Apa itu Diksi: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya dalam Komunikasi

Pelajari apa itu diksi, jenis-jenisnya, serta fungsi dan manfaatnya dalam komunikasi. Tingkatkan keterampilan berbahasa Anda dengan diksi yang tepat.

oleh Fitriyani Puspa Samodra Diperbarui 14 Feb 2025, 10:44 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 10:44 WIB
apa itu diksi
apa itu diksi ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, pemilihan kata atau diksi memegang peranan yang sangat penting. Diksi yang tepat dapat membantu menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan diksi? Bagaimana jenis-jenisnya dan apa fungsinya dalam komunikasi? Mari kita bahas secara mendalam dalam artikel berikut ini.

Pengertian Diksi

Diksi merupakan istilah yang mengacu pada pemilihan kata dalam mengungkapkan ide, gagasan, atau perasaan. Lebih dari sekadar memilih kata, diksi juga berkaitan dengan bagaimana kata-kata tersebut disusun dan digunakan untuk menciptakan efek tertentu dalam komunikasi. Pemahaman yang baik tentang diksi sangat penting untuk meningkatkan keterampilan berbahasa seseorang.

Beberapa ahli bahasa telah memberikan definisi mengenai diksi, di antaranya:

  • Menurut Gorys Keraf, diksi tidak hanya mencakup pemilihan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.
  • Susilo Mansurudin mendefinisikan diksi sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
  • Widyamartaya menyatakan bahwa diksi adalah kemampuan seseorang untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa diksi bukan hanya tentang memilih kata yang tepat, tetapi juga bagaimana kata-kata tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan dengan efektif dan sesuai dengan konteks komunikasi.

Jenis-jenis Diksi

Untuk memahami lebih dalam tentang diksi, penting untuk mengetahui berbagai jenis diksi yang ada. Secara umum, diksi dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan makna dan penggunaannya:

1. Diksi Berdasarkan Makna

Jenis diksi ini terbagi menjadi dua kategori utama:

a. Makna Denotatif

Diksi dengan makna denotatif mengacu pada penggunaan kata sesuai dengan arti sebenarnya atau makna harfiah. Kata-kata ini biasanya bersifat objektif dan tidak mengandung interpretasi tambahan. Contoh penggunaan diksi denotatif:

  • Matahari terbit di ufuk timur.
  • Kucing itu berwarna hitam.
  • Air mendidih pada suhu 100 derajat Celsius.

b. Makna Konotatif

Diksi dengan makna konotatif mengandung arti tambahan, citraan, atau nilai rasa tertentu di samping makna dasarnya. Kata-kata ini sering digunakan untuk memberikan efek emosional atau menciptakan gambaran mental tertentu. Contoh penggunaan diksi konotatif:

  • Dia adalah bunga desa di kampung itu. (mengandung makna gadis yang cantik)
  • Pria itu adalah seorang buaya darat. (mengandung makna pria yang suka mempermainkan wanita)
  • Kebijakan pemerintah itu hanya manis di bibir saja. (mengandung makna janji yang tidak ditepati)

2. Diksi Berdasarkan Leksikal

Jenis diksi ini berkaitan dengan hubungan makna antar kata:

a. Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Penggunaan sinonim dapat membantu menghindari pengulangan kata dan membuat tulisan atau ucapan lebih bervariasi. Contoh:

  • Cantik - indah - elok - rupawan
  • Cepat - lekas - segera - kilat
  • Marah - geram - murka - berang

b. Antonim

Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan. Penggunaan antonim dapat membantu memperjelas kontras atau perbedaan dalam komunikasi. Contoh:

  • Besar - kecil
  • Panas - dingin
  • Hidup - mati

c. Homonim

Homonim adalah kata-kata yang memiliki ejaan dan pengucapan yang sama tetapi makna berbeda. Penggunaan homonim harus hati-hati untuk menghindari ambiguitas. Contoh:

  • Bisa (racun) - bisa (dapat)
  • Kali (sungai) - kali (perkalian)
  • Buku (kitab) - buku (persendian)

d. Polisemi

Polisemi mengacu pada kata yang memiliki beberapa makna terkait. Konteks penggunaan sangat penting dalam memahami makna yang dimaksud. Contoh:

  • Kepala (bagian tubuh, pemimpin, bagian atas)
  • Kaki (anggota tubuh, bagian bawah meja)
  • Bunga (tanaman, hiasan, keuntungan bank)

3. Diksi Berdasarkan Penggunaan

Jenis diksi ini berkaitan dengan konteks dan situasi penggunaan kata:

a. Diksi Formal

Diksi formal menggunakan bahasa baku dan resmi, biasanya digunakan dalam situasi formal seperti pidato kenegaraan, dokumen resmi, atau karya ilmiah. Contoh:

  • "Dengan ini saya menyatakan bahwa..."
  • "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan..."
  • "Mohon kiranya Bapak/Ibu berkenan..."

b. Diksi Informal

Diksi informal menggunakan bahasa sehari-hari yang lebih santai dan akrab, biasanya digunakan dalam percakapan kasual atau tulisan non-formal. Contoh:

  • "Gimana kabarnya nih?"
  • "Yuk, kita makan bareng!"
  • "Besok jadi nggak kita nonton?"

c. Diksi Ilmiah

Diksi ilmiah menggunakan istilah-istilah khusus dalam bidang tertentu, biasanya digunakan dalam konteks akademis atau profesional. Contoh:

  • "Fotosintesis adalah proses pembentukan glukosa pada tumbuhan."
  • "Algoritma ini menggunakan metode pencarian biner."
  • "Analisis regresi menunjukkan korelasi positif antara variabel X dan Y."

Fungsi Diksi dalam Komunikasi

Pemahaman yang baik tentang diksi dan penggunaannya yang tepat dapat memberikan berbagai manfaat dalam komunikasi. Berikut adalah beberapa fungsi penting diksi:

1. Memperjelas Pesan

Pemilihan kata yang tepat dapat membantu menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan. Dengan menggunakan diksi yang sesuai, kita dapat menghindari ambiguitas dan kesalahpahaman dalam komunikasi.

Contoh:

  • Alih-alih mengatakan "Benda itu", lebih baik menggunakan kata spesifik seperti "Laptop" atau "Tas" untuk menghindari kebingungan.
  • Menggunakan istilah teknis yang tepat dalam konteks profesional dapat membantu menyampaikan informasi dengan lebih akurat.

2. Mempengaruhi Emosi dan Persepsi

Diksi yang tepat dapat membangun suasana, menciptakan citra, dan mempengaruhi emosi pembaca atau pendengar. Ini sangat penting dalam penulisan kreatif, pidato, atau iklan.

Contoh:

  • Menggunakan kata "menyantap" alih-alih "makan" dapat memberikan kesan lebih mewah atau formal.
  • Frasa "hujan rintik-rintik" dapat menciptakan suasana yang lebih romantis dibandingkan "hujan gerimis".

3. Meningkatkan Efektivitas Komunikasi

Dengan memilih kata-kata yang tepat, kita dapat menyampaikan pesan dengan lebih efisien dan efektif. Ini termasuk menggunakan kata-kata yang ringkas namun kaya makna.

Contoh:

  • Menggunakan kata "efisien" alih-alih frasa "hemat waktu dan tenaga".
  • Memilih kata "komprehensif" daripada "mencakup segala aspek secara menyeluruh".

Pemilihan diksi yang tepat dapat menunjukkan tingkat formalitas dalam komunikasi, membantu menyesuaikan gaya bahasa dengan konteks dan audiens.

Contoh:

  • Menggunakan "Mohon maaf" dalam situasi formal, dan "Sori" dalam percakapan kasual dengan teman.
  • Memilih "mengkonsumsi" dalam laporan resmi, dan "makan" dalam percakapan sehari-hari.

5. Memperkaya Ekspresi

Penggunaan diksi yang beragam dapat membuat komunikasi lebih menarik dan ekspresif, menghindari monotonitas dalam berbahasa.

Contoh:

  • Menggunakan berbagai sinonim untuk kata "bahagia" seperti "gembira", "riang", atau "sukacita" untuk menambah variasi dalam tulisan.
  • Menggunakan majas atau kiasan untuk membuat deskripsi lebih hidup dan menarik.

Manfaat Meningkatkan Keterampilan Diksi

Meningkatkan keterampilan dalam memilih dan menggunakan diksi dapat memberikan berbagai manfaat, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional:

1. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang dalam berkomunikasi. Ketika kita merasa yakin dengan pilihan kata kita, kita cenderung lebih percaya diri dalam menyampaikan gagasan atau pendapat.

2. Membangun Hubungan yang Lebih Baik

Diksi yang tepat dapat membantu menciptakan kesan yang baik dan membangun hubungan yang lebih positif dengan orang lain. Kemampuan untuk menyesuaikan gaya bahasa dengan berbagai situasi dan lawan bicara dapat meningkatkan kualitas interaksi sosial.

3. Meningkatkan Efektivitas dalam Pekerjaan

Dalam dunia profesional, kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif sangat dihargai. Keterampilan diksi yang baik dapat membantu dalam presentasi, negosiasi, penulisan laporan, dan berbagai aspek pekerjaan lainnya.

4. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis

Proses memilih kata yang tepat melibatkan analisis dan pertimbangan yang mendalam. Hal ini dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.

5. Meningkatkan Apresiasi terhadap Bahasa

Mempelajari dan menggunakan berbagai jenis diksi dapat meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan dan keindahan bahasa. Ini dapat mendorong minat dalam sastra, puisi, dan bentuk-bentuk ekspresi bahasa lainnya.

Cara Meningkatkan Keterampilan Diksi

Untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih dan menggunakan diksi, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Memperbanyak Membaca

Membaca berbagai jenis tulisan, mulai dari karya sastra, artikel ilmiah, hingga berita, dapat memperkaya perbendaharaan kata dan membantu memahami penggunaan diksi dalam berbagai konteks.

2. Berlatih Menulis

Menulis secara teratur, baik dalam bentuk jurnal pribadi, blog, atau karya fiksi, dapat membantu mengasah kemampuan memilih kata yang tepat untuk mengekspresikan ide.

3. Menggunakan Kamus dan Tesaurus

Memanfaatkan kamus dan tesaurus dapat membantu menemukan kata-kata baru dan sinonim yang lebih tepat untuk mengekspresikan gagasan.

4. Berlatih Berbicara di Depan Umum

Berbicara di depan umum, baik dalam situasi formal maupun informal, dapat membantu meningkatkan kemampuan memilih kata secara spontan dan efektif.

5. Menganalisis Penggunaan Diksi dalam Media

Memperhatikan dan menganalisis penggunaan diksi dalam film, acara TV, iklan, atau pidato dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kata-kata dipilih untuk mencapai efek tertentu.

6. Belajar dari Umpan Balik

Meminta umpan balik dari orang lain tentang cara kita berkomunikasi dapat membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dalam penggunaan diksi.

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Diksi

Meskipun penting, penggunaan diksi yang tepat tidak selalu mudah. Berikut beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam penggunaan diksi:

1. Penggunaan Kata yang Tidak Tepat

Menggunakan kata yang memiliki arti mirip tetapi tidak tepat dalam konteks tertentu dapat mengubah makna kalimat. Misalnya, menggunakan "efisien" ketika yang dimaksud adalah "efektif".

2. Penggunaan Kata yang Berlebihan

Terkadang, penggunaan kata-kata yang terlalu banyak atau berlebihan dapat membuat pesan menjadi tidak jelas. Misalnya, "Dia sangat amat teramat senang sekali" bisa disederhanakan menjadi "Dia sangat senang".

3. Penggunaan Jargon yang Tidak Tepat

Menggunakan istilah teknis atau jargon tanpa mempertimbangkan pemahaman audiens dapat membuat komunikasi menjadi tidak efektif.

4. Penggunaan Kata-kata Klise

Terlalu sering menggunakan ungkapan atau frasa yang sudah terlalu umum dapat membuat komunikasi menjadi membosankan dan kurang berkesan.

5. Ketidakkonsistenan dalam Gaya Bahasa

Mencampurkan gaya bahasa formal dan informal tanpa alasan yang jelas dapat membingungkan pembaca atau pendengar.

Diksi dalam Era Digital

Di era digital saat ini, penggunaan diksi menghadapi tantangan dan peluang baru:

1. Komunikasi Singkat dan Cepat

Platform media sosial dan pesan instan mendorong penggunaan bahasa yang lebih singkat dan cepat. Ini dapat mempengaruhi cara kita memilih kata-kata untuk mengekspresikan diri.

2. Munculnya Istilah Baru

Perkembangan teknologi dan budaya internet melahirkan banyak istilah dan kata baru yang perlu dipahami dan digunakan dengan tepat.

3. Globalisasi Bahasa

Interaksi global yang semakin intensif melalui internet mempengaruhi penggunaan bahasa, termasuk adopsi kata-kata asing ke dalam bahasa sehari-hari.

4. Pentingnya Konteks

Dalam komunikasi digital, konteks menjadi sangat penting karena kurangnya isyarat non-verbal. Pemilihan kata yang tepat menjadi kunci untuk menghindari kesalahpahaman.

Kesimpulan

Diksi merupakan aspek penting dalam komunikasi yang efektif. Pemahaman yang baik tentang berbagai jenis diksi dan kemampuan untuk menggunakannya dengan tepat dapat sangat meningkatkan kualitas komunikasi kita, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Dengan terus melatih dan mengembangkan keterampilan diksi, kita dapat menjadi komunikator yang lebih baik dan efektif dalam berbagai situasi.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan diksi yang baik bukan hanya tentang menggunakan kata-kata yang "bagus" atau "sulit", tetapi lebih pada memilih kata yang paling tepat untuk menyampaikan pesan kita dengan jelas dan efektif. Dengan memperhatikan konteks, audiens, dan tujuan komunikasi, kita dapat memaksimalkan dampak dari setiap kata yang kita gunakan.

Dalam era digital yang terus berkembang, kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan bahasa dan memahami nuansa baru dalam penggunaan kata menjadi semakin penting. Namun, prinsip-prinsip dasar diksi - kejelasan, ketepatan, dan kesesuaian - tetap relevan dan penting untuk dipraktikkan.

Akhirnya, mengembangkan keterampilan diksi adalah proses yang berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan bahasa dan perubahan dalam cara kita berkomunikasi, kita perlu terus belajar, berlatih, dan menyesuaikan penggunaan diksi kita. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa komunikasi kita tetap efektif, bermakna, dan relevan dalam berbagai konteks dan situasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya