Perbedaan Radang Tenggorokan dan Amandel: Kenali Gejala dan Penanganannya

Kenali perbedaan radang tenggorokan dan amandel, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara pengobatannya. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jan 2025, 10:45 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2025, 10:45 WIB
perbedaan radang tenggorokan dan amandel
perbedaan radang tenggorokan dan amandel ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Radang tenggorokan dan radang amandel merupakan dua kondisi yang sering kali dianggap sama karena gejalanya yang mirip. Namun sebenarnya, kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang perlu dipahami.

Memahami perbedaan antara radang tenggorokan dan radang amandel penting agar penanganan yang diberikan tepat dan efektif.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai perbedaan radang tenggorokan dan amandel, mulai dari definisi, penyebab, gejala, hingga cara pengobatannya.

Definisi Radang Tenggorokan dan Radang Amandel

Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaannya, mari kita pahami terlebih dahulu definisi dari radang tenggorokan dan radang amandel:

Radang Tenggorokan (Faringitis)

Radang tenggorokan, yang dalam istilah medis disebut faringitis, merupakan peradangan yang terjadi pada daerah faring atau bagian belakang tenggorokan. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit, gatal, atau sensasi terbakar di tenggorokan, terutama saat menelan. Radang tenggorokan dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, namun sebagian besar kasus disebabkan oleh virus.

Radang Amandel (Tonsilitis)

Radang amandel atau tonsilitis adalah peradangan yang terjadi pada amandel (tonsil), yaitu dua kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan infeksi. Ketika terjadi infeksi, amandel dapat membengkak dan menyebabkan rasa sakit serta kesulitan menelan.

Penyebab Radang Tenggorokan dan Radang Amandel

Meskipun kedua kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi, penyebab spesifik dari radang tenggorokan dan radang amandel dapat berbeda:

Penyebab Radang Tenggorokan

Radang tenggorokan umumnya disebabkan oleh:

  • Infeksi virus: Virus yang paling sering menyebabkan radang tenggorokan antara lain rhinovirus (penyebab pilek biasa), virus influenza, coronavirus, dan adenovirus.
  • Infeksi bakteri: Bakteri Streptococcus pyogenes (strep throat) merupakan penyebab utama radang tenggorokan bakterial.
  • Alergi: Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, atau iritan lainnya dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada tenggorokan.
  • Iritasi: Asap rokok, udara kering, atau berbicara terlalu lama dapat mengiritasi tenggorokan.
  • Refluks asam: Asam lambung yang naik ke tenggorokan dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit.

Penyebab Radang Amandel

Radang amandel biasanya disebabkan oleh:

  • Infeksi virus: Virus yang dapat menyebabkan radang amandel termasuk virus Epstein-Barr (penyebab mononukleosis), adenovirus, influenza, dan enterovirus.
  • Infeksi bakteri: Bakteri Streptococcus pyogenes juga merupakan penyebab utama radang amandel bakterial.
  • Infeksi jamur: Meskipun jarang, infeksi jamur seperti Candida albicans dapat menyebabkan radang amandel.

Penting untuk dicatat bahwa radang amandel lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja, sementara radang tenggorokan dapat menyerang segala usia.

Gejala Radang Tenggorokan dan Radang Amandel

Meskipun kedua kondisi ini memiliki beberapa gejala yang mirip, terdapat perbedaan yang dapat membantu membedakan keduanya:

Gejala Radang Tenggorokan

Gejala umum radang tenggorokan meliputi:

  • Rasa sakit atau gatal di tenggorokan
  • Kesulitan menelan
  • Tenggorokan terasa kering dan kasar
  • Suara serak
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
  • Demam ringan (biasanya di bawah 38°C)
  • Batuk
  • Hidung tersumbat atau berair
  • Sakit kepala
  • Kelelahan

Gejala Radang Amandel

Gejala radang amandel biasanya lebih spesifik dan dapat meliputi:

  • Sakit tenggorokan yang parah
  • Kesulitan menelan yang signifikan
  • Amandel membengkak dan berwarna merah
  • Bercak putih atau kuning pada amandel
  • Demam tinggi (di atas 38°C)
  • Bau mulut
  • Suara serak atau berubah
  • Nyeri telinga
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
  • Sakit kepala
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kelelahan

Perbedaan utama terletak pada intensitas gejala dan lokasi spesifik peradangan. Radang amandel cenderung menyebabkan gejala yang lebih parah dan terfokus pada area amandel, sementara radang tenggorokan gejalanya lebih ringan dan menyebar di seluruh area tenggorokan.

Diagnosis Radang Tenggorokan dan Radang Amandel

Untuk mendiagnosis radang tenggorokan dan radang amandel, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah berikut:

Diagnosis Radang Tenggorokan

  1. Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa tenggorokan, telinga, dan hidung untuk melihat tanda-tanda peradangan.
  2. Riwayat medis: Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami, kapan mulai terjadi, dan faktor-faktor yang mungkin memicu.
  3. Rapid strep test: Tes cepat ini dilakukan dengan mengambil sampel dari tenggorokan menggunakan cotton swab untuk mendeteksi keberadaan bakteri Streptococcus.
  4. Kultur tenggorokan: Jika rapid strep test negatif namun dokter masih mencurigai infeksi bakteri, sampel dari tenggorokan akan dikirim ke laboratorium untuk kultur.

Diagnosis Radang Amandel

  1. Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa mulut dan tenggorokan, terutama fokus pada kondisi amandel.
  2. Riwayat medis: Dokter akan menanyakan tentang gejala, frekuensi terjadinya radang amandel, dan riwayat kesehatan lainnya.
  3. Rapid strep test: Sama seperti pada radang tenggorokan, tes ini dilakukan untuk mendeteksi bakteri Streptococcus.
  4. Kultur tenggorokan: Jika diperlukan, sampel dari amandel akan diambil untuk kultur di laboratorium.
  5. Tes darah: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin memerintahkan tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah putih atau mendeteksi infeksi virus tertentu seperti mononukleosis.

Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan pengobatan yang sesuai, terutama dalam membedakan antara infeksi virus dan bakteri.

Pengobatan Radang Tenggorokan dan Radang Amandel

Pengobatan untuk radang tenggorokan dan radang amandel dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan keparahan kondisi:

Pengobatan Radang Tenggorokan

  1. Pengobatan mandiri:
    • Istirahat yang cukup
    • Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
    • Berkumur dengan air garam hangat
    • Menggunakan pelembab udara untuk menjaga kelembaban ruangan
    • Mengonsumsi permen pelega tenggorokan atau es loli untuk meredakan rasa sakit
  2. Obat-obatan:
    • Obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan demam
    • Obat kumur antiseptik untuk mengurangi peradangan
    • Antibiotik (hanya jika disebabkan oleh infeksi bakteri dan diresepkan oleh dokter)

Pengobatan Radang Amandel

  1. Pengobatan mandiri:
    • Istirahat total
    • Minum banyak cairan hangat
    • Berkumur dengan air garam hangat
    • Mengonsumsi makanan lunak dan dingin seperti es krim atau puding
  2. Obat-obatan:
    • Obat pereda nyeri dan penurun demam seperti paracetamol atau ibuprofen
    • Antibiotik (jika disebabkan oleh infeksi bakteri)
    • Steroid (dalam kasus yang parah untuk mengurangi pembengkakan)
  3. Tindakan medis:
    • Tonsilektomi (operasi pengangkatan amandel) dapat direkomendasikan jika radang amandel sering kambuh atau mengganggu pernapasan

Penting untuk diingat bahwa antibiotik hanya efektif untuk infeksi bakteri dan tidak boleh digunakan untuk mengobati infeksi virus. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri.

Pencegahan Radang Tenggorokan dan Radang Amandel

Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah radang tenggorokan dan radang amandel sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini:

Pencegahan Radang Tenggorokan

  • Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah berinteraksi dengan orang yang sedang sakit
  • Hindari berbagi peralatan makan, gelas, atau handuk dengan orang lain
  • Jaga kebersihan lingkungan dan hindari paparan asap rokok atau polusi udara
  • Konsumsi makanan yang kaya vitamin C untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
  • Gunakan pelembab udara untuk menjaga kelembaban ruangan, terutama saat musim dingin
  • Hindari berbicara terlalu lama atau berteriak, yang dapat mengiritasi tenggorokan

Pencegahan Radang Amandel

  • Praktikkan kebersihan yang baik, termasuk mencuci tangan secara teratur
  • Hindari kontak dekat dengan orang yang sedang menderita infeksi saluran pernapasan
  • Jaga kebersihan mulut dan gigi dengan menyikat gigi dan berkumur secara teratur
  • Hindari makanan dan minuman yang terlalu panas atau dingin, yang dapat mengiritasi tenggorokan
  • Kurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak gula, karena dapat meningkatkan risiko infeksi
  • Jaga sistem kekebalan tubuh dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan tidur yang cukup

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat membantu mengurangi risiko terkena radang tenggorokan dan radang amandel. Namun, jika gejala tetap muncul dan berlangsung lebih dari seminggu atau disertai demam tinggi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Meskipun banyak kasus radang tenggorokan dan radang amandel dapat sembuh sendiri dengan perawatan di rumah, ada beberapa situasi di mana Anda perlu segera mencari bantuan medis:

Untuk Radang Tenggorokan:

  • Sakit tenggorokan yang berlangsung lebih dari seminggu
  • Kesulitan bernapas atau menelan
  • Demam di atas 38°C yang bertahan lebih dari 48 jam
  • Ruam kulit
  • Pembengkakan kelenjar getah bening yang nyeri
  • Darah dalam air liur atau lendir
  • Suara serak yang berlangsung lebih dari dua minggu
  • Sering mengalami radang tenggorokan

Untuk Radang Amandel:

  • Kesulitan membuka mulut
  • Kesulitan bernapas atau menelan yang parah
  • Demam tinggi (di atas 39°C) yang tidak turun dengan obat penurun panas
  • Pembengkakan yang parah di leher atau rahang
  • Sakit tenggorokan yang disertai ruam kulit
  • Radang amandel yang sering kambuh (lebih dari 7 kali dalam setahun)
  • Gejala yang tidak membaik setelah 3-4 hari pengobatan antibiotik

Jika Anda atau anak Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, segera hubungi dokter atau kunjungi fasilitas kesehatan terdekat. Diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu dapat mencegah komplikasi serius dan mempercepat proses pemulihan.

Mitos dan Fakta Seputar Radang Tenggorokan dan Radang Amandel

Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai radang tenggorokan dan radang amandel. Mari kita bahas beberapa mitos umum dan fakta sebenarnya:

Mitos 1: Radang tenggorokan selalu disebabkan oleh bakteri dan memerlukan antibiotik

Fakta: Sebagian besar radang tenggorokan (sekitar 70-80%) disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Antibiotik tidak efektif melawan infeksi virus dan hanya diperlukan jika radang tenggorokan disebabkan oleh bakteri, yang harus dikonfirmasi melalui tes medis.

Mitos 2: Mengonsumsi es krim atau minuman dingin dapat menyebabkan radang tenggorokan

Fakta: Mengonsumsi makanan atau minuman dingin tidak menyebabkan radang tenggorokan. Sebaliknya, es krim atau minuman dingin seringkali dapat membantu meredakan rasa sakit pada tenggorokan yang meradang.

Mitos 3: Amandel tidak memiliki fungsi penting dan sebaiknya diangkat

Fakta: Amandel memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh, terutama pada anak-anak. Pengangkatan amandel hanya direkomendasikan jika terjadi infeksi berulang yang parah atau jika ukurannya mengganggu pernapasan.

Mitos 4: Berkumur dengan air garam dapat menyembuhkan radang tenggorokan

Fakta: Berkumur dengan air garam memang dapat membantu meredakan gejala radang tenggorokan dengan mengurangi pembengkakan dan membersihkan tenggorokan, tetapi tidak dapat menyembuhkan infeksi yang mendasarinya.

Mitos 5: Radang amandel hanya terjadi pada anak-anak

Fakta: Meskipun lebih umum pada anak-anak, radang amandel juga dapat terjadi pada orang dewasa. Namun, frekuensinya cenderung berkurang seiring bertambahnya usia karena ukuran amandel yang menyusut.

Mitos 6: Merokok dapat meredakan sakit tenggorokan

Fakta: Merokok justru dapat memperparah radang tenggorokan dan meningkatkan risiko infeksi. Asap rokok mengiritasi lapisan tenggorokan dan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Mitos 7: Jika gejala radang tenggorokan hilang, berarti infeksi sudah sembuh

Fakta: Meskipun gejala sudah hilang, bakteri atau virus penyebab infeksi mungkin masih ada dalam tubuh. Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan yang diresepkan dokter, terutama jika menggunakan antibiotik.

Memahami fakta-fakta ini dapat membantu Anda mengelola radang tenggorokan dan radang amandel dengan lebih baik serta menghindari tindakan yang tidak perlu atau bahkan merugikan kesehatan.

Perbedaan Penanganan Radang Tenggorokan dan Radang Amandel pada Anak-anak dan Orang Dewasa

Penanganan radang tenggorokan dan radang amandel dapat berbeda antara anak-anak dan orang dewasa. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:

Penanganan pada Anak-anak:

  • Dosis obat: Dosis obat pereda nyeri dan penurun demam disesuaikan dengan berat badan anak.
  • Antibiotik: Dokter mungkin lebih berhati-hati dalam meresepkan antibiotik untuk anak-anak untuk menghindari resistensi.
  • Metode pemberian obat: Obat sering diberikan dalam bentuk sirup atau tablet yang dapat dikunyah untuk memudahkan konsumsi.
  • Hidrasi: Penting untuk memastikan anak tetap terhidrasi, mungkin dengan memberikan es loli atau minuman dingin yang menyegarkan.
  • Pengawasan: Anak-anak memerlukan pengawasan lebih ketat untuk memastikan mereka mengikuti pengobatan dan istirahat yang cukup.
  • Tonsilektomi: Keputusan untuk melakukan tonsilektomi pada anak-anak biasanya dipertimbangkan dengan lebih hati-hati.

Penanganan pada Orang Dewasa:

  • Dosis obat: Orang dewasa umumnya dapat mengonsumsi dosis obat yang lebih tinggi.
  • Metode pengobatan mandiri: Orang dewasa lebih mampu melakukan pengobatan mandiri seperti berkumur dengan air garam atau menggunakan obat kumur.
  • Penyesuaian gaya hidup: Orang dewasa mungkin perlu melakukan penyesuaian dalam pekerjaan atau aktivitas sehari-hari selama masa pemulihan.
  • Tonsilektomi: Pada orang dewasa, tonsilektomi biasanya hanya direkomendasikan jika radang amandel sangat sering kambuh atau mengganggu kualitas hidup secara signifikan.
  • Penanganan komorbiditas: Pada orang dewasa, perlu dipertimbangkan kondisi kesehatan lain yang mungkin mempengaruhi pengobatan.

Baik untuk anak-anak maupun orang dewasa, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan, terutama jika gejala parah atau berlangsung lama.

FAQs Seputar Radang Tenggorokan dan Radang Amandel

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar radang tenggorokan dan radang amandel:

1. Apakah radang tenggorokan dan radang amandel sama?

Tidak, meskipun keduanya dapat menyebabkan gejala yang mirip, radang tenggorokan (faringitis) adalah peradangan pada faring, sedangkan radang amandel (tonsilitis) adalah peradangan pada amandel.

2. Berapa lama biasanya radang tenggorokan dan radang amandel berlangsung?

Radang tenggorokan biasanya berlangsung 3-7 hari, sementara radang amandel dapat berlangsung 7-14 hari, tergantung pada penyebab dan keparahannya.

3. Apakah radang tenggorokan dan radang amandel menular?

Ya, keduanya dapat menular, terutama jika disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Penyebaran dapat terjadi melalui droplet saat batuk atau bersin.

4. Kapan sebaiknya amandel diangkat?

Pengangkatan amandel (tonsilektomi) biasanya direkomendasikan jika terjadi infeksi berulang (lebih dari 7 kali dalam setahun), gangguan pernapasan yang signifikan, atau jika ada kecurigaan tumor.

5. Apakah vitamin C efektif untuk mencegah atau mengobati radang tenggorokan?

Vitamin C dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tetapi tidak ada bukti kuat bahwa vitamin C secara langsung mencegah atau mengobati radang tenggorokan.

6. Bisakah radang tenggorokan atau radang amandel sembuh sendiri tanpa pengobatan?

Ya, terutama jika disebabkan oleh virus, kedua kondisi ini sering kali dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari dengan istirahat yang cukup dan perawatan di rumah.

7. Apakah ada makanan yang harus dihindari saat mengalami radang tenggorokan atau radang amandel?

Sebaiknya hindari makanan yang keras, pedas, atau asam yang dapat mengiritasi tenggorokan. Makanan dan minuman dingin atau hangat biasanya lebih nyaman dikonsumsi.

Kesimpulan

Memahami perbedaan antara radang tenggorokan dan radang amandel sangat penting untuk penanganan yang tepat. Meskipun keduanya memiliki gejala yang mirip, radang tenggorokan umumnya lebih ringan dan sering disebabkan oleh virus, sementara radang amandel cenderung lebih parah dan dapat disebabkan oleh virus atau bakteri.

Penanganan kedua kondisi ini melibatkan kombinasi perawatan di rumah, pengobatan simptomatik, dan dalam beberapa kasus, pengobatan antibiotik. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika gejala berlangsung lama atau parah, terutama pada anak-anak.

Pencegahan melalui praktik kebersihan yang baik, menjaga sistem kekebalan tubuh, dan menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi dapat membantu mengurangi risiko terkena radang tenggorokan dan radang amandel. Dengan pemahaman yang baik dan penanganan yang tepat, kedua kondisi ini dapat diatasi dengan efektif, memungkinkan pemulihan yang cepat dan mengurangi risiko komplikasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya