Arti Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim: Makna dan Keutamaan Dzikir Agung

Pelajari arti dan keutamaan dzikir Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim. Temukan manfaat spiritual dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

oleh Septika Shidqiyyah Diperbarui 01 Mar 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2025, 11:00 WIB
arti subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim
arti subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dzikir merupakan salah satu ibadah utama dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan. Salah satu dzikir yang sangat dianjurkan adalah "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim". Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arti, keutamaan, dan cara mengamalkan dzikir agung ini dalam kehidupan sehari-hari.

Definisi Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim

Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim merupakan salah satu dzikir yang sangat dianjurkan dalam Islam. Kalimat ini terdiri dari dua bagian utama yang saling berkaitan dan memiliki makna yang mendalam. Secara harfiah, kalimat ini dapat diartikan sebagai "Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung".

Dzikir ini merupakan ungkapan pujian dan pengagungan kepada Allah SWT yang mencakup beberapa aspek penting dalam akidah Islam. Pertama, pengakuan akan kesucian Allah dari segala kekurangan dan sifat yang tidak layak bagi-Nya. Kedua, penegasan bahwa segala puji hanya layak ditujukan kepada Allah. Ketiga, penegasan kembali akan keagungan Allah yang tidak terbatas.

Dalam konteks ibadah, mengucapkan dzikir ini dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah yang sangat utama. Hal ini didasarkan pada berbagai hadits yang menyebutkan keutamaan dan pahala besar bagi orang yang mengamalkannya. Dzikir ini juga sering disebut sebagai "kalimat yang ringan di lisan namun berat timbangannya di hari kiamat", menunjukkan betapa besar nilai spiritualnya di sisi Allah SWT.

Penggunaan dzikir ini tidak terbatas pada waktu atau tempat tertentu. Meskipun ada beberapa waktu yang dianggap lebih utama untuk mengucapkannya, seperti pagi dan petang, dzikir ini dapat diamalkan kapan saja dan di mana saja. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu bentuk ibadah yang sangat fleksibel dan mudah dilakukan oleh setiap muslim dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari.

Lebih dari sekadar rangkaian kata, dzikir ini merupakan sarana bagi seorang muslim untuk senantiasa mengingat Allah, mensucikan-Nya, dan mengakui keagungan-Nya. Dengan mengamalkan dzikir ini secara konsisten, seorang muslim diharapkan dapat meningkatkan kualitas spiritualnya, memperkuat imannya, dan memperoleh berbagai keutamaan baik di dunia maupun di akhirat.

Arti Kata per Kata

Untuk memahami makna dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" secara lebih mendalam, kita perlu mengurai dan menganalisis setiap kata yang membentuk kalimat ini. Berikut adalah penjelasan rinci tentang arti kata per kata dari dzikir agung ini:

  1. Subhanallah (سُبْحَانَ اللهِ):
    • "Subhana" berasal dari kata "sabbaha" yang berarti mensucikan atau membersihkan.
    • "Allah" adalah nama diri Tuhan dalam Islam.
    • Secara keseluruhan, "Subhanallah" berarti "Maha Suci Allah" atau "Maha Bersih Allah dari segala kekurangan dan sifat yang tidak layak bagi-Nya".
  2. Wa (وَ):
    • Kata sambung yang berarti "dan".
  3. Bihamdihi (بِحَمْدِهِ):
    • "Bi" adalah kata depan yang berarti "dengan".
    • "Hamdi" berasal dari kata "hamd" yang berarti pujian atau syukur.
    • "Hi" adalah kata ganti kepunyaan yang merujuk kepada Allah.
    • Secara keseluruhan, "bihamdihi" berarti "dengan segala puji-Nya" atau "disertai pujian kepada-Nya".
  4. Subhanallahil (سُبْحَانَ اللهِ الْ):
    • Pengulangan dari "Subhanallah" yang telah dijelaskan sebelumnya, namun kali ini diikuti dengan "al" yang berfungsi sebagai kata sandang.
  5. Adzim (عَظِيمِ):
    • Berarti "Yang Maha Agung" atau "Yang Maha Besar".
    • Kata ini merupakan salah satu sifat Allah yang menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya yang tidak terbatas.

Dengan memahami arti kata per kata, kita dapat menyimpulkan bahwa dzikir ini mengandung beberapa elemen penting:

  • Penegasan akan kesucian Allah dari segala kekurangan.
  • Pengakuan bahwa segala puji hanya layak ditujukan kepada Allah.
  • Penegasan kembali akan kesucian Allah.
  • Pengakuan akan keagungan Allah yang tidak terbatas.

Dengan mengucapkan dzikir ini, seorang muslim tidak hanya memuji Allah, tetapi juga mengakui kebesaran-Nya, mensucikan-Nya dari segala kekurangan, dan menegaskan bahwa hanya Allah yang layak dipuji. Pemahaman mendalam tentang arti kata per kata ini dapat membantu seseorang untuk lebih menghayati makna dzikir saat mengamalkannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas ibadah dan hubungannya dengan Allah SWT.

Makna Mendalam Dzikir Ini

Dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" memiliki makna yang sangat dalam dan multidimensi dalam ajaran Islam. Pemahaman terhadap makna ini tidak hanya memperkaya wawasan spiritual seseorang, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas pengamalan dzikir tersebut. Berikut adalah penjelasan mendalam tentang makna dzikir ini:

  1. Pengakuan akan Kesempurnaan Allah

    Dengan mengucapkan "Subhanallah", seorang muslim mengakui bahwa Allah SWT adalah Zat yang sempurna, bebas dari segala kekurangan, dan jauh dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Ini merupakan bentuk tauhid yang paling murni, di mana seseorang mengakui keesaan dan kesempurnaan Allah tanpa syarat.

  2. Ekspresi Syukur dan Pujian

    "Wabihamdihi" menunjukkan bahwa segala puji hanya layak ditujukan kepada Allah. Ini adalah bentuk syukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya, sekaligus pengakuan bahwa segala kebaikan dan kesempurnaan hanya milik Allah semata.

  3. Penegasan Keagungan Allah

    "Subhanallahil adzim" menegaskan kembali kesucian Allah sekaligus mengakui keagungan-Nya yang tidak terbatas. Ini mengingatkan kita akan kebesaran Allah yang melampaui segala sesuatu di alam semesta.

  4. Refleksi Diri dan Kerendahan Hati

    Mengucapkan dzikir ini juga merupakan bentuk refleksi diri. Dengan mengakui keagungan Allah, seseorang secara tidak langsung mengakui keterbatasan dan kelemahan dirinya sebagai makhluk. Ini mendorong sikap rendah hati dan menjauhkan diri dari kesombongan.

  5. Penyucian Hati dan Pikiran

    Dzikir ini berfungsi sebagai sarana untuk menyucikan hati dan pikiran dari hal-hal negatif. Dengan fokus pada keagungan Allah, seseorang dapat membersihkan dirinya dari pikiran dan perasaan yang tidak baik.

  6. Peningkatan Kesadaran Spiritual

    Pengamalan dzikir ini secara konsisten dapat meningkatkan kesadaran spiritual seseorang. Ini membantu dalam membangun hubungan yang lebih dekat dengan Allah dan meningkatkan kualitas ibadah secara keseluruhan.

  7. Pengingat akan Tujuan Hidup

    Dzikir ini mengingatkan kita bahwa tujuan utama hidup adalah untuk beribadah kepada Allah. Ini membantu seseorang untuk tetap fokus pada prioritas spiritual di tengah kesibukan duniawi.

  8. Manifestasi Cinta kepada Allah

    Mengucapkan dzikir ini dengan penuh penghayatan merupakan bentuk ekspresi cinta kepada Allah. Ini menunjukkan keinginan untuk senantiasa mengingat dan memuji-Nya dalam setiap kesempatan.

  9. Sarana Meraih Ridha Allah

    Dzikir ini diyakini sebagai salah satu amalan yang sangat disukai Allah. Dengan mengamalkannya, seseorang berharap dapat meraih ridha Allah dan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya.

  10. Penguatan Iman dan Taqwa

    Pengamalan dzikir ini secara rutin dapat memperkuat iman dan meningkatkan ketaqwaan seseorang. Ini membantu dalam membangun pertahanan spiritual terhadap godaan dan ujian kehidupan.

Memahami makna mendalam dari dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan spiritual seseorang. Ini bukan hanya sekedar rangkaian kata-kata, tetapi merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat iman, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan menghayati makna ini, pengamalan dzikir dapat menjadi lebih bermakna dan memberikan manfaat yang lebih besar, baik secara spiritual maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Keutamaan Mengucapkan Dzikir Ini

Dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" memiliki banyak keutamaan yang disebutkan dalam berbagai hadits dan riwayat. Memahami keutamaan-keutamaan ini dapat memotivasi seseorang untuk lebih giat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan rinci tentang keutamaan mengucapkan dzikir ini:

  1. Penghapus Dosa

    Salah satu keutamaan utama dari dzikir ini adalah kemampuannya untuk menghapus dosa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan 'Subhanallah wabihamdihi' seratus kali dalam sehari, maka akan dihapuskan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan." Ini menunjukkan betapa besar potensi dzikir ini dalam membersihkan diri dari dosa.

  2. Pahala yang Berat di Hari Kiamat

    Dalam hadits lain, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa dzikir ini adalah "dua kalimat yang ringan di lisan, berat dalam timbangan (pahala), dan dicintai oleh Ar-Rahman (Allah)." Ini mengindikasikan bahwa meskipun mudah diucapkan, dzikir ini memiliki nilai yang sangat besar di sisi Allah.

  3. Penanaman Pohon di Surga

    Ada riwayat yang menyebutkan bahwa setiap kali seseorang mengucapkan "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim", akan ditanamkan untuknya sebuah pohon di surga. Ini menggambarkan betapa besar pahala yang akan diterima di akhirat kelak.

  4. Perlindungan dari Kesulitan

    Beberapa ulama menyebutkan bahwa mengamalkan dzikir ini secara konsisten dapat menjadi benteng perlindungan dari berbagai kesulitan dan musibah dalam kehidupan.

  5. Peningkatan Rezeki

    Ada keyakinan bahwa mengamalkan dzikir ini dapat menjadi sarana untuk memperoleh keberkahan dan kelancaran rezeki. Ini didasarkan pada pemahaman bahwa ketaatan kepada Allah akan membawa keberkahan dalam segala aspek kehidupan.

  6. Ketenangan Hati

    Dzikir ini diyakini dapat memberikan ketenangan hati dan kedamaian jiwa bagi pengamalnya. Ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.

  7. Peningkatan Derajat di Sisi Allah

    Mengamalkan dzikir ini secara konsisten diyakini dapat meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah. Ini karena dzikir merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dicintai oleh Allah.

  8. Penyucian Jiwa

    Dzikir ini berfungsi sebagai sarana untuk menyucikan jiwa dari berbagai penyakit hati seperti iri, dengki, dan sombong. Dengan senantiasa mengingat keagungan Allah, seseorang akan lebih mudah menjaga diri dari sifat-sifat tercela.

  9. Peningkatan Fokus dan Konsentrasi

    Pengamalan dzikir ini secara rutin dapat membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi dalam kehidupan sehari-hari. Ini karena dzikir melatih pikiran untuk fokus pada satu hal, yaitu mengingat Allah.

  10. Sarana Taqarrub (Mendekatkan Diri) kepada Allah

    Dzikir ini merupakan salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan senantiasa mengingat dan memuji-Nya, seseorang dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Memahami keutamaan-keutamaan ini dapat menjadi motivasi kuat bagi seseorang untuk lebih giat mengamalkan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" dalam kehidupan sehari-hari. Penting untuk diingat bahwa keutamaan-keutamaan ini tidak hanya terbatas pada aspek spiritual, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental, emosional, dan bahkan fisik. Dengan mengamalkan dzikir ini secara konsisten dan penuh penghayatan, seseorang dapat meraih berbagai manfaat baik di dunia maupun di akhirat.

Waktu Terbaik Mengucapkan Dzikir

Meskipun dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" dapat diamalkan kapan saja dan di mana saja, ada beberapa waktu yang dianggap lebih utama untuk mengucapkannya. Pemilihan waktu yang tepat dapat meningkatkan kualitas dan keberkahan dari dzikir tersebut. Berikut adalah penjelasan rinci tentang waktu-waktu terbaik untuk mengucapkan dzikir ini:

  1. Pagi Hari

    Waktu pagi, khususnya setelah shalat Subuh hingga terbitnya matahari, dianggap sebagai salah satu waktu terbaik untuk berdzikir. Pada saat ini, pikiran masih segar dan belum terganggu oleh kesibukan duniawi. Mengawali hari dengan dzikir ini dapat memberikan energi positif untuk menjalani aktivitas sepanjang hari.

  2. Petang Hari

    Waktu petang, khususnya setelah shalat Ashar hingga terbenamnya matahari, juga merupakan waktu yang sangat baik untuk berdzikir. Ini adalah saat yang tepat untuk melakukan refleksi atas apa yang telah dilakukan sepanjang hari dan memohon ampunan atas kesalahan yang mungkin telah dilakukan.

  3. Sepertiga Malam Terakhir

    Waktu sepertiga malam terakhir, atau yang dikenal sebagai waktu tahajud, dianggap sebagai waktu yang sangat istimewa untuk beribadah, termasuk berdzikir. Pada saat ini, suasana tenang dan hening, sehingga memungkinkan untuk lebih khusyuk dalam berdzikir.

  4. Setelah Shalat Fardhu

    Mengucapkan dzikir ini setelah menyelesaikan shalat fardhu adalah praktik yang sangat dianjurkan. Ini dapat menjadi pelengkap ibadah shalat dan membantu mempertahankan kondisi spiritual yang baik setelah shalat.

  5. Saat Menghadapi Kesulitan

    Ketika menghadapi situasi sulit atau penuh tekanan, mengucapkan dzikir ini dapat membantu menenangkan hati dan pikiran. Ini juga bisa menjadi sarana untuk memohon pertolongan Allah dalam menghadapi tantangan.

  6. Sebelum Tidur

    Mengucapkan dzikir ini sebelum tidur dapat membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkan diri untuk istirahat yang berkualitas. Ini juga bisa menjadi penutup yang baik untuk aktivitas sehari-hari.

  7. Saat Berada di Tempat yang Istimewa

    Ketika berada di tempat-tempat yang memiliki nilai spiritual khusus, seperti masjid, Ka'bah, atau saat melakukan ibadah haji dan umrah, mengucapkan dzikir ini dapat memberikan pengalaman spiritual yang lebih mendalam.

  8. Di Sela-sela Aktivitas

    Mengucapkan dzikir ini di sela-sela aktivitas sehari-hari, seperti saat berjalan, menunggu, atau bahkan saat bekerja (selama tidak mengganggu konsentrasi), dapat membantu menjaga kesadaran spiritual sepanjang hari.

  9. Saat Menyaksikan Keindahan Alam

    Ketika menyaksikan keindahan alam atau fenomena alam yang menakjubkan, mengucapkan dzikir ini dapat menjadi ekspresi kekaguman atas kebesaran Allah sebagai Pencipta alam semesta.

  10. Saat Merasakan Nikmat

    Ketika merasakan nikmat atau kebahagiaan, baik besar maupun kecil, mengucapkan dzikir ini dapat menjadi bentuk syukur kepada Allah atas karunia yang diberikan.

Penting untuk diingat bahwa meskipun ada waktu-waktu yang dianggap lebih utama, dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" tetap bisa dan sebaiknya diamalkan kapan saja. Konsistensi dalam mengamalkan dzikir ini, terlepas dari waktu spesifik, adalah kunci untuk meraih manfaat dan keutamaannya. Setiap muslim didorong untuk menemukan ritme dan waktu yang paling sesuai dengan kondisi dan rutinitas mereka masing-masing, sehingga dapat mengamalkan dzikir ini secara teratur dan penuh penghayatan.

Cara Mengamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengamalkan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" dalam kehidupan sehari-hari memerlukan komitmen dan strategi yang tepat. Berikut adalah panduan rinci tentang cara mengamalkan dzikir ini secara efektif:

  1. Menetapkan Target Harian

    Tentukan jumlah minimal dzikir yang ingin Anda ucapkan setiap hari. Misalnya, menargetkan 100 kali sehari seperti yang dianjurkan dalam hadits. Mulailah dengan target yang realistis dan tingkatkan secara bertahap.

  2. Memilih Waktu yang Tepat

    Identifikasi waktu-waktu dalam rutinitas harian Anda yang paling cocok untuk berdzikir. Ini bisa setelah shalat fardhu, pagi hari setelah bangun tidur, atau malam sebelum tidur. Konsistensi dalam waktu pelaksanaan akan membantu membentuk kebiasaan.

  3. Menggunakan Alat Bantu

    Gunakan tasbih atau aplikasi dzikir di smartphone untuk membantu menghitung jumlah dzikir. Ini akan memudahkan Anda dalam mencapai target harian dan menjaga fokus.

  4. Memahami Makna

    Luangkan waktu untuk memahami arti dan makna mendalam dari dzikir ini. Pemahaman yang baik akan meningkatkan kualitas dan kekhusyukan dalam berdzikir.

  5. Mengucapkan dengan Lisan

    Usahakan untuk mengucapkan dzikir ini dengan lisan, tidak hanya dalam hati. Pengucapan dengan lisan memiliki keutamaan tersendiri dan membantu menjaga konsentrasi.

  6. Menjaga Kekhusyukan

    Berusahalah untuk ber dzikir dengan khusyuk, merenungkan makna setiap kata yang diucapkan. Kekhusyukan akan meningkatkan kualitas dan dampak spiritual dari dzikir.

  7. Integrasi dalam Aktivitas Sehari-hari

    Sisipkan dzikir ini dalam berbagai aktivitas harian. Misalnya, saat berjalan, menunggu antrian, atau saat istirahat kerja. Ini akan membantu Anda mencapai target harian tanpa mengganggu rutinitas.

  8. Membuat Pengingat

    Gunakan alarm atau pengingat di smartphone untuk mengingatkan Anda berdzikir pada waktu-waktu tertentu. Ini sangat membantu terutama di awal pembentukan kebiasaan.

  9. Berdzikir dalam Hati

    Ketika tidak memungkinkan untuk berdzikir dengan lisan, lakukan dzikir dalam hati. Ini bisa dilakukan saat berada di tempat umum atau saat bekerja.

  10. Mengajarkan kepada Keluarga

    Ajak anggota keluarga untuk bersama-sama mengamalkan dzikir ini. Ini akan menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi satu sama lain.

  11. Menjadikan Bagian dari Rutinitas Ibadah

    Sisipkan dzikir ini sebagai bagian dari rutinitas ibadah harian, seperti setelah shalat fardhu atau sebagai bagian dari wirid pagi dan petang.

  12. Memanfaatkan Momen Khusus

    Manfaatkan momen-momen khusus seperti bulan Ramadhan, malam Lailatul Qadr, atau saat berada di tempat-tempat suci untuk meningkatkan intensitas dzikir.

  13. Refleksi dan Evaluasi

    Lakukan refleksi dan evaluasi secara berkala terhadap praktik dzikir Anda. Identifikasi tantangan yang dihadapi dan cari solusi untuk mengatasinya.

  14. Berdoa untuk Kemudahan

    Berdoalah kepada Allah agar diberikan kemudahan dan ketetapan hati dalam mengamalkan dzikir ini secara konsisten.

  15. Bergabung dengan Komunitas

    Bergabunglah dengan kelompok atau komunitas yang juga mengamalkan dzikir ini. Dukungan dan motivasi dari komunitas dapat sangat membantu dalam menjaga konsistensi.

Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, Anda dapat mengintegrasikan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" ke dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih efektif. Ingatlah bahwa kunci utama adalah konsistensi dan keikhlasan. Mulailah dengan langkah-langkah kecil dan tingkatkan secara bertahap. Seiring waktu, dzikir ini akan menjadi bagian alami dari rutinitas Anda, membawa kedamaian dan keberkahan dalam kehidupan.

Manfaat Spiritual Mengucapkan Dzikir

Mengucapkan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" secara konsisten dapat memberikan berbagai manfaat spiritual yang signifikan. Pemahaman akan manfaat-manfaat ini dapat meningkatkan motivasi dan kekhusyukan dalam berdzikir. Berikut adalah penjelasan rinci tentang manfaat spiritual dari mengucapkan dzikir ini:

  1. Peningkatan Keimanan

    Dzikir ini merupakan pengakuan akan keagungan dan kesempurnaan Allah. Dengan mengucapkannya secara rutin, keimanan seseorang akan semakin kuat dan mendalam. Ini membantu dalam membangun hubungan yang lebih dekat dengan Allah dan meningkatkan kesadaran akan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan.

  2. Penyucian Jiwa

    Mengamalkan dzikir ini secara konsisten dapat berfungsi sebagai sarana penyucian jiwa. Ini membantu membersihkan hati dari sifat-sifat tercela seperti iri, dengki, sombong, dan riya. Proses penyucian ini penting untuk mencapai kedamaian batin dan ketenangan jiwa.

  3. Peningkatan Kesadaran Spiritual

    Dzikir ini membantu meningkatkan kesadaran spiritual seseorang. Dengan senantiasa mengingat Allah, seseorang menjadi lebih peka terhadap hal-hal yang bersifat spiritual dan lebih mampu memaknai berbagai peristiwa dalam hidup dari perspektif yang lebih luas.

  4. Pembentukan Karakter Islami

    Pengamalan dzikir ini secara rutin dapat membantu dalam pembentukan karakter Islami. Kesadaran akan keagungan Allah mendorong seseorang untuk senantiasa menjaga perilaku dan akhlaknya agar sesuai dengan ajaran Islam.

  5. Peningkatan Kualitas Ibadah

    Dzikir ini dapat meningkatkan kualitas ibadah secara keseluruhan. Dengan hati yang selalu terhubung dengan Allah melalui dzikir, ibadah-ibadah lain seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Qur'an menjadi lebih bermakna dan khusyuk.

  6. Perlindungan Spiritual

    Dzikir ini diyakini dapat menjadi benteng perlindungan spiritual dari godaan setan dan pengaruh negatif. Ini membantu seseorang untuk tetap teguh dalam keimanan dan tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama.

  7. Peningkatan Rasa Syukur

    Mengucapkan dzikir ini secara rutin dapat meningkatkan rasa syukur kepada Allah. Dengan senantiasa mengakui keagungan-Nya, seseorang menjadi lebih menghargai segala nikmat yang telah diberikan, baik besar maupun kecil.

  8. Kedamaian Batin

    Salah satu manfaat utama dari dzikir ini adalah tercapainya kedamaian batin. Mengingat Allah melalui dzikir dapat menenangkan hati yang gelisah dan memberikan ketentraman jiwa, sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an bahwa dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.

  9. Peningkatan Konsentrasi Spiritual

    Praktik dzikir ini secara teratur dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi dalam hal-hal spiritual. Ini bermanfaat tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih fokus dan terarah.

  10. Penguatan Tawakkal

    Dzikir ini membantu memperkuat sikap tawakkal atau berserah diri kepada Allah. Dengan mengakui keagungan Allah, seseorang menjadi lebih mampu untuk menyerahkan segala urusan kepada-Nya setelah berusaha semaksimal mungkin.

  11. Peningkatan Kesabaran

    Mengamalkan dzikir ini dapat meningkatkan kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup. Kesadaran akan keagungan Allah membantu seseorang untuk tetap tabah dan tidak mudah putus asa.

  12. Pembersihan Pikiran

    Dzikir ini dapat berfungsi sebagai sarana untuk membersihkan pikiran dari hal-hal negatif. Dengan fokus pada mengingat Allah, pikiran-pikiran yang tidak bermanfaat atau merusak dapat dialihkan ke arah yang lebih positif dan konstruktif.

  13. Peningkatan Kecerdasan Spiritual

    Pengamalan dzikir secara konsisten dapat meningkatkan kecerdasan spiritual seseorang. Ini membantu dalam memahami makna hidup yang lebih dalam dan melihat segala sesuatu dari perspektif yang lebih luas dan bijaksana.

  14. Penguatan Hubungan dengan Sesama

    Meskipun dzikir adalah ibadah personal, manfaat spiritualnya dapat terpancar dalam hubungan seseorang dengan orang lain. Hati yang tenang dan jiwa yang bersih akan mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan sesama, menjadikannya lebih sabar, pengertian, dan penuh kasih sayang.

Manfaat-manfaat spiritual ini menunjukkan betapa pentingnya mengamalkan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan merasakan manfaat-manfaat ini, seseorang akan lebih termotivasi untuk konsisten dalam berdzikir, yang pada akhirnya akan membawa pada peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan, baik dari segi spiritual maupun sosial.

Manfaat Psikologis Mengucapkan Dzikir

Selain manfaat spiritual, mengucapkan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" juga memiliki berbagai manfaat psikologis yang signifikan. Pemahaman akan manfaat-manfaat psikologis ini dapat memberikan perspektif baru tentang pentingnya dzikir dalam menjaga kesehatan mental dan emosional. Berikut adalah penjelasan rinci tentang manfaat psikologis dari mengucapkan dzikir ini:

  1. Reduksi Stres dan Kecemasan

    Dzikir ini dapat berfungsi sebagai teknik relaksasi yang efektif. Pengucapan yang berulang dan ritmis, disertai dengan fokus pada makna dzikir, dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi tingkat stres serta kecemasan. Ini terjadi karena dzikir membantu mengalihkan pikiran dari hal-hal yang menyebabkan stres ke arah yang lebih positif dan menenangkan.

  2. Peningkatan Kesejahteraan Emosional

    Praktik dzikir secara teratur dapat meningkatkan kesejahteraan emosional seseorang. Dengan fokus pada mengingat dan memuji Allah, seseorang dapat mengembangkan sikap positif dan optimis dalam menghadapi berbagai situasi hidup. Ini dapat membantu dalam mengelola emosi negatif seperti marah, sedih, atau frustrasi dengan lebih baik.

  3. Peningkatan Konsentrasi dan Fokus

    Mengucapkan dzikir ini secara konsisten dapat melatih kemampuan konsentrasi dan fokus. Proses berdzikir memerlukan perhatian yang terpusat, yang jika dilakukan secara rutin, dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk fokus pada tugas-tugas lain dalam kehidupan sehari-hari.

  4. Pengembangan Resiliensi Psikologis

    Dzikir dapat membantu dalam mengembangkan resiliensi psikologis, yaitu kemampuan untuk bangkit kembali dari situasi sulit atau traumatis. Dengan mengingat keagungan Allah melalui dzikir, seseorang dapat membangun perspektif yang lebih luas tentang masalah yang dihadapi, sehingga lebih mampu menghadapi dan mengatasi kesulitan hidup.

  5. Peningkatan Harga Diri dan Kepercayaan Diri

    Praktik dzikir dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri seseorang. Kesadaran akan hubungan dengan Allah yang diperoleh melalui dzikir dapat memberikan rasa aman dan keyakinan diri yang lebih besar. Ini membantu seseorang untuk merasa lebih bernilai dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih percaya diri.

  6. Manajemen Kemarahan yang Lebih Baik

    Dzikir dapat menjadi alat yang efektif dalam mengelola kemarahan. Ketika seseorang merasa marah, mengucapkan dzikir ini dapat membantu menenangkan emosi dan memberikan waktu untuk berpikir jernih sebelum bertindak. Ini dapat mencegah tindakan impulsif yang mungkin disesali kemudian.

  7. Peningkatan Kualitas Tidur

    Mengucapkan dzikir sebelum tidur dapat membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkan mental untuk istirahat yang berkualitas. Ini dapat membantu mengurangi insomnia dan meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan.

  8. Pengurangan Gejala Depresi

    Meskipun bukan pengganti untuk perawatan medis, dzikir dapat membantu dalam mengurangi gejala depresi ringan. Fokus pada hal-hal positif dan pengakuan akan keagungan Allah dapat membantu mengalihkan pikiran dari pola pikir negatif yang sering menjadi ciri depresi.

  9. Peningkatan Kesadaran Diri

    Praktik dzikir secara teratur dapat meningkatkan kesadaran diri. Proses introspeksi yang terjadi selama berdzikir membantu seseorang untuk lebih memahami dirinya sendiri, termasuk kekuatan dan kelemahannya.

  10. Pengembangan Pola Pikir Positif

    Dzikir ini, yang merupakan ungkapan pujian dan pengagungan kepada Allah, dapat membantu mengembangkan pola pikir yang lebih positif. Ini dapat membantu seseorang untuk melihat sisi baik dari setiap situasi dan lebih bersyukur atas apa yang dimiliki.

  11. Peningkatan Kemampuan Coping

    Dzikir dapat menjadi mekanisme coping yang efektif dalam menghadapi situasi sulit. Ketika menghadapi masalah atau tekanan, mengucapkan dzikir dapat memberikan kekuatan mental dan emosional untuk menghadapi tantangan tersebut.

  12. Reduksi Kecanduan

    Bagi mereka yang berjuang melawan kecanduan, dzikir dapat menjadi alat yang membantu dalam proses pemulihan. Fokus pada dzikir dapat mengalihkan pikiran dari keinginan untuk menggunakan zat atau melakukan perilaku adiktif.

  13. Peningkatan Hubungan Interpersonal

    Manfaat psikologis dari dzikir dapat tercermin dalam hubungan interpersonal seseorang. Ketenangan dan kedamaian yang diperoleh dari berdzikir dapat membantu seseorang untuk lebih sabar, empati, dan pengertian dalam berinteraksi dengan orang lain.

  14. Pengurangan Perilaku Kompulsif

    Bagi mereka yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif ringan, dzikir dapat menjadi alternatif yang membantu dalam mengurangi perilaku kompulsif. Fokus pada dzikir dapat menggantikan pikiran atau perilaku yang tidak diinginkan.

  15. Peningkatan Regulasi Emosi

    Praktik dzikir secara teratur dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan seseorang untuk meregulasi emosinya. Ini memungkinkan seseorang untuk lebih baik dalam mengenali, memahami, dan mengelola berbagai emosi yang dialami.

Manfaat-manfaat psikologis ini menunjukkan bahwa dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" bukan hanya praktik spiritual, tetapi juga dapat menjadi alat yang efektif untuk menjaga kesehatan mental dan emosional. Dengan memahami dan merasakan manfaat-manfaat ini, seseorang dapat lebih termotivasi untuk mengintegrasikan dzikir ke dalam rutinitas harian mereka, tidak hanya sebagai ibadah, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Hadits-hadits Terkait Keutamaan Dzikir Ini

Keutamaan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" telah disebutkan dalam berbagai hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Hadits-hadits ini memberikan gambaran yang jelas tentang betapa agungnya dzikir ini di sisi Allah SWT. Berikut adalah penjelasan rinci tentang beberapa hadits terkait keutamaan dzikir ini:

  1. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim

    Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat dalam timbangan (pahala), dan dicintai oleh Ar-Rahman: 'Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil 'azhim' (Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung)."

    Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun dzikir ini mudah diucapkan, pahalanya sangat besar di sisi Allah. Ini juga mengindikasikan bahwa dzikir ini sangat dicintai oleh Allah SWT.

  2. Hadits Riwayat Muslim

    Dari Abu Dzar RA, ia berkata: Rasulullah SAW pernah ditanya, "Kalimat apa yang paling utama?" Beliau menjawab: "Yang dipilih Allah untuk para malaikat-Nya: 'Subhanallahi wa bihamdihi' (Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya)."

    Hadits ini menegaskan bahwa dzikir ini merupakan kalimat yang paling utama, bahkan dipilih oleh Allah untuk para malaikat-Nya. Ini menunjukkan betapa agungnya dzikir ini.

  3. Hadits Riwayat Bukhari

    Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan 'Subhanallahi wa bihamdihi' seratus kali dalam sehari, maka akan dihapuskan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan."

    Hadits ini menjelaskan tentang kekuatan dzikir ini dalam menghapuskan dosa. Ini memberikan harapan besar bagi orang-orang yang ingin membersihkan diri dari dosa-dosa mereka.

  4. Hadits Riwayat Tirmidzi

    Dari Jabir RA, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan 'Subhanallahil 'azhim wa bihamdihi', maka akan ditanamkan untuknya sebuah pohon kurma di surga."

    Hadits ini menggambarkan pahala konkret yang akan diterima di akhirat bagi orang yang mengamalkan dzikir ini. Ini memberikan motivasi tambahan untuk mengamalkannya secara konsisten.

  5. Hadits Riwayat Muslim

    Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh, aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari."

    Meskipun tidak secara langsung menyebutkan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim", hadits ini menunjukkan pentingnya berdzikir dan beristighfar secara konsisten, yang dapat diterapkan juga pada pengamalan dzikir ini.

  6. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim

    Dari Abu Musa Al-Asy'ari RA, Nabi SAW bersabda: "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati."

    Hadits ini menekankan pentingnya berdzikir dalam kehidupan seorang muslim, termasuk mengamalkan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim".

  7. Hadits Riwayat Tirmidzi

    Dari Abdullah bin Busr RA, seorang laki-laki berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam telah banyak bagiku, maka beritahukanlah kepadaku sesuatu yang aku dapat berpegang teguh padanya." Beliau bersabda: "Hendaklah lisanmu senantiasa basah karena berdzikir kepada Allah."

    Hadits ini menunjukkan bahwa dzikir, termasuk "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim", adalah amalan yang mudah namun sangat bermanfaat dan dapat dilakukan secara konsisten.

  8. Hadits Riwayat Muslim

    Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah, melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya."

    Meskipun tidak secara spesifik menyebut dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim", hadits ini menunjukkan keutamaan berdzikir secara umum, yang juga berlaku untuk dzikir ini.

  9. Hadits Riwayat Bukhari

    Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: 'Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam suatu kelompok, maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik daripada mereka.'"

    Hadits ini menekankan betapa Allah menghargai dan membalas kebaikan hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya, termasuk melalui dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim".

  10. Hadits Riwayat Tirmidzi

    Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: "Berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya hingga orang-orang munafik berkata, 'Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang riya.'"

    Hadits ini mendorong untuk memperbanyak dzikir, termasuk "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim", tanpa perlu khawatir dengan anggapan orang lain.

Hadits-hadits ini secara kolektif menunjukkan betapa pentingnya dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" dalam kehidupan seorang muslim. Mereka menekankan keutamaan, pahala, dan manfaat spiritual yang dapat diperoleh dari mengamalkan dzikir ini secara konsisten. Pemahaman akan hadits-hadits ini dapat menjadi motivasi kuat bagi setiap muslim untuk menjadikan dzikir ini sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.

Pendapat Para Ulama tentang Dzikir Ini

Para ulama Islam, baik klasik maupun kontemporer, telah memberikan perhatian khusus terhadap dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim". Mereka telah menafsirkan, menjelaskan, dan memberikan pandangan mereka tentang keutamaan dan makna mendalam dari dzikir ini. Berikut adalah penjelasan rinci tentang pendapat beberapa ulama terkemuka mengenai dzikir ini:

  1. Imam An-Nawawi

    Imam An-Nawawi, dalam kitabnya "Al-Adzkar", menekankan keutamaan dzikir ini berdasarkan hadits-hadits sahih. Beliau menjelaskan bahwa dzikir ini menggabungkan antara tasbih (penyucian Allah) dan tahmid (pujian kepada Allah), yang merupakan dua bentuk dzikir yang sangat utama. Menurut beliau, pengucapan dzikir ini sebanyak 100 kali sehari dapat menjadi sarana penghapusan dosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits.

  2. Ibnu Hajar Al-Asqalani

    Dalam "Fathul Bari", syarah Shahih Bukhari, Ibnu Hajar menjelaskan bahwa keistimewaan dzikir ini terletak pada kombinasi antara pengakuan akan kesucian Allah (tanzih) dan penegasan akan keagungan-Nya (ta'zhim). Beliau juga menyoroti bahwa meskipun dzikir ini ringan diucapkan, pahalanya sangat berat di hari kiamat, menunjukkan betapa besar nilai spiritual dari amalan yang tampaknya sederhana ini.

  3. Imam Al-Ghazali

    Dalam "Ihya Ulumuddin", Imam Al-Ghazali membahas tentang keutamaan dzikir secara umum dan menyinggung tentang dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim". Beliau menekankan bahwa dzikir ini bukan hanya pengucapan lisan, tetapi harus disertai dengan pemahaman dan perenungan akan makna yang terkandung di dalamnya. Menurut Al-Ghazali, dzikir yang dilakukan dengan hati yang hadir akan membawa pada ma'rifatullah (pengenalan kepada Allah) yang lebih mendalam.

  4. Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani

    Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, dalam berbagai ajarannya, menekankan pentingnya dzikir dalam perjalanan spiritual seorang muslim. Beliau menjelaskan bahwa dzikir seperti "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" bukan hanya amalan lisan, tetapi juga harus meresap ke dalam hati dan tercermin dalam perilaku sehari-hari.

  5. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

    Dalam kitabnya "Al-Wabil As-Sayyib", Ibnu Qayyim membahas secara mendalam tentang keutamaan dzikir. Beliau menyoroti bahwa dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" menggabungkan dua konsep penting: tasbih dan tahmid. Menurut beliau, kombinasi ini memiliki efek yang kuat dalam membersihkan hati dan meningkatkan hubungan seorang hamba dengan Allah.

  6. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

    Ulama kontemporer ini menjelaskan bahwa dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" memiliki keutamaan khusus karena menggabungkan penyucian Allah dari segala kekurangan dengan pengakuan akan keagungan-Nya. Beliau menekankan pentingnya memahami makna dzikir ini agar pengamalannya lebih bermakna dan berdampak pada kehidupan sehari-hari.

  7. Dr. Yusuf Al-Qaradhawi

    Dalam berbagai tulisannya tentang dzikir, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menekankan bahwa dzikir seperti "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" bukan hanya ritual verbal, tetapi harus menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan mendorong perilaku yang lebih baik. Beliau juga menyoroti pentingnya memahami makna dzikir ini dalam konteks kehidupan modern.

  8. Syaikh Wahbah Az-Zuhaili

    Dalam tafsirnya "Al-Munir", Syaikh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" merupakan bentuk pengakuan akan kesempurnaan Allah dan penyucian-Nya dari segala kekurangan. Beliau menekankan bahwa pengamalan dzikir ini harus disertai dengan pemahaman mendalam akan maknanya agar dapat memberi dampak positif pada kehidupan seorang muslim.

  9. Dr. Said Ramadhan Al-Buthi

    Dr. Al-Buthi, dalam berbagai ceramah dan tulisannya, menekankan bahwa dzikir seperti "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" bukan hanya amalan lisan, tetapi harus menjadi refleksi dari keimanan yang mendalam. Beliau menjelaskan bahwa pengamalan dzikir ini secara konsisten dapat membantu seseorang dalam menghadapi tantangan kehidupan modern dengan lebih bijaksana.

  10. Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi

    Dalam tafsirnya, Syaikh Asy-Sya'rawi menjelaskan bahwa dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" merupakan pengakuan akan kesempurnaan Allah sekaligus ungkapan syukur atas segala nikmat-Nya. Beliau menekankan bahwa pemahaman akan makna dzikir ini dapat membantu seseorang untuk lebih menghargai kebesaran Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Pendapat para ulama ini secara kolektif menekankan beberapa poin penting:

  • Dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" memiliki keutamaan yang besar karena menggabungkan konsep tasbih dan tahmid.
  • Pengamalan dzikir ini harus disertai dengan pemahaman mendalam akan maknanya.
  • Dzikir ini bukan hanya amalan lisan, tetapi harus tercermin dalam perilaku dan sikap sehari-hari.
  • Konsistensi dalam mengamalkan dzikir ini dapat membawa dampak positif pada kehidupan spiritual dan sosial seseorang.
  • Dzikir ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan hubungan dengan Allah dan mencapai ma'rifatullah yang lebih mendalam.
  • Pengamalan dzikir ini relevan dan penting dalam konteks kehidupan modern sebagai benteng spiritual menghadapi berbagai tantangan.

Pemahaman akan pendapat para ulama ini dapat membantu seseorang untuk lebih menghargai nilai dan makna dari dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim", serta mendorong untuk mengamalkannya dengan lebih khusyuk dan konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Perbandingan dengan Dzikir Lainnya

Dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" memiliki keunikan dan keutamaan tersendiri dibandingkan dengan dzikir-dzikir lainnya. Namun, penting untuk memahami bahwa setiap dzikir memiliki nilai dan manfaatnya masing-masing. Berikut adalah perbandingan dzikir ini dengan beberapa dzikir lainnya yang juga sering diamalkan oleh umat Islam:

  1. Perbandingan dengan "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar"

    Dzikir ini, yang dikenal sebagai "empat kalimat yang paling dicintai Allah", memiliki cakupan yang lebih luas karena mencakup tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" lebih fokus pada tasbih dan pengagungan Allah. Keduanya memiliki keutamaan yang besar, namun "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" dianggap lebih ringan diucapkan dan mudah diingat.

  2. Perbandingan dengan "Laa hawla wa laa quwwata illa billah"

    Dzikir "Laa hawla wa laa quwwata illa billah" lebih menekankan pada pengakuan akan ketidakberdayaan manusia dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" lebih fokus pada penyucian dan pengagungan Allah. Keduanya memiliki konteks penggunaan yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari.

  3. Perbandingan dengan "Astaghfirullah"

    Istighfar atau memohon ampunan kepada Allah memiliki fokus yang berbeda dengan "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim". Istighfar lebih ditekankan pada pengakuan dosa dan permohonan ampunan, sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" lebih pada penyucian dan pengagungan Allah. Namun, keduanya sama-sama memiliki kekuatan dalam menghapuskan dosa.

  4. Perbandingan dengan "Alhamdulillah"

    "Alhamdulillah" fokus pada ungkapan syukur dan pujian kepada Allah, sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" menggabungkan penyucian dan pujian. Keduanya penting dalam konteks yang berbeda, dengan "Alhamdulillah" sering diucapkan sebagai respons atas nikmat yang diterima.

  5. Perbandingan dengan "Allahu Akbar"

    "Allahu Akbar" menekankan pada kebesaran Allah, sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" menggabungkan penyucian dan pengagungan. "Allahu Akbar" sering digunakan dalam konteks ibadah formal seperti shalat, sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" lebih fleksibel untuk diucapkan kapan saja.

  6. Perbandingan dengan "Subhanallah"

    "Subhanallah" adalah bagian dari "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim", namun dzikir yang lebih panjang ini menambahkan elemen pujian dan pengagungan yang lebih mendalam. "Subhanallah" sering digunakan sebagai respons spontan atas sesuatu yang menakjubkan, sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" lebih sering digunakan sebagai dzikir yang disengaja dan terencana.

  7. Perbandingan dengan "La ilaha illallah"

    "La ilaha illallah" adalah kalimat tauhid yang menegaskan keesaan Allah, sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" lebih fokus pada penyucian dan pengagungan. Keduanya memiliki peran penting dalam akidah Islam, namun dengan penekanan yang berbeda.

  8. Perbandingan dengan Shalawat Nabi

    Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW memiliki fokus yang berbeda, yaitu mendoakan dan memuliakan Nabi. Sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" berfokus pada Allah SWT. Keduanya memiliki keutamaan masing-masing dan sering diamalkan bersama-sama dalam rangkaian dzikir.

  9. Perbandingan dengan "Bismillahirrahmanirrahim"

    "Bismillahirrahmanirrahim" biasanya diucapkan sebagai pembuka atau permulaan suatu aktivitas, sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" lebih sering digunakan sebagai dzikir yang berdiri sendiri. Keduanya memiliki konteks penggunaan yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim.

  10. Perbandingan dengan Ayat Kursi

    Ayat Kursi adalah ayat Al-Qur'an yang memiliki keutamaan besar dalam hal perlindungan, sementara "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" lebih fokus pada penyucian dan pengagungan Allah. Keduanya sering diamalkan untuk tujuan yang berbeda, dengan Ayat Kursi lebih sering dibaca untuk perlindungan.

Perbandingan ini menunjukkan bahwa setiap dzikir memiliki karakteristik, konteks, dan keutamaan masing-masing. "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" memiliki keunikan dalam menggabungkan penyucian dan pengagungan Allah dalam satu kalimat yang ringkas namun mendalam. Pemahaman akan perbandingan ini dapat membantu seorang muslim untuk memilih dzikir yang paling sesuai dengan situasi dan kebutuhan spiritualnya. Penting untuk diingat bahwa semua dzikir ini memiliki nilai yang besar di sisi Allah, dan pengamalannya secara konsisten dan dengan pemahaman yang baik dapat membawa manfaat besar bagi kehidupan spiritual seseorang.

Tips Agar Konsisten Mengamalkan

Konsistensi dalam mengamalkan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" adalah kunci untuk meraih manfaat dan keutamaannya secara maksimal. Namun, dalam kehidupan modern yang penuh kesibukan, menjaga konsistensi bisa menjadi tantangan tersendiri. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk membantu Anda tetap konsisten dalam mengamalkan dzikir ini:

  1. Tetapkan Niat yang Kuat

    Mulailah dengan menetapkan niat yang kuat untuk mengamalkan dzikir ini secara konsisten. Ingatlah keutamaan dan manfaatnya, baik yang bersifat spiritual maupun psikologis. Niat yang kuat akan menjadi fondasi motivasi Anda untuk terus berdzikir meskipun menghadapi berbagai hambatan.

  2. Tentukan Target Harian

    Tetapkan target harian yang realistis untuk jumlah dzikir yang ingin Anda ucapkan. Mulailah dengan target yang mudah dicapai, misalnya 33 atau 100 kali sehari, kemudian tingkatkan secara bertahap seiring waktu. Target yang jelas akan membantu Anda tetap fokus dan termotivasi.

  3. Pilih Waktu yang Tepat

    Identifikasi waktu-waktu dalam rutinitas harian Anda yang paling cocok untuk berdzikir. Ini bisa setelah shalat fardhu, pagi hari setelah bangun tidur, atau malam sebelum tidur. Konsistensi dalam waktu pelaksanaan akan membantu membentuk kebiasaan yang kuat.

  4. Gunakan Alat Bantu

    Manfaatkan alat bantu seperti tasbih atau aplikasi dzikir di smartphone untuk memudahkan penghitungan dan pelacakan progress. Alat bantu ini juga bisa menjadi pengingat visual untuk berdzikir.

  5. Integrasikan dengan Rutinitas Harian

    Coba integrasikan dzikir ini ke dalam rutinitas harian Anda. Misalnya, berdzikir saat dalam perjalanan ke tempat kerja, saat menunggu antrian, atau saat melakukan pekerjaan rumah tangga yang tidak memerlukan konsentrasi penuh.

  6. Buat Pengingat

    Gunakan alarm atau notifikasi di smartphone Anda sebagai pengingat untuk berdzikir pada waktu-waktu tertentu. Ini sangat membantu terutama di awal pembentukan kebiasaan.

  7. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung

    Beritahu keluarga atau teman dekat tentang niat Anda untuk konsisten berdzikir. Dukungan dari orang-orang terdekat dapat menjadi motivasi tambahan. Jika memungkinkan, ajak mereka untuk ikut berdzikir bersama.

  8. Refleksi dan Evaluasi Rutin

    Lakukan refleksi dan evaluasi secara berkala terhadap praktik dzikir Anda. Identifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Evaluasi ini akan membantu Anda menyesuaikan strategi agar lebih efektif.

  9. Pahami Makna Dzikir

    Luangkan waktu untuk memperdalam pemahaman Anda tentang makna dzikir ini. Pemahaman yang mendalam akan meningkatkan motivasi dan kekhusyukan dalam berdzikir.

  10. Jaga Keseimbangan

    Jangan memaksakan diri untuk mencapai target yang terlalu tinggi yang justru bisa membuat Anda merasa terbebani. Jaga keseimbangan antara konsistensi dan fleksibilitas.

  11. Manfaatkan Teknologi

    Gunakan aplikasi atau platform digital yang menyediakan fitur pelacakan dzikir atau komunitas online untuk saling mendukung dalam berdzikir.

  12. Buat Jurnal Dzikir

    Catat progress dzikir Anda dalam sebuah jurnal. Ini bisa menjadi sumber motivasi saat Anda melihat konsistensi yang telah Anda capai dari waktu ke waktu.

  13. Reward System

    Terapkan sistem reward untuk diri sendiri. Berikan penghargaan kecil saat Anda berhasil konsisten dalam jangka waktu tertentu. Ini bisa menjadi motivasi tambahan.

  14. Visualisasi Manfaat

    Visualisasikan manfaat spiritual dan psikologis yang Anda rasakan dari berdzikir secara konsisten. Ini akan memperkuat motivasi Anda untuk terus berdzikir.

  15. Berdoa untuk Kemudahan

    Jangan lupa untuk berdoa kepada Allah agar diberikan kemudahan dan ketetapan hati dalam mengamalkan dzikir ini secara konsisten.

Dengan menerapkan tips-tips ini, Anda dapat meningkatkan konsistensi dalam mengamalkan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim". Ingatlah bahwa konsistensi adalah kunci, dan setiap usaha, sekecil apapun, memiliki nilai di sisi Allah. Jangan berkecil hati jika ada hari di mana Anda tidak mencapai target; yang terpenting adalah terus berusaha dan tidak menyerah. Dengan tekad yang kuat dan strategi yang tepat, Anda dapat menjadikan dzikir ini sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari, membawa keberkahan dan kedamaian dalam hidup Anda.

Kesalahan Umum dalam Mengucapkan Dzikir

Meskipun dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" terlihat sederhana, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat mengucapkannya. Memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan ini penting untuk memastikan bahwa dzikir yang kita amalkan benar-benar sesuai dengan ajaran Islam dan membawa manfaat maksimal. Berikut adalah penjelasan rinci tentang beberapa kesalahan umum dalam mengucapkan dzikir ini dan bagaimana menghindarinya:

  1. Kesalahan Pelafalan

    Salah satu kesalahan yang paling umum adalah pelafalan yang tidak tepat. Misalnya, mengucapkan "Subhanallahi" menjadi "Subhanallahu", atau "wabihamdihi" menjadi "wabihamduhu". Pelafalan yang salah dapat mengubah makna dzikir. Untuk menghindari ini, penting untuk mempelajari pelafalan yang benar dari orang yang ahli atau melalui sumber-sumber terpercaya. Latihan pengucapan secara berulang juga dapat membantu memastikan pelafalan yang benar.

  2. Mengucapkan Terlalu Cepat

    Terkadang, dalam upaya untuk mencapai target jumlah dzikir, seseorang mungkin mengucapkannya terlalu cepat. Ini dapat mengurangi kekhusyukan dan pemahaman akan makna dzikir. Sebaiknya, ucapkan dzikir dengan tempo yang wajar, memungkinkan diri untuk meresapi setiap kata yang diucapkan. Kualitas lebih penting daripada kuantitas dalam berdzikir.

  3. Kurang Fokus atau Khusyuk

    Berdzikir sambil pikiran melayang ke hal-hal lain adalah kesalahan yang sering terjadi. Ini mengurangi esensi dan manfaat dari dzikir itu sendiri. Usahakan untuk fokus pada makna dzikir saat mengucapkannya. Jika pikiran mulai melayang, lembutlah pada diri sendiri dan perlahan-lahan kembalikan fokus pada dzikir.

  4. Mengabaikan Makna

    Mengucapkan dzikir tanpa memahami atau merenungkan maknanya adalah kesalahan yang umum. Ini dapat membuat dzikir menjadi sekadar rutinitas tanpa dampak spiritual yang mendalam. Luangkan waktu untuk mempelajari dan merenungkan makna dari setiap kata dalam dzikir ini. Pemahaman yang mendalam akan meningkatkan kualitas dzikir Anda.

  5. Berdzikir Hanya dengan Lisan

    Berdzikir hanya dengan lisan tanpa melibatkan hati adalah bentuk kesalahan lain. Dzikir seharusnya melibatkan lisan, hati, dan pikiran secara bersamaan. Usahakan untuk menghadirkan hati dan pikiran saat berdzikir, merasakan keagungan Allah yang sedang disucikan dan dipuji.

  6. Inkonsistensi

    Berdzikir secara sporadis atau hanya saat merasa ingin saja adalah kesalahan yang dapat mengurangi manfaat dzikir. Konsistensi adalah kunci dalam berdzikir. Tetapkan rutinitas dzikir yang realistis dan berusahalah untuk konsisten menjalankannya.

  7. Menganggap Dzikir Sebagai Beban

    Terkadang, seseorang mungkin merasa dzikir sebagai beban atau kewajiban yang memberatkan. Ini adalah pandangan yang keliru. Dzikir seharusnya dilihat sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ketenangan hati. Ubah perspektif Anda tentang dzikir menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menenangkan.

  8. Membandingkan dengan Orang Lain

    Membandingkan jumlah atau kualitas dzikir kita dengan orang lain adalah kesalahan yang dapat menimbulkan rasa tidak puas atau bahkan riya. Setiap orang memiliki perjalanan spiritual yang berbeda. Fokus pada peningkatan diri sendiri dan niat yang ikhlas dalam berdzikir.

  9. Mengabaikan Adab Berdzikir

    Berdzikir tanpa memperhatikan adab-adabnya, seperti berdzikir dalam keadaan tidak suci atau di tempat yang tidak pantas, adalah kesalahan yang perlu dihindari. Pelajari dan praktikkan adab-adab berdzikir yang diajarkan dalam Islam.

  10. Berdzikir Hanya untuk Mendapatkan Manfaat Duniawi

    Berdzikir semata-mata untuk mendapatkan manfaat duniawi, seperti kesuksesan atau kekayaan, tanpa niat untuk mendekatkan diri kepada Allah, adalah pemahaman yang keliru. Niat utama dalam berdzikir seharusnya adalah untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah.

  11. Mengabaikan Tindakan Setelah Berdzikir

    Berdzikir tanpa diikuti dengan perubahan perilaku atau peningkatan amal saleh adalah bentuk kekurangan dalam pengamalan dzikir. Dzikir seharusnya menjadi pendorong untuk melakukan kebaikan dan menjauhi kemungkaran dalam kehidupan sehari-hari.

  12. Berlebihan dalam Target

    Menetapkan target dzikir yang terlalu tinggi dan tidak realistis dapat menimbulkan stress dan akhirnya membuat seseorang menyerah. Mulailah dengan target yang realistis dan tingkatkan secara bertahap seiring waktu.

  13. Mengabaikan Konteks dan Waktu

    Mengucapkan dzikir tanpa memperhatikan konteks dan waktu yang tepat dapat mengurangi kekhusyukan dan manfaatnya. Pilihlah waktu dan tempat yang tepat untuk berdzikir agar bisa lebih fokus dan khusyuk.

  14. Mengandalkan Alat Bantu Secara Berlebihan

    Terlalu mengandalkan alat bantu seperti tasbih digital atau aplikasi dzikir tanpa melibatkan hati dan pikiran adalah kesalahan yang perlu dihindari. Alat bantu seharusnya hanya menjadi pendukung, bukan pengganti kekhusyukan dalam berdzikir.

Dengan menyadari dan menghindari kesalahan-kesalahan umum ini, kita dapat meningkatkan kualitas dan manfaat dari pengamalan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim". Ingatlah bahwa dzikir adalah perjalanan spiritual yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan ketulusan. Teruslah belajar dan memperbaiki diri dalam berdzikir, dan yakinlah bahwa setiap usaha yang tulus akan dihargai oleh Allah SWT.

Pengaruh Dzikir terhadap Kehidupan Sehari-hari

Pengamalan dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" secara konsisten dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Pengaruh ini tidak hanya terbatas pada aspek spiritual, tetapi juga mencakup aspek psikologis, sosial, dan bahkan fisik. Berikut adalah penjelasan rinci tentang bagaimana dzikir ini dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari:

  1. Peningkatan Kesadaran Spiritual

    Dzikir ini membantu meningkatkan kesadaran spiritual seseorang. Dengan senantiasa mengingat dan memuji Allah, seseorang menjadi lebih sadar akan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Ini dapat membawa pada peningkatan ketakwaan dan keimanan yang tercermin dalam perilaku sehari-hari.

  2. Manajemen Stres yang Lebih Baik

    Pengamalan dzikir secara rutin dapat menjadi metode yang efektif dalam mengelola stres. Ketika menghadapi situasi yang menekan, mengucapkan dzikir ini dapat membantu menenangkan pikiran dan emosi, memberikan perspektif yang lebih jernih dalam menghadapi masalah.

  3. Peningkatan Fokus dan Konsentrasi

    Praktik dzikir yang konsisten dapat melatih kemampuan fokus dan konsentrasi. Ini dapat berdampak positif pada produktivitas dalam pekerjaan atau studi, membantu seseorang untuk lebih efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari.

  4. Perbaikan Hubungan Interpersonal

    Ketenangan dan kedamaian yang diperoleh dari berdzikir dapat tercermin dalam interaksi sosial. Seseorang yang rutin berdzikir cenderung lebih sabar, empati, dan mampu mengendalikan emosi dalam berinteraksi dengan orang lain, yang pada gilirannya dapat memperbaiki hubungan interpersonal.

  5. Peningkatan Kualitas Tidur

    Berdzikir sebelum tidur dapat membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkan mental untuk istirahat yang berkualitas. Ini dapat meningkatkan kualitas tidur, yang berdampak positif pada kesehatan fisik dan mental.

  6. Pengembangan Sikap Positif

    Dzikir ini, yang merupakan ungkapan pujian dan pengagungan kepada Allah, dapat membantu mengembangkan sikap yang lebih positif dalam menghadapi berbagai situasi hidup. Ini dapat meningkatkan resiliensi dan optimisme dalam menghadapi tantangan sehari-hari.

  7. Peningkatan Kesadaran Diri

    Praktik dzikir secara teratur dapat meningkatkan kesadaran diri. Ini membantu seseorang untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahannya, serta mendorong introspeksi diri yang berkelanjutan.

  8. Manajemen Emosi yang Lebih Baik

    Dzikir dapat menjadi alat yang efektif dalam mengelola emosi. Ketika menghadapi situasi yang memicu emosi negatif, mengucapkan dzikir ini dapat membantu menenangkan diri dan memberikan waktu untuk merespons dengan lebih bijaksana.

  9. Peningkatan Rasa Syukur

    Pengamalan dzikir ini secara konsisten dapat meningkatkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari. Ini membantu seseorang untuk lebih menghargai nikmat-nikmat kecil yang sering terlewatkan, meningkatkan kepuasan hidup secara keseluruhan.

  10. Perbaikan Pola Hidup

    Kesadaran spiritual yang meningkat melalui dzikir dapat mendorong seseorang untuk memperbaiki pola hidupnya. Ini bisa termasuk perbaikan dalam hal pola makan, olahraga, dan kebiasaan sehari-hari lainnya yang lebih sehat dan positif.

  11. Peningkatan Etika dan Moral

    Dzikir yang dilakukan dengan penuh penghayatan dapat mempengaruhi etika dan moral seseorang. Kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya