Liputan6.com, Jakarta Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami oleh wanita. Meski sebagian besar kasus keputihan bersifat normal, namun ada juga kondisi keputihan yang perlu diwaspadai karena dapat menandakan adanya masalah kesehatan. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu keputihan, penyebab, gejala, cara mengatasi, serta kapan harus berkonsultasi dengan dokter.
Pengertian Keputihan
Keputihan atau dalam istilah medis disebut leukorrhea adalah keluarnya cairan atau lendir selain darah dari vagina. Cairan ini diproduksi oleh kelenjar pada vagina dan leher rahim yang berfungsi untuk menjaga kebersihan, kelembapan, serta melindungi vagina dari infeksi. Keputihan merupakan proses alami yang dialami oleh sebagian besar wanita.
Secara umum, keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis:
- Keputihan fisiologis (normal) - Terjadi secara alami dan tidak memerlukan penanganan khusus
- Keputihan patologis (abnormal) - Disebabkan oleh infeksi atau masalah kesehatan lain dan memerlukan penanganan medis
Keputihan normal biasanya terjadi pada masa subur, menjelang dan sesudah menstruasi, saat terangsang secara seksual, hamil, atau menyusui. Sementara keputihan abnormal dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, atau parasit pada organ reproduksi wanita.
Advertisement
Penyebab Keputihan
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keputihan, baik yang normal maupun abnormal. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum keputihan:
Penyebab Keputihan Normal
- Perubahan hormon selama siklus menstruasi
- Kehamilan
- Rangsangan seksual
- Penggunaan kontrasepsi hormonal
- Stres fisik atau emosional
Penyebab Keputihan Abnormal
- Infeksi bakteri (vaginosis bakterial)
- Infeksi jamur (candidiasis)
- Infeksi parasit (trikomoniasis)
- Penyakit menular seksual (gonore, klamidia)
- Kanker serviks atau rahim
- Reaksi alergi terhadap produk kebersihan vagina
- Benda asing dalam vagina
- Diabetes yang tidak terkontrol
Selain itu, beberapa kebiasaan dan kondisi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keputihan abnormal, seperti:
- Kurang menjaga kebersihan area kewanitaan
- Menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan sintetis
- Sering berendam air panas dalam waktu lama
- Menggunakan produk pembersih vagina yang mengandung bahan kimia keras
- Berhubungan seksual tanpa pengaman
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
Gejala Keputihan
Gejala keputihan dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Penting untuk dapat membedakan antara gejala keputihan normal dan abnormal agar dapat mengenali kapan perlu mencari bantuan medis.
Gejala Keputihan Normal
- Cairan berwarna jernih atau putih susu
- Konsistensi encer hingga sedikit kental
- Tidak berbau atau memiliki bau ringan
- Jumlah cairan yang keluar bervariasi sesuai siklus menstruasi
- Tidak disertai rasa gatal, nyeri, atau iritasi
Gejala Keputihan Abnormal
- Perubahan warna cairan (kuning, hijau, abu-abu, atau kecoklatan)
- Konsistensi cairan yang sangat kental atau berbuih
- Bau yang tidak sedap atau menyengat
- Jumlah cairan yang keluar sangat banyak
- Disertai rasa gatal, nyeri, atau terbakar di area vagina
- Kemerahan, pembengkakan, atau luka di sekitar vagina
- Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual
- Demam atau nyeri perut bagian bawah
Jika mengalami gejala keputihan abnormal, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Advertisement
Diagnosis Keputihan
Untuk mendiagnosis keputihan, dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan, antara lain:
- Anamnesis - Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, gejala yang dialami, serta kebiasaan dan gaya hidup pasien.
- Pemeriksaan fisik - Meliputi pemeriksaan area genital dan pemeriksaan panggul untuk melihat kondisi vagina, serviks, dan rahim.
- Pemeriksaan sampel cairan vagina - Dokter akan mengambil sampel cairan vagina untuk diperiksa di bawah mikroskop atau dikultur di laboratorium.
- Tes pH vagina - Untuk mengetahui tingkat keasaman vagina yang dapat membantu mengidentifikasi jenis infeksi.
- Pap smear - Untuk mendeteksi adanya perubahan sel pada serviks yang dapat mengarah pada kanker.
- Tes infeksi menular seksual - Jika dicurigai adanya infeksi menular seksual seperti gonore atau klamidia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dokter dapat menentukan penyebab keputihan dan memberikan penanganan yang sesuai.
Pengobatan Keputihan
Pengobatan keputihan tergantung pada penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang umumnya direkomendasikan:
Pengobatan Keputihan Normal
Keputihan normal biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan, dapat dilakukan beberapa hal berikut:
- Menjaga kebersihan area kewanitaan dengan mencucinya menggunakan air bersih
- Mengganti pakaian dalam secara teratur
- Menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat
- Menghindari penggunaan produk pembersih vagina yang mengandung bahan kimia keras
Pengobatan Keputihan Abnormal
Pengobatan keputihan abnormal disesuaikan dengan penyebabnya:
- Infeksi bakteri - Diberikan antibiotik seperti metronidazole atau clindamycin dalam bentuk oral atau krim vagina.
- Infeksi jamur - Diberikan obat antijamur seperti fluconazole, clotrimazole, atau miconazole dalam bentuk oral, krim, atau suppositoria vagina.
- Infeksi parasit - Diberikan obat antiparasit seperti metronidazole atau tinidazole.
- Penyakit menular seksual - Pengobatan tergantung pada jenis infeksinya, biasanya dengan antibiotik.
- Kanker serviks atau rahim - Penanganan tergantung pada stadium kanker, dapat berupa operasi, kemoterapi, atau radioterapi.
Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan obat dari dokter dan menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan meskipun gejala sudah membaik.
Advertisement
Pencegahan Keputihan
Meskipun keputihan normal tidak dapat sepenuhnya dicegah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya keputihan abnormal:
- Menjaga kebersihan area kewanitaan dengan mencucinya secara teratur menggunakan air bersih
- Mengeringkan area kewanitaan dengan handuk bersih setelah mandi atau buang air
- Menggunakan pakaian dalam berbahan katun dan tidak terlalu ketat
- Mengganti pakaian dalam dan pembalut secara teratur
- Menghindari penggunaan produk pembersih vagina yang mengandung bahan kimia keras atau pewangi
- Membersihkan area kewanitaan dari depan ke belakang setelah buang air untuk mencegah perpindahan bakteri dari anus ke vagina
- Menghindari douching atau pembilasan vagina yang berlebihan
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah penularan infeksi menular seksual
- Membatasi jumlah pasangan seksual
- Menjalani pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan mengelola stres
- Melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun keputihan sering kali merupakan kondisi yang normal, ada beberapa situasi di mana Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter:
- Keputihan disertai bau yang tidak sedap atau menyengat
- Perubahan warna cairan menjadi kuning, hijau, abu-abu, atau kecoklatan
- Konsistensi cairan yang sangat kental atau berbuih
- Rasa gatal, nyeri, atau terbakar yang intens di area vagina
- Kemerahan, pembengkakan, atau luka di sekitar vagina
- Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual
- Demam atau nyeri perut bagian bawah
- Keputihan yang tidak membaik setelah pengobatan mandiri
- Keputihan yang terjadi setelah berhubungan seksual tanpa pengaman
- Keputihan yang disertai pendarahan di luar masa menstruasi
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasa khawatir atau tidak yakin dengan kondisi keputihan yang dialami. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Keputihan
Ada banyak mitos yang beredar di masyarakat terkait keputihan. Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui:
Mitos: Keputihan selalu menandakan adanya infeksi
Fakta: Tidak semua keputihan disebabkan oleh infeksi. Keputihan normal merupakan proses alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembapan vagina.
Mitos: Menggunakan pantyliner setiap hari dapat mencegah keputihan
Fakta: Penggunaan pantyliner yang terlalu sering justru dapat meningkatkan risiko infeksi karena menciptakan lingkungan yang lembab dan hangat yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
Mitos: Mencuci vagina dengan sabun antiseptik dapat menghilangkan keputihan
Fakta: Penggunaan sabun antiseptik atau produk pembersih vagina yang mengandung bahan kimia keras dapat mengganggu keseimbangan pH vagina dan meningkatkan risiko infeksi.
Mitos: Keputihan hanya terjadi pada wanita dewasa
Fakta: Keputihan dapat terjadi pada wanita di segala usia, termasuk remaja dan wanita menopause.
Mitos: Keputihan dapat menular melalui toilet umum
Fakta: Keputihan tidak dapat menular melalui penggunaan toilet umum. Namun, penting untuk tetap menjaga kebersihan saat menggunakan fasilitas umum.
Dampak Psikologis Keputihan
Keputihan, terutama yang bersifat abnormal, dapat memiliki dampak psikologis pada wanita yang mengalaminya. Beberapa dampak tersebut antara lain:
- Rasa malu dan tidak percaya diri
- Kecemasan berlebihan tentang kondisi kesehatan
- Stres dalam menjalani aktivitas sehari-hari
- Gangguan dalam hubungan intim dengan pasangan
- Perasaan tidak bersih atau kotor
Penting bagi wanita yang mengalami keputihan untuk tidak mengabaikan aspek psikologis ini. Jika dampak psikologis dirasa mengganggu kualitas hidup, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor.
Advertisement
Keputihan pada Kondisi Khusus
Keputihan saat Kehamilan
Keputihan sering terjadi selama kehamilan karena perubahan hormonal. Biasanya keputihan ini normal selama tidak disertai gejala lain seperti gatal, bau tidak sedap, atau perubahan warna. Namun, ibu hamil perlu lebih waspada terhadap keputihan abnormal karena dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Keputihan pada Remaja
Remaja putri sering mengalami keputihan karena perubahan hormonal saat pubertas. Penting bagi remaja untuk diedukasi tentang kebersihan organ intim dan kapan harus berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala keputihan yang tidak normal.
Keputihan pada Wanita Menopause
Wanita menopause dapat mengalami perubahan pada keputihan karena penurunan kadar estrogen. Keputihan yang abnormal pada wanita menopause perlu diwaspadai karena dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius seperti kanker endometrium.
Pertanyaan Seputar Keputihan
Apakah keputihan dapat menyebabkan kemandulan?
Keputihan normal tidak menyebabkan kemandulan. Namun, keputihan abnormal yang disebabkan oleh infeksi, jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi yang berpotensi mempengaruhi kesuburan.
Apakah keputihan dapat dicegah sepenuhnya?
Keputihan normal tidak dapat sepenuhnya dicegah karena merupakan proses alami tubuh. Namun, risiko keputihan abnormal dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan dan menerapkan gaya hidup sehat.
Apakah keputihan dapat menular ke pasangan seksual?
Keputihan normal tidak menular. Namun, jika keputihan disebabkan oleh infeksi menular seksual, maka dapat ditularkan ke pasangan seksual.
Apakah penggunaan tampon dapat menyebabkan keputihan?
Penggunaan tampon yang benar dan higienis tidak menyebabkan keputihan. Namun, penggunaan tampon yang terlalu lama atau tidak higienis dapat meningkatkan risiko infeksi yang menyebabkan keputihan abnormal.
Apakah keputihan dapat menjadi tanda kehamilan?
Peningkatan keputihan dapat menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Namun, hal ini tidak selalu menjadi indikator yang akurat dan perlu dikonfirmasi dengan tes kehamilan atau pemeriksaan dokter.
Advertisement
Kesimpulan
Keputihan merupakan kondisi yang umum dialami oleh wanita dan seringkali merupakan proses normal tubuh. Namun, penting untuk dapat membedakan antara keputihan normal dan abnormal. Keputihan abnormal dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang memerlukan penanganan medis.
Menjaga kebersihan area kewanitaan, menerapkan gaya hidup sehat, dan melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin merupakan langkah-langkah penting dalam mencegah dan mendeteksi dini masalah keputihan. Jika mengalami gejala keputihan yang tidak normal atau merasa khawatir, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dengan pemahaman yang baik tentang keputihan, wanita dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan reproduksinya dan menjalani hidup yang lebih sehat dan nyaman.