali ciri penyakit liver dan mendapatkan diagnosis yang tepat, langkah selanjutnya adalah menentukan penanganan yang sesuai. Pengobatan penyakit liver akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan gangguan yang dialami. Berikut ini adalah beberapa pendekatan yang umum digunakan dalam penanganan penyakit liver:

1. Pengobatan Medis

Tergantung pada penyebab dan jenis penyakit liver, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan tertentu. Beberapa contohnya antara lain:

  • Antivirus untuk mengobati hepatitis B dan C
  • Obat imunosupresan untuk mengatasi hepatitis autoimun
  • Obat untuk mengurangi penumpukan zat besi pada hemokromatosis
  • Diuretik untuk mengatasi penumpukan cairan pada sirosis

2. Perubahan Gaya Hidup

Modifikasi gaya hidup seringkali menjadi bagian penting dalam penanganan penyakit liver. Beberapa perubahan yang disarankan antara lain:

  • Berhenti mengkonsumsi alkohol
  • Menerapkan pola makan sehat dan seimbang
  • Menurunkan berat badan bagi penderita obesitas
  • Olahraga teratur
  • Menghindari obat-obatan yang dapat membebani hati

3. Pengobatan Komplikasi

Pada kasus penyakit liver lanjut, penanganan seringkali difokuskan pada mengatasi komplikasi yang muncul. Misalnya:

  • Pemberian obat untuk mengurangi tekanan darah tinggi pada pembuluh darah hati (hipertensi portal)
  • Prosedur endoskopi untuk mengatasi varises esofagus
  • Pengobatan untuk mengatasi gangguan pembekuan darah

4. Transplantasi Hati

Pada kasus penyakit liver stadium akhir di mana fungsi hati sudah sangat terganggu, transplantasi hati mungkin menjadi pilihan terakhir. Prosedur ini melibatkan penggantian hati yang rusak dengan hati dari donor yang sehat.

Pencegahan Penyakit Liver

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan hati dan mencegah penyakit liver:

1. Batasi Konsumsi Alkohol

Jika Anda memilih untuk mengkonsumsi alkohol, lakukanlah dengan bijak dan dalam jumlah terbatas. Batas aman konsumsi alkohol adalah tidak lebih dari 1 gelas per hari untuk wanita dan 2 gelas per hari untuk pria. Namun, lebih baik lagi jika Anda bisa menghindari alkohol sama sekali.

2. Vaksinasi Hepatitis

Pastikan Anda mendapatkan vaksinasi hepatitis A dan B. Vaksin ini sangat efektif dalam mencegah infeksi virus hepatitis yang dapat menyebabkan kerusakan hati serius.

3. Jaga Berat Badan Ideal

Obesitas meningkatkan risiko terjadinya perlemakan hati non-alkoholik (NAFLD). Jaga berat badan Anda tetap dalam rentang ideal dengan menerapkan pola makan sehat dan olahraga teratur.

4. Konsumsi Makanan Sehat

Perbanyak konsumsi buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein sehat. Hindari makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam. Makanan yang baik untuk kesehatan hati antara lain:

  • Brokoli dan sayuran hijau lainnya
  • Blueberry dan buah beri lainnya
  • Ikan berlemak seperti salmon dan sarden
  • Kacang-kacangan
  • Teh hijau

5. Hindari Perilaku Berisiko

Hindari perilaku yang berisiko menularkan hepatitis B dan C seperti penggunaan jarum suntik bersama atau hubungan seksual tidak aman. Gunakan alat pelindung diri saat bekerja dengan bahan kimia yang berpotensi merusak hati.

6. Gunakan Obat dengan Bijak

Ikuti petunjuk penggunaan obat dengan seksama, terutama untuk obat-obatan yang berpotensi membebani hati seperti parasetamol. Hindari mencampur obat dengan alkohol. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan suplemen herbal, karena beberapa di antaranya dapat mempengaruhi fungsi hati.

Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Liver

Ada banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai penyakit liver. Mari kita luruskan beberapa mitos tersebut dengan fakta yang benar:

Mitos 1: Penyakit liver hanya menyerang peminum alkohol

Fakta: Meskipun konsumsi alkohol berlebihan memang merupakan salah satu penyebab utama penyakit liver, namun bukan satu-satunya. Banyak faktor lain seperti infeksi virus, gangguan metabolisme, dan penyakit autoimun juga dapat menyebabkan kerusakan hati.

Mitos 2: Penyakit liver selalu menimbulkan gejala yang jelas

Fakta: Pada tahap awal, penyakit liver seringkali tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Banyak orang baru menyadari ada masalah dengan hatinya ketika penyakit sudah mencapai tahap lanjut. Itulah mengapa pemeriksaan rutin sangat penting.

Mitos 3: Hanya orang dewasa yang bisa terkena penyakit liver

Fakta: Meskipun lebih jarang, anak-anak juga bisa mengalami penyakit liver. Beberapa kondisi seperti hepatitis A, penyakit hati berlemak non-alkoholik, dan gangguan metabolisme bawaan dapat mempengaruhi hati anak-anak.

Mitos 4: Penyakit liver tidak bisa dicegah

Fakta: Banyak jenis penyakit liver sebenarnya dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, menghindari alkohol berlebihan, dan melakukan vaksinasi hepatitis.

Mitos 5: Obat herbal selalu aman untuk hati

Fakta: Tidak semua obat herbal aman untuk hati. Beberapa suplemen herbal justru dapat menyebabkan kerusakan hati jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu lama. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan suplemen apapun.

Kapan Harus ke Dokter?

Mengingat ciri penyakit liver seringkali tidak spesifik pada tahap awal, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin terutama jika Anda memiliki faktor risiko. Namun, segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala berikut:

  • Nyeri perut bagian kanan atas yang menetap
  • Perubahan warna kulit atau mata menjadi kekuningan
  • Pembengkakan pada perut atau kaki
  • Mudah lelah dan lemas berkepanjangan
  • Mual dan muntah yang terus-menerus
  • Perubahan warna urin menjadi gelap atau feses menjadi pucat
  • Gatal-gatal di seluruh tubuh tanpa sebab yang jelas

Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan kesehatan Anda, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit liver dalam keluarga atau memiliki faktor risiko lainnya.

Kesimpulan

Penyakit liver merupakan kondisi serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Mengenali ciri penyakit liver sejak dini sangatlah penting agar penanganan bisa dilakukan secepatnya. Meskipun gejala awal seringkali tidak spesifik, kewaspadaan terhadap tanda-tanda seperti kelelahan berlebihan, nyeri perut kanan atas, perubahan warna kulit dan mata, serta pembengkakan perut dapat membantu deteksi dini.

Pencegahan tetap menjadi langkah terbaik dalam menjaga kesehatan hati. Menerapkan gaya hidup sehat, membatasi konsumsi alkohol, melakukan vaksinasi hepatitis, serta menghindari perilaku berisiko merupakan langkah-langkah penting yang dapat Anda lakukan. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan hati Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Pemeriksaan rutin dan deteksi dini dapat membuat perbedaan besar dalam penanganan penyakit liver.

Ingatlah bahwa hati adalah organ vital yang memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa. Dengan perawatan yang tepat dan gaya hidup sehat, banyak jenis penyakit liver dapat dikelola dengan baik, bahkan pada beberapa kasus dapat pulih sepenuhnya. Jaga kesehatan hati Anda mulai dari sekarang untuk masa depan yang lebih sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya