Arti Primordialisme: Pengertian, Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Primordialisme adalah sikap yang menjunjung tinggi identitas kelompok berdasarkan suku, agama, ras dan antargolongan. Pelajari pengertian, ciri, dampak dan solusinya.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 18 Feb 2025, 09:06 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 09:06 WIB
arti primordialisme
arti primordialisme ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya
Daftar Isi

Pengertian Primordialisme

Liputan6.com, Jakarta Primordialisme merupakan suatu pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Istilah ini berasal dari kata bahasa Latin "primus" yang berarti pertama dan "ordiri" yang berarti tenunan atau ikatan.

Dalam konteks sosiologi, primordialisme mengacu pada kecenderungan untuk membentuk kelompok atau mengidentifikasi diri berdasarkan unsur-unsur primordial seperti suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Sikap primordialisme ini menjunjung tinggi identitas kelompok yang dianggap lebih unggul dibandingkan kelompok lain.

Beberapa ahli mendefinisikan primordialisme sebagai berikut:

  • Menurut Clifford Geertz, primordialisme adalah keterikatan berlebihan pada hal-hal yang dibawa sejak lahir seperti suku, agama, ras, dan budaya.
  • Kun Maryati mengartikan primordialisme sebagai paham atau pandangan yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu seperti suku bangsa, ras, dan agama.
  • Ramlan Surbakti mendefinisikan primordialisme sebagai loyalitas berlebihan terhadap kelompok sosial tertentu yang dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa primordialisme adalah sikap yang menjunjung tinggi dan mempertahankan identitas kelompok berdasarkan unsur-unsur primordial seperti suku, agama, ras, dan golongan. Sikap ini cenderung menganggap kelompoknya lebih unggul dan dapat menimbulkan perpecahan jika berlebihan.

Ciri-Ciri Primordialisme

Untuk lebih memahami konsep primordialisme, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri utama dari sikap primordialisme:

  • Mengutamakan kepentingan kelompok sendiri di atas kepentingan kelompok lain
  • Memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap identitas kelompok
  • Menganggap kelompoknya lebih unggul dibandingkan kelompok lain
  • Cenderung eksklusif dan tertutup terhadap kelompok luar
  • Mempertahankan tradisi dan nilai-nilai kelompok secara kaku
  • Sulit menerima perubahan dan pengaruh dari luar kelompok
  • Memiliki solidaritas yang tinggi di antara anggota kelompok
  • Menilai segala sesuatu dari sudut pandang kelompoknya sendiri
  • Memiliki stereotip dan prasangka terhadap kelompok lain
  • Cenderung menolak asimilasi dan pembauran dengan kelompok lain

Ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa primordialisme memiliki kecenderungan untuk membatasi interaksi dan kerja sama antar kelompok yang berbeda. Sikap ini dapat menghambat integrasi sosial dalam masyarakat yang majemuk jika tidak dikelola dengan baik.

Jenis-Jenis Primordialisme

Primordialisme dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan unsur-unsur yang menjadi dasar identitas kelompok, antara lain:

1. Primordialisme Kesukuan

Jenis primordialisme ini didasarkan pada identitas kesukuan atau etnis. Contohnya adalah sikap yang mengutamakan suku sendiri dan menganggap suku lain lebih rendah. Primordialisme kesukuan dapat menimbulkan konflik antar suku jika tidak dikelola dengan baik.

2. Primordialisme Keagamaan

Primordialisme keagamaan mengacu pada sikap yang menjunjung tinggi agama sendiri dan cenderung memandang rendah pemeluk agama lain. Sikap ini dapat memicu konflik antar umat beragama jika dibiarkan berlebihan.

3. Primordialisme Kedaerahan

Jenis primordialisme ini didasarkan pada identitas kedaerahan atau asal usul geografis. Contohnya adalah sikap yang mengutamakan kepentingan daerah sendiri di atas kepentingan nasional.

4. Primordialisme Rasial

Primordialisme rasial mengacu pada sikap yang menganggap ras sendiri lebih unggul dibandingkan ras lain. Sikap ini dapat menimbulkan diskriminasi dan rasisme jika dibiarkan berkembang.

5. Primordialisme Golongan

Jenis primordialisme ini didasarkan pada identitas golongan atau kelompok sosial tertentu. Contohnya adalah sikap yang mengutamakan kepentingan golongan sendiri dalam politik atau ekonomi.

Memahami berbagai jenis primordialisme ini penting untuk mengenali potensi konflik yang dapat muncul dalam masyarakat majemuk. Dengan demikian, upaya pencegahan dan pengelolaan konflik dapat dilakukan secara lebih efektif.

Faktor Penyebab Primordialisme

Sikap primordialisme tidak muncul begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan munculnya primordialisme dalam masyarakat:

1. Faktor Sejarah

Pengalaman sejarah suatu kelompok dapat membentuk ikatan primordial yang kuat. Misalnya, kelompok etnis yang pernah mengalami penindasan di masa lalu cenderung memiliki solidaritas yang tinggi untuk mempertahankan identitasnya.

2. Faktor Budaya

Kesamaan budaya seperti bahasa, adat istiadat, dan tradisi dapat memperkuat ikatan primordial antar anggota kelompok. Hal ini mendorong kecenderungan untuk mempertahankan budaya sendiri dan menolak pengaruh dari luar.

3. Faktor Pendidikan

Sistem pendidikan yang kurang menekankan nilai-nilai multikulturalisme dapat memperkuat sikap primordialisme. Sebaliknya, pendidikan yang inklusif dan menghargai keberagaman dapat mengurangi kecenderungan primordialisme.

4. Faktor Ekonomi

Kesenjangan ekonomi antar kelompok dapat memicu primordialisme sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Kelompok yang merasa terpinggirkan secara ekonomi cenderung memperkuat identitas primordialnya.

5. Faktor Politik

Sistem politik yang menggunakan isu SARA untuk kepentingan tertentu dapat memperkuat primordialisme. Politisasi identitas primordial sering digunakan untuk memobilisasi dukungan dalam kontestasi politik.

6. Faktor Psikologis

Kebutuhan akan rasa aman dan kepemilikan dapat mendorong seseorang untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok primordialnya. Hal ini memberikan kenyamanan psikologis di tengah ketidakpastian.

7. Faktor Geografis

Isolasi geografis dapat memperkuat ikatan primordial suatu kelompok karena kurangnya interaksi dengan kelompok lain. Hal ini menghambat proses pembauran dan pertukaran budaya.

Memahami faktor-faktor penyebab primordialisme ini penting untuk merumuskan strategi yang tepat dalam mengelola keberagaman dan mencegah konflik berbasis identitas primordial. Diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai aspek kehidupan masyarakat untuk mengatasi primordialisme yang berlebihan.

Dampak Positif Primordialisme

Meskipun primordialisme sering dipandang negatif, sikap ini juga memiliki beberapa dampak positif jika dikelola dengan baik. Berikut adalah beberapa dampak positif dari primordialisme:

1. Memperkuat Identitas Budaya

Primordialisme dapat membantu melestarikan identitas budaya suatu kelompok di tengah arus globalisasi. Hal ini penting untuk mempertahankan keragaman budaya sebagai kekayaan bangsa.

2. Meningkatkan Solidaritas Kelompok

Ikatan primordial yang kuat dapat meningkatkan rasa solidaritas dan gotong royong di antara anggota kelompok. Hal ini bermanfaat dalam menghadapi berbagai tantangan bersama.

3. Memotivasi Kemajuan Kelompok

Kebanggaan terhadap identitas primordial dapat menjadi motivasi untuk memajukan kelompok dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini mendorong kompetisi yang sehat antar kelompok.

4. Memperkuat Ketahanan Budaya

Sikap primordialisme yang terkendali dapat memperkuat ketahanan budaya suatu kelompok terhadap pengaruh negatif dari luar. Hal ini penting untuk mempertahankan nilai-nilai luhur warisan leluhur.

5. Mendorong Pelestarian Tradisi

Primordialisme dapat mendorong upaya pelestarian tradisi dan kearifan lokal yang memiliki nilai-nilai positif. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan budaya antar generasi.

Meski memiliki dampak positif, perlu diingat bahwa primordialisme harus dikelola dengan bijak agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Diperlukan keseimbangan antara mempertahankan identitas primordial dan keterbukaan terhadap kelompok lain.

Dampak Negatif Primordialisme

Di samping dampak positif, primordialisme yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat. Berikut adalah beberapa dampak negatif dari primordialisme:

1. Menghambat Integrasi Nasional

Sikap primordialisme yang kaku dapat menghambat proses integrasi nasional karena setiap kelompok cenderung mengutamakan kepentingannya sendiri. Hal ini dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Memicu Konflik Antar Kelompok

Primordialisme yang berlebihan dapat memicu konflik horizontal antar kelompok yang berbeda identitas primordialnya. Konflik ini dapat menimbulkan kerugian material maupun non-material yang besar.

3. Menimbulkan Diskriminasi

Sikap primordialisme dapat menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok lain yang dianggap berbeda. Hal ini bertentangan dengan prinsip kesetaraan dan keadilan dalam masyarakat demokratis.

4. Menghambat Kemajuan

Primordialisme yang tertutup dapat menghambat masuknya ide-ide baru yang diperlukan untuk kemajuan. Hal ini membuat suatu kelompok sulit berkembang dan bersaing di era global.

5. Memperlemah Nasionalisme

Loyalitas berlebihan terhadap kelompok primordial dapat memperlemah rasa nasionalisme dan kebangsaan. Hal ini berbahaya bagi keutuhan negara-bangsa yang majemuk seperti Indonesia.

6. Menimbulkan Stereotip Negatif

Primordialisme dapat menimbulkan stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok lain. Hal ini menghambat komunikasi dan kerja sama antar kelompok yang berbeda.

7. Menghambat Demokrasi

Sikap primordialisme dalam politik dapat menghambat proses demokrasi karena pemilihan lebih didasarkan pada identitas primordial daripada kapabilitas dan program kerja.

Mengingat besarnya potensi dampak negatif ini, diperlukan upaya serius untuk mengelola keberagaman dan menumbuhkan sikap inklusif dalam masyarakat. Pendidikan multikultural dan dialog antar kelompok menjadi kunci penting dalam mengatasi dampak negatif primordialisme.

Cara Mengatasi Primordialisme

Untuk mengurangi dampak negatif primordialisme, diperlukan berbagai upaya dari berbagai pihak. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi primordialisme:

1. Pendidikan Multikultural

Menerapkan pendidikan multikultural sejak dini untuk menumbuhkan sikap toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Kurikulum pendidikan perlu menekankan nilai-nilai kesetaraan dan inklusivitas.

2. Dialog Antar Kelompok

Memfasilitasi dialog dan pertukaran budaya antar kelompok yang berbeda untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi prasangka. Forum-forum lintas agama, suku, dan budaya perlu diperbanyak.

3. Penegakan Hukum yang Adil

Menegakkan hukum secara adil dan tegas terhadap segala bentuk diskriminasi dan kekerasan berbasis SARA. Hal ini penting untuk menciptakan rasa aman bagi semua kelompok.

4. Kebijakan Inklusif

Menerapkan kebijakan yang inklusif dan berkeadilan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan sosial. Hal ini untuk mencegah marginalisasi kelompok tertentu.

5. Penguatan Identitas Nasional

Memperkuat identitas nasional sebagai pemersatu di atas identitas-identitas primordial. Nilai-nilai Pancasila perlu diinternalisasi sebagai landasan kehidupan berbangsa.

6. Media yang Bertanggung Jawab

Mendorong peran media massa untuk menyebarkan informasi yang berimbang dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman.

7. Pembangunan Ekonomi Merata

Melaksanakan pembangunan ekonomi yang merata untuk mengurangi kesenjangan antar daerah dan kelompok. Hal ini penting untuk mencegah kecemburuan sosial.

8. Keteladanan Pemimpin

Para pemimpin di berbagai level perlu memberikan keteladanan dalam menghargai keberagaman dan menolak politisasi SARA. Sikap inklusif pemimpin akan diikuti masyarakat luas.

Upaya mengatasi primordialisme membutuhkan kerja sama semua elemen masyarakat. Diperlukan komitmen jangka panjang dan konsistensi dalam menerapkan berbagai strategi tersebut untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan toleran.

Contoh Primordialisme di Indonesia

Indonesia sebagai negara majemuk tidak terlepas dari fenomena primordialisme. Berikut beberapa contoh primordialisme yang pernah atau masih terjadi di Indonesia:

1. Konflik Antar Etnis

Contoh klasik primordialisme di Indonesia adalah konflik antar etnis yang pernah terjadi di beberapa daerah. Misalnya konflik antara etnis Dayak dan Madura di Kalimantan pada tahun 2001 yang dipicu oleh sentimen kesukuan.

2. Politisasi SARA dalam Pemilu

Penggunaan isu SARA dalam kampanye politik masih sering terjadi di berbagai daerah. Misalnya menggunakan sentimen agama atau kesukuan untuk memobilisasi dukungan pemilih.

3. Gerakan Separatisme

Beberapa gerakan separatis seperti GAM di Aceh atau OPM di Papua pada dasarnya juga dilandasi oleh semangat primordialisme kedaerahan yang kuat.

4. Diskriminasi dalam Pekerjaan

Masih ada kasus diskriminasi dalam rekrutmen pegawai berdasarkan SARA di beberapa instansi atau perusahaan. Misalnya lebih mengutamakan pelamar dari suku atau agama tertentu.

5. Segregasi Pemukiman

Di beberapa kota besar masih ditemui adanya pemukiman yang terkotak-kotak berdasarkan etnis atau agama tertentu. Hal ini menunjukkan masih kuatnya ikatan primordial dalam pola pemukiman.

6. Konflik Antar Suporter Sepakbola

Rivalitas antar suporter klub sepakbola terkadang juga didasari oleh sentimen kedaerahan yang berlebihan. Misalnya antara suporter dari Jawa Timur dan Jawa Barat.

7. Penolakan Pemimpin dari Luar Daerah

Di beberapa daerah pernah terjadi penolakan terhadap pejabat atau pemimpin yang berasal dari luar daerah dengan alasan primordialisme kedaerahan.

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa primordialisme masih menjadi tantangan dalam kehidupan berbangsa di Indonesia. Diperlukan upaya terus-menerus untuk mengelola keberagaman dan memperkuat semangat persatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Perbedaan Primordialisme dengan Konsep Lain

Untuk lebih memahami primordialisme, penting untuk membedakannya dengan beberapa konsep terkait lainnya. Berikut adalah perbedaan antara primordialisme dengan beberapa konsep yang sering dikaitkan:

1. Primordialisme vs Etnosentrisme

Primordialisme lebih menekankan pada keterikatan terhadap identitas kelompok, sedangkan etnosentrisme cenderung menganggap budaya sendiri sebagai standar untuk menilai budaya lain. Etnosentrisme lebih bersifat evaluatif terhadap kelompok lain.

2. Primordialisme vs Nasionalisme

Primordialisme berfokus pada identitas kelompok yang lebih sempit seperti suku atau agama, sementara nasionalisme mengacu pada identitas yang lebih luas yaitu bangsa dan negara. Nasionalisme bertujuan mempersatukan berbagai kelompok primordial dalam satu identitas nasional.

3. Primordialisme vs Rasisme

Primordialisme tidak selalu mengandung unsur superioritas ras, sedangkan rasisme secara spesifik menganggap ras tertentu lebih unggul dari ras lain. Rasisme lebih bersifat diskriminatif berdasarkan ciri-ciri fisik.

4. Primordialisme vs Sektarianisme

Primordialisme mencakup berbagai aspek identitas primordial, sementara sektarianisme lebih spesifik mengacu pada loyalitas berlebihan terhadap aliran atau sekte keagamaan tertentu. Sektarianisme adalah bagian dari primordialisme keagamaan.

5. Primordialisme vs Tribalisme

Tribalisme lebih menekankan pada loyalitas terhadap suku atau klan, sedangkan primordialisme mencakup aspek yang lebih luas termasuk agama, ras, dan golongan. Tribalisme dapat dianggap sebagai bentuk khusus dari primordialisme kesukuan.

6. Primordialisme vs Chauvinisme

Chauvinisme mengacu pada sikap fanatik yang menganggap bangsanya paling unggul, sementara primordialisme tidak selalu mengandung unsur superioritas. Chauvinisme lebih bersifat agresif terhadap bangsa lain.

Memahami perbedaan-perbedaan ini penting untuk menganalisis berbagai fenomena sosial terkait identitas kelompok secara lebih akurat. Meski memiliki beberapa kesamaan, setiap konsep memiliki penekanan dan cakupan yang berbeda dalam menjelaskan dinamika hubungan antar kelompok dalam masyarakat.

Pertanyaan Seputar Primordialisme

1. Apakah primordialisme selalu berdampak negatif?

Tidak selalu. Primordialisme dalam batas wajar dapat memperkuat identitas budaya dan solidaritas kelompok. Namun, jika berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif seperti konflik dan diskriminasi.

2. Bagaimana cara menumbuhkan sikap toleransi di tengah keberagaman?

Beberapa cara antara lain melalui pendidikan multikultural, dialog antar kelompok, dan keteladanan pemimpin dalam menghargai perbedaan. Penting juga untuk memperkuat identitas nasional sebagai pemersatu.

3. Apakah primordialisme bertentangan dengan nasionalisme?

Tidak selalu bertentangan jika dikelola dengan baik. Identitas primordial dapat memperkaya identitas nasional. Namun, jika berlebihan dapat mengancam persatuan bangsa.

4. Mengapa primordialisme masih kuat di era globalisasi?

Globalisasi justru dapat memperkuat primordialisme sebagai bentuk perlawanan terhadap homogenisasi budaya. Orang cenderung mencari identitas yang membedakan diri di tengah arus global.

5. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi primordialisme?

Pemerintah berperan penting melalui kebijakan yang inklusif, penegakan hukum yang adil, dan program-program yang memperkuat persatuan nasional. Pemerintah juga perlu memfasilitasi dialog antar kelompok.

Kesimpulan

Primordialisme merupakan fenomena sosial yang kompleks dengan berbagai dampak positif dan negatif. Di satu sisi, sikap ini dapat memperkuat identitas budaya dan solidaritas kelompok. Namun di sisi lain, primordialisme yang berlebihan dapat menimbulkan konflik dan menghambat integrasi nasional.

Dalam konteks Indonesia sebagai negara majemuk, pengelolaan keberagaman menjadi kunci penting untuk mencegah dampak negatif primordialisme. Diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk menumbuhkan sikap inklusif dan toleran, sembari tetap menghargai kekayaan budaya yang ada.

Pendidikan multikultural, dialog antar kelompok, dan penguatan identitas nasional menjadi strategi penting dalam mengatasi tantangan primordialisme. Dengan pendekatan yang tepat, keberagaman Indonesia dapat menjadi kekuatan pemersatu alih-alih sumber perpecahan.

Pada akhirnya, tantangan bagi kita semua adalah bagaimana menyeimbangkan kecintaan pada identitas primordial dengan keterbukaan terhadap perbedaan. Hanya dengan demikian, cita-cita persatuan dalam keberagaman sebagaimana tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat terwujud.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya