Fungsi Tramadol: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping yang Perlu Diketahui

Tramadol adalah obat pereda nyeri kuat yang hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Kenali fungsi, dosis, dan efek sampingnya di sini.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 15 Jan 2025, 21:32 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 21:32 WIB
fungsi tramadol
fungsi tramadol ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Tramadol adalah obat pereda nyeri kuat yang termasuk dalam golongan analgesik opioid. Obat ini digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat, seperti nyeri pasca operasi atau nyeri kronis. Tramadol bekerja dengan cara menghambat penghantaran sinyal nyeri di sistem saraf pusat, sehingga dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan tubuh.

Sebagai obat golongan opioid, tramadol memiliki potensi ketergantungan meskipun relatif rendah dibandingkan opioid lainnya. Oleh karena itu, penggunaan tramadol harus sesuai dengan resep dan petunjuk dokter. Obat ini tidak boleh digunakan sembarangan atau dalam jangka panjang tanpa pengawasan medis.

Tramadol tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, antara lain:

  • Tablet
  • Kapsul
  • Tablet lepas lambat (extended release)
  • Larutan oral
  • Injeksi

Obat ini hanya boleh digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak di atas usia 12 tahun. Penggunaan pada anak-anak di bawah 12 tahun tidak dianjurkan karena risiko efek samping yang lebih tinggi.

Fungsi dan Manfaat Tramadol

Fungsi utama tramadol adalah sebagai obat pereda nyeri (analgesik) untuk mengatasi rasa sakit sedang hingga berat. Beberapa manfaat penggunaan tramadol antara lain:

  • Meredakan nyeri pasca operasi
  • Mengatasi nyeri kronis seperti nyeri kanker
  • Meredakan nyeri akibat cedera atau trauma
  • Mengurangi nyeri neuropatik (nyeri akibat kerusakan saraf)
  • Membantu mengatasi nyeri pada kondisi fibromialgia

Tramadol bekerja dengan cara mengikat reseptor opioid di otak dan sistem saraf pusat. Hal ini akan menghambat transmisi sinyal nyeri dari tubuh ke otak, sehingga sensasi nyeri yang dirasakan berkurang. Selain itu, tramadol juga meningkatkan kadar serotonin dan norepinefrin di otak yang berperan dalam modulasi rasa nyeri.

Dibandingkan opioid kuat seperti morfin, tramadol memiliki potensi ketergantungan yang lebih rendah. Namun tetap perlu digunakan dengan hati-hati dan sesuai petunjuk dokter untuk menghindari efek samping serta risiko kecanduan.

Dosis dan Cara Penggunaan Tramadol

Dosis tramadol harus ditentukan oleh dokter sesuai dengan kondisi pasien dan tingkat keparahan nyeri. Berikut adalah panduan umum dosis tramadol untuk orang dewasa:

  • Tablet/kapsul biasa: 50-100 mg setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 400 mg per hari.
  • Tablet lepas lambat: 100-200 mg setiap 12 jam. Dosis maksimal 300 mg per hari.
  • Larutan oral: 50-100 mg setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 400 mg per hari.
  • Injeksi: 50-100 mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimal 400 mg per hari.

Untuk lansia di atas 75 tahun, dosis awal biasanya lebih rendah dan ditingkatkan secara bertahap. Dosis maksimal untuk lansia adalah 300 mg per hari.

Cara penggunaan tramadol yang benar:

  • Ikuti petunjuk dokter dan baca informasi pada kemasan obat dengan seksama
  • Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi dokter
  • Tablet/kapsul dapat diminum dengan atau tanpa makanan
  • Telan tablet/kapsul utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan
  • Ukur larutan oral dengan alat ukur yang disertakan, jangan gunakan sendok makan biasa
  • Jika lupa minum dosis, segera minum begitu ingat. Namun jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat
  • Jangan menghentikan penggunaan tramadol secara mendadak tanpa petunjuk dokter

Penggunaan tramadol harus dipantau secara berkala oleh dokter untuk mengevaluasi efektivitas dan kemungkinan efek samping. Jika nyeri tidak membaik atau malah memburuk, segera konsultasikan ke dokter.

Efek Samping Tramadol

Seperti obat-obatan lain, tramadol juga dapat menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi antara lain:

  • Mual dan muntah
  • Konstipasi
  • Pusing dan sakit kepala
  • Mengantuk
  • Mulut kering
  • Keringat berlebih
  • Gatal-gatal

Efek samping tersebut biasanya ringan dan akan hilang seiring waktu. Namun jika berlangsung lama atau mengganggu, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Efek samping yang lebih serius namun jarang terjadi meliputi:

  • Depresi pernapasan (napas menjadi lambat dan dangkal)
  • Kejang
  • Reaksi alergi berat (anafilaksis)
  • Sindrom serotonin
  • Gangguan irama jantung
  • Penurunan kesadaran

Segera hubungi dokter atau cari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala tersebut. Penggunaan tramadol jangka panjang juga dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis.

Peringatan dan Perhatian Penggunaan Tramadol

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan selama menggunakan tramadol:

  • Beri tahu dokter jika memiliki riwayat alergi obat, terutama terhadap opioid
  • Informasikan ke dokter jika memiliki riwayat penyakit hati, ginjal, epilepsi, cedera kepala, atau gangguan pernapasan
  • Tramadol dapat berinteraksi dengan banyak obat lain, jadi beri tahu dokter semua obat yang sedang dikonsumsi
  • Hindari mengonsumsi alkohol selama menggunakan tramadol karena dapat meningkatkan efek samping
  • Tramadol dapat menyebabkan kantuk, jadi hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin berbahaya
  • Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui harus dengan pengawasan ketat dari dokter
  • Hentikan penggunaan secara bertahap untuk menghindari gejala putus obat

Tramadol tidak boleh digunakan pada pasien dengan gangguan pernapasan berat, asma akut, atau ileus paralitik. Penggunaan bersamaan dengan obat golongan MAOI juga harus dihindari.

Interaksi Obat

Tramadol dapat berinteraksi dengan berbagai jenis obat lain. Beberapa interaksi yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Obat golongan MAOI: Meningkatkan risiko sindrom serotonin yang berbahaya
  • Obat penenang golongan benzodiazepin: Meningkatkan risiko depresi pernapasan
  • Antidepresan SSRI/SNRI: Meningkatkan risiko kejang dan sindrom serotonin
  • Karbamazepin: Menurunkan efektivitas tramadol
  • Warfarin: Meningkatkan risiko perdarahan
  • Alkohol: Meningkatkan efek sedasi dan depresi sistem saraf pusat

Selalu informasikan ke dokter semua obat yang sedang dikonsumsi, termasuk obat herbal dan suplemen, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.

Overdosis Tramadol

Overdosis tramadol dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi dosis yang lebih tinggi dari yang diresepkan. Gejala overdosis tramadol meliputi:

  • Pupil mata mengecil (miosis)
  • Kesulitan bernapas atau napas sangat lambat
  • Mengantuk berat hingga kehilangan kesadaran
  • Kulit dingin dan lembap
  • Denyut jantung lambat
  • Kejang
  • Koma

Overdosis tramadol merupakan kondisi gawat darurat yang dapat berakibat fatal. Jika dicurigai terjadi overdosis, segera hubungi layanan gawat darurat atau bawa ke rumah sakit terdekat.

Penyalahgunaan Tramadol

Meskipun potensi ketergantungannya lebih rendah dibanding opioid lain, tramadol tetap memiliki risiko disalahgunakan. Beberapa bentuk penyalahgunaan tramadol antara lain:

  • Mengonsumsi dosis lebih tinggi dari yang diresepkan
  • Menggunakan tanpa resep dokter
  • Menghancurkan tablet untuk dihirup atau disuntikkan
  • Mengombinasikan dengan alkohol atau obat-obatan lain
  • Menggunakan untuk tujuan rekreasional (mendapatkan efek euforia)

Penyalahgunaan tramadol dapat meningkatkan risiko overdosis, ketergantungan, dan efek samping serius lainnya. Jika Anda atau orang terdekat mengalami masalah penyalahgunaan tramadol, segera cari bantuan medis profesional.

Cara Mengatasi Ketergantungan Tramadol

Jika seseorang telah mengalami ketergantungan tramadol, penghentian penggunaan harus dilakukan secara bertahap di bawah pengawasan dokter. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketergantungan tramadol:

  • Penurunan dosis secara bertahap (tapering): Dokter akan membuat jadwal penurunan dosis secara perlahan untuk meminimalkan gejala putus obat
  • Terapi pengganti: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat pengganti seperti buprenorfin untuk membantu proses penyapihan
  • Terapi perilaku kognitif: Membantu pasien mengatasi kecanduan dan mencegah kekambuhan
  • Dukungan psikososial: Konseling dan dukungan keluarga sangat penting dalam proses pemulihan
  • Pengobatan gejala putus obat: Obat-obatan dapat diberikan untuk mengatasi gejala seperti mual, diare, atau kecemasan
  • Rehabilitasi: Untuk kasus berat, perawatan di pusat rehabilitasi mungkin diperlukan

Proses pemulihan dari ketergantungan tramadol membutuhkan waktu dan kesabaran. Dukungan dari keluarga dan tenaga medis profesional sangat penting untuk keberhasilan terapi.

Alternatif Pengganti Tramadol

Jika tramadol tidak cocok atau menimbulkan efek samping yang mengganggu, dokter dapat merekomendasikan alternatif obat pereda nyeri lain, seperti:

  • Parasetamol: Untuk nyeri ringan hingga sedang
  • NSAID (ibuprofen, naproxen): Untuk nyeri dan peradangan
  • Kodein: Opioid lemah untuk nyeri sedang
  • Morfin atau oksikodon: Untuk nyeri berat (digunakan dengan pengawasan ketat)
  • Gabapentin atau pregabalin: Untuk nyeri neuropatik
  • Antidepresan (amitriptilin, duloksetin): Untuk nyeri kronis tertentu

Pemilihan obat alternatif harus disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan nyeri, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan pilihan pengobatan yang paling tepat.

Mitos dan Fakta Seputar Tramadol

Beberapa mitos dan fakta seputar penggunaan tramadol yang perlu diluruskan:

  • Mitos: Tramadol aman karena bukan narkotika.Fakta: Meskipun bukan narkotika golongan tinggi, tramadol tetap memiliki potensi ketergantungan dan harus digunakan sesuai resep dokter.
  • Mitos: Tramadol bisa digunakan untuk mengatasi depresi.Fakta: Tramadol bukan obat antidepresan dan tidak boleh digunakan untuk mengobati depresi.
  • Mitos: Tramadol tidak menimbulkan efek samping.Fakta: Tramadol dapat menimbulkan berbagai efek samping, dari yang ringan hingga serius.
  • Mitos: Semakin tinggi dosis tramadol, semakin efektif menghilangkan nyeri.Fakta: Penggunaan dosis tinggi hanya akan meningkatkan risiko efek samping tanpa menambah efektivitas.
  • Mitos: Tramadol bisa dikombinasikan dengan alkohol untuk efek yang lebih kuat.Fakta: Kombinasi tramadol dan alkohol sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat seputar penggunaan tramadol.

Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan ke dokter jika mengalami hal-hal berikut saat menggunakan tramadol:

  • Nyeri tidak membaik atau malah memburuk setelah menggunakan obat
  • Mengalami efek samping yang mengganggu atau berlangsung lama
  • Muncul gejala alergi seperti ruam kulit, gatal-gatal, atau kesulitan bernapas
  • Merasa butuh dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama
  • Mengalami gejala putus obat saat mengurangi atau menghentikan penggunaan
  • Memiliki pertanyaan atau kekhawatiran seputar penggunaan obat

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada hal-hal yang membuat Anda khawatir selama menggunakan tramadol. Pemantauan rutin oleh dokter sangat penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas pengobatan.

Kesimpulan

Tramadol merupakan obat pereda nyeri kuat yang efektif untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat. Namun, penggunaannya harus selalu di bawah pengawasan dokter karena memiliki risiko efek samping dan potensi ketergantungan. Penting untuk memahami fungsi, dosis yang tepat, serta peringatan penggunaan tramadol agar terhindar dari penyalahgunaan dan efek yang tidak diinginkan.

Jika Anda diresepkan tramadol, pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter dengan seksama. Jangan ragu untuk bertanya atau berkonsultasi jika ada hal-hal yang membuat Anda khawatir selama pengobatan. Dengan penggunaan yang tepat dan terkontrol, tramadol dapat menjadi pilihan yang efektif untuk mengatasi nyeri dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya