Jelaskan Arti Infak: Pengertian, Manfaat, dan Perbedaannya dengan Zakat

Pelajari arti infak secara mendalam, termasuk pengertian, manfaat, dan perbedaannya dengan zakat. Pahami konsep berbagi dalam Islam.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 31 Jan 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 07:30 WIB
jelaskan arti infak
jelaskan arti infak ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, konsep berbagi dan membantu sesama merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Salah satu bentuk amal kebajikan yang sering kita dengar adalah infak. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang arti infak, manfaatnya, serta perbedaannya dengan zakat.

Pengertian Infak dalam Islam

Infak berasal dari kata bahasa Arab "anfaqa" yang memiliki arti mengeluarkan atau memberikan sebagian harta kepada orang lain. Dalam konteks Islam, infak diartikan sebagai tindakan memberikan sebagian rezeki atau harta kepada orang lain secara sukarela sebagai bentuk kepedulian sosial.

Berbeda dengan zakat yang memiliki ketentuan khusus, infak bersifat lebih fleksibel. Tidak ada batasan jumlah atau waktu tertentu dalam memberikan infak. Seseorang dapat berinfak kapan saja dan dengan jumlah berapapun sesuai kemampuan dan keinginannya.

Infak juga tidak terbatas pada pemberian berbentuk materi atau uang saja. Seseorang dapat berinfak dengan memberikan bantuan tenaga, pemikiran, atau bahkan sekedar senyuman yang tulus kepada orang lain. Intinya, infak adalah segala bentuk pemberian yang bertujuan untuk membantu dan meringankan beban orang lain.

Landasan Hukum Infak dalam Al-Quran dan Hadits

Anjuran untuk berinfak banyak disebutkan dalam Al-Quran dan hadits. Beberapa ayat Al-Quran yang menjadi landasan hukum infak antara lain:

  1. Surah Al-Baqarah ayat 261: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
  2. Surah Ali Imran ayat 134: "Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

Sementara itu, dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan: "Setiap ruas jari-jari yang ada pada manusia itu bisa memberikan sedekah pada setiap hari yang diterbiti matahari. Berbuat adil di antara dua orang yang berselisih adalah sedekah. Setiap langkah yang diayunkan untuk pergi shalat adalah sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu yang dapat mengganggu di jalan adalah sedekah."

Dari ayat-ayat Al-Quran dan hadits tersebut, dapat kita pahami bahwa infak sangat dianjurkan dalam Islam. Berinfak tidak hanya membawa manfaat bagi penerima, tetapi juga bagi pemberi infak itu sendiri.

Manfaat dan Keutamaan Berinfak

Berinfak memiliki banyak manfaat dan keutamaan, baik bagi pemberi maupun penerima infak. Beberapa di antaranya adalah:

1. Membersihkan Harta dan Jiwa

Dengan berinfak, kita telah membersihkan harta kita dari hak-hak orang lain yang mungkin tercampur di dalamnya. Selain itu, berinfak juga dapat membersihkan jiwa kita dari sifat kikir dan cinta berlebihan terhadap harta duniawi.

2. Melipatgandakan Pahala

Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang yang berinfak di jalan-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 261, satu kebaikan akan dibalas dengan tujuh ratus kali lipat, bahkan bisa lebih dari itu.

Dengan berinfak, kita dilatih untuk lebih peka terhadap kesulitan orang lain. Hal ini akan menumbuhkan rasa empati dan solidaritas dalam diri kita, sehingga tercipta masyarakat yang lebih peduli dan saling membantu.

4. Mendatangkan Keberkahan

Berinfak tidak akan mengurangi harta, justru sebaliknya akan mendatangkan keberkahan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, "Sedekah tidak akan mengurangi harta." (HR. Tirmidzi)

5. Membantu Meringankan Beban Orang Lain

Infak yang kita berikan, sekecil apapun, dapat membantu meringankan beban orang lain yang sedang kesulitan. Hal ini tentu akan membawa kebaikan bagi kehidupan bermasyarakat.

Perbedaan Infak, Zakat, dan Sedekah

Meskipun sama-sama merupakan bentuk pemberian dalam Islam, infak, zakat, dan sedekah memiliki beberapa perbedaan mendasar. Berikut penjelasannya:

1. Definisi dan Sifat

Infak adalah pemberian sebagian harta kepada orang lain secara sukarela, tanpa batasan jumlah atau waktu tertentu. Zakat adalah kewajiban memberikan sebagian harta yang telah mencapai nisab (batas minimal) kepada yang berhak menerimanya, dengan ketentuan dan perhitungan tertentu. Sedekah memiliki pengertian yang lebih luas, mencakup segala bentuk kebaikan, baik berupa materi maupun non-materi.

2. Hukum

Infak hukumnya sunnah (dianjurkan), sedangkan zakat hukumnya wajib bagi yang telah memenuhi syarat. Sedekah, seperti halnya infak, hukumnya sunnah.

3. Ketentuan

Infak tidak memiliki ketentuan khusus mengenai jumlah dan waktu pemberian. Zakat memiliki ketentuan yang jelas, baik dari segi nisab, haul (batas waktu), maupun penerimanya. Sedekah tidak memiliki ketentuan khusus, bahkan tersenyum pun dapat dianggap sebagai sedekah.

4. Penerima

Infak dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan. Zakat memiliki delapan golongan penerima yang telah ditentukan (asnaf). Sedekah, seperti halnya infak, dapat diberikan kepada siapa saja.

Syarat dan Rukun Infak

Meskipun infak bersifat sukarela, ada beberapa syarat dan rukun yang perlu diperhatikan agar infak yang kita berikan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT. Berikut penjelasannya:

Rukun Infak

Ada empat rukun yang harus dipenuhi dalam berinfak:

  1. Pemberi infak (munfiq): Orang yang memberikan infak
  2. Penerima infak (munfaq 'alaih): Orang yang menerima infak
  3. Harta atau barang yang diinfakkan
  4. Ijab dan qabul: Pernyataan pemberian dan penerimaan infak

Syarat Infak

Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam berinfak antara lain:

1. Syarat bagi pemberi infak (munfiq):

  • Memiliki harta yang mencukupi untuk diinfakkan
  • Baligh dan berakal
  • Memberikan infak atas kemauan sendiri, tanpa paksaan
  • Pemilik sah dari harta yang diinfakkan

2. Syarat bagi penerima infak (munfaq 'alaih):

  • Benar-benar ada dan bukan fiktif
  • Dapat memanfaatkan harta yang diberikan

3. Syarat harta yang diinfakkan:

  • Harta yang halal dan baik
  • Milik sendiri dan bukan hasil curian atau korupsi
  • Bermanfaat bagi penerima
  • Tidak menimbulkan mudarat atau bahaya

Cara Berinfak yang Baik dan Benar

Agar infak yang kita berikan menjadi lebih bermakna dan mendatangkan pahala yang berlipat, ada beberapa cara yang bisa kita terapkan:

1. Niat yang Ikhlas

Niat adalah kunci dari setiap amal ibadah. Pastikan niat kita dalam berinfak semata-mata karena Allah SWT, bukan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 264: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)..."

2. Memberikan yang Terbaik

Usahakan untuk memberikan infak dari harta yang kita cintai dan berkualitas baik. Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 92: "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai..."

3. Berinfak Secara Sembunyi-sembunyi

Meskipun berinfak secara terang-terangan juga diperbolehkan, namun berinfak secara sembunyi-sembunyi lebih utama. Hal ini dapat menjauhkan kita dari sifat riya' dan lebih menjaga perasaan penerima infak. Rasulullah SAW bersabda: "Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya..." salah satunya adalah "...seseorang yang bersedekah dengan tangan kanannya ia sembunyikan hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Berinfak dalam Keadaan Apapun

Jangan menunggu kaya atau memiliki harta berlimpah untuk berinfak. Berinfaklah dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 134: "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit..."

5. Tidak Menyebut-nyebut dan Menyakiti

Setelah memberikan infak, hindari menyebut-nyebut pemberian tersebut atau menyakiti perasaan penerima. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 264: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)..."

Jenis-jenis Infak

Infak dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan hukum dan tujuannya. Berikut penjelasannya:

1. Infak Wajib

Infak wajib adalah pemberian yang hukumnya wajib, seperti zakat, kafarat (denda), dan nadzar. Meskipun secara istilah berbeda dengan infak sukarela, namun dalam pengertian umum, zakat juga termasuk dalam kategori infak.

2. Infak Sunnah

Infak sunnah adalah pemberian yang hukumnya sunnah atau dianjurkan. Contohnya adalah sedekah, hibah, dan hadiah. Infak jenis ini yang paling umum kita kenal dan praktikkan sehari-hari.

3. Infak Mubah

Infak mubah adalah pemberian yang hukumnya boleh dilakukan atau tidak dilakukan. Contohnya adalah memberikan hadiah kepada orang yang bukan kerabat atau teman dekat.

Waktu-waktu Utama untuk Berinfak

Meskipun kita bisa berinfak kapan saja, ada beberapa waktu yang dianggap lebih utama untuk berinfak, di antaranya:

1. Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan pahala berlipat ganda. Rasulullah SAW dikenal sangat dermawan di bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Nabi SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan..." (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah juga merupakan waktu yang utama untuk berinfak. Allah SWT bersumpah dengan sepuluh malam ini dalam Surah Al-Fajr, menunjukkan keistimewaannya.

3. Saat Menghadapi Kesulitan

Berinfak saat menghadapi kesulitan dapat menjadi jalan keluar dari masalah yang kita hadapi. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah." (HR. Baihaqi)

4. Sebelum Datangnya Kematian

Berinfak sebelum datangnya kematian adalah kesempatan terakhir kita untuk beramal. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Munafiqun ayat 10: "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu..."

Hikmah dan Dampak Sosial Infak

Infak tidak hanya membawa manfaat spiritual bagi pemberinya, tetapi juga memiliki dampak sosial yang luas. Beberapa hikmah dan dampak sosial dari infak antara lain:

1. Mengurangi Kesenjangan Sosial

Dengan adanya infak, terjadi pemerataan kekayaan dari orang yang berkecukupan kepada yang kurang mampu. Hal ini dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dalam masyarakat.

2. Membangun Solidaritas Sosial

Infak dapat mempererat hubungan antar anggota masyarakat. Ketika seseorang terbiasa berinfak, ia akan lebih peka terhadap kesulitan orang lain dan terdorong untuk saling membantu.

3. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Infak yang diberikan untuk pembangunan fasilitas umum atau pengembangan ekonomi masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan bersama.

4. Mencegah Monopoli Kekayaan

Dengan berinfak, kekayaan tidak hanya berputar di kalangan orang-orang kaya saja, tetapi juga mengalir kepada yang membutuhkan.

5. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Infak yang digunakan untuk modal usaha atau pemberdayaan ekonomi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Kesimpulan

Infak merupakan salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi umat. Dengan memahami arti infak, manfaatnya, serta cara pelaksanaannya yang benar, kita dapat menjadi agen perubahan positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Melalui infak, kita tidak hanya beribadah kepada Allah SWT, tetapi juga membantu sesama dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Mari kita jadikan infak sebagai gaya hidup dan rutinitas dalam keseharian kita, sehingga kita dapat meraih keberkahan dunia dan akhirat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya