Arti Weton dan Pengaruhnya dalam Budaya Jawa, Penuh Makna Kehidupan

Pelajari arti weton dalam budaya Jawa, cara menghitungnya, dan pengaruhnya terhadap kehidupan. Temukan makna di balik hari kelahiran Anda.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 15 Apr 2025, 15:10 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2025, 15:10 WIB
arti weton
arti weton ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Weton merupakan salah satu warisan budaya Jawa yang masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat hingga saat ini. Konsep weton berkaitan erat dengan hari kelahiran seseorang dan dipercaya memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arti weton, cara menghitungnya, serta berbagai kepercayaan yang terkait dengannya dalam budaya Jawa.

Pengertian Weton dalam Budaya Jawa

Pengertian Weton dalam Budaya Jawa

Weton adalah gabungan antara hari kelahiran seseorang dalam kalender Masehi (7 hari) dengan hari pasaran dalam kalender Jawa (5 hari). Dalam bahasa Jawa, kata "wetu" berarti keluar atau lahir, sehingga weton merujuk pada saat seseorang dilahirkan ke dunia. Sistem penanggalan weton menggabungkan dua tradisi, yaitu kalender Islam dan kalender masyarakat Hindu.

Weton terdiri dari dua komponen utama:

  • Hari dalam seminggu: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu
  • Hari pasaran Jawa: Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon

Kombinasi kedua komponen ini menghasilkan 35 kemungkinan weton yang berbeda, misalnya Senin Legi, Selasa Pahing, Rabu Pon, dan seterusnya. Setiap kombinasi diyakini memiliki karakteristik dan pengaruh yang berbeda terhadap kehidupan seseorang.

Sejarah dan Asal-Usul Weton

Konsep weton telah ada sejak zaman kerajaan Mataram kuno dan terus berkembang hingga saat ini. Awalnya, hari pasaran digunakan untuk menentukan waktu dibukanya pasar bagi para pedagang. Nama-nama hari pasaran seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon berasal dari nama-nama roh leluhur yang diyakini memiliki pengaruh spiritual.

Dalam perkembangannya, weton menjadi bagian integral dari kepercayaan Jawa yang disebut "Sedulur Papat Lima Pancer". Konsep ini menggambarkan lima arah kehidupan:

  • Lor (Utara)
  • Kidul (Selatan)
  • Kulon (Barat)
  • Wetan (Timur)
  • Pancer (Tengah/Pusat)

Masing-masing arah ini dikaitkan dengan elemen kehidupan yang berbeda dan diyakini mempengaruhi perjalanan hidup seseorang. Tengah atau Pancer dianggap sebagai pusat kosmis manusia Jawa, melambangkan keseimbangan dan harmoni.

Cara Menghitung Weton

Untuk menghitung weton, diperlukan pemahaman tentang nilai numerik atau "neptu" yang terkait dengan setiap hari dan pasaran. Berikut adalah nilai neptu untuk hari dan pasaran dalam kalender Jawa:

Neptu Hari:

  • Minggu: 5
  • Senin: 4
  • Selasa: 3
  • Rabu: 7
  • Kamis: 8
  • Jumat: 6
  • Sabtu: 9

Neptu Pasaran:

  • Legi: 5
  • Pahing: 9
  • Pon: 7
  • Wage: 4
  • Kliwon: 8

Untuk menghitung weton, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Tentukan hari dan pasaran kelahiran
  2. Cari nilai neptu untuk hari dan pasaran tersebut
  3. Jumlahkan kedua nilai neptu

Contoh: Jika seseorang lahir pada hari Kamis Kliwon, maka perhitungannya adalah:

Kamis (8) + Kliwon (8) = 16

Hasil penjumlahan ini kemudian dapat diinterpretasikan berdasarkan primbon Jawa untuk mengetahui karakteristik atau ramalan terkait orang tersebut.

Fungsi dan Kegunaan Weton dalam Masyarakat Jawa

Weton memiliki berbagai fungsi dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat Jawa tradisional. Beberapa di antaranya adalah:

1. Menentukan Kecocokan Pasangan

Salah satu fungsi utama weton adalah untuk menghitung kecocokan antara dua orang yang akan menikah. Weton kedua calon pengantin dijumlahkan dan hasilnya diinterpretasikan untuk memprediksi keharmonisan rumah tangga mereka di masa depan. Meskipun bukan satu-satunya faktor, hasil perhitungan weton sering menjadi pertimbangan penting dalam perjodohan.

2. Memahami Karakter dan Sifat Seseorang

Weton diyakini dapat memberikan gambaran tentang karakter, kelebihan, dan kelemahan seseorang. Misalnya, orang dengan weton tertentu mungkin dianggap memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, sementara yang lain mungkin dianggap lebih cocok untuk pekerjaan kreatif. Pemahaman ini sering digunakan sebagai panduan dalam memilih karir atau mengembangkan potensi diri.

3. Menentukan Hari Baik

Dalam tradisi Jawa, pemilihan hari baik untuk berbagai kegiatan penting seperti pernikahan, membangun rumah, atau memulai usaha sering didasarkan pada perhitungan weton. Hari-hari tertentu dianggap lebih menguntungkan untuk aktivitas tertentu, sehingga pemilihan waktu yang tepat diyakini dapat meningkatkan peluang keberhasilan.

4. Ritual dan Tradisi

Weton juga berperan dalam berbagai ritual dan tradisi Jawa. Misalnya, beberapa orang melakukan puasa atau ritual khusus pada hari weton mereka sebagai bentuk introspeksi diri atau ungkapan syukur. Selain itu, perayaan ulang tahun dalam hitungan Jawa (selapanan) juga didasarkan pada siklus weton yang berulang setiap 35 hari.

5. Prediksi Nasib dan Peruntungan

Meskipun kontroversial, beberapa orang masih menggunakan weton sebagai dasar untuk meramalkan nasib atau peruntungan seseorang. Hal ini termasuk prediksi tentang karir, kesehatan, atau bahkan potensi bahaya yang mungkin dihadapi.

Interpretasi Weton dalam Primbon Jawa

Primbon Jawa adalah kumpulan pengetahuan tradisional yang mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk interpretasi weton. Berikut adalah beberapa contoh interpretasi weton berdasarkan jumlah neptu:

Neptu 7 (Pendito Kang Lelaku)

Karakter: Suka bepergian jauh, cenderung pemalas, dan kurang komunikatif.

Neptu 8 (Lakune Geni)

Karakter: Mudah marah, pendendam, emosi meledak-ledak seperti sifat api.

Neptu 9 (Lakune Angin)

Karakter: Tidak memiliki pendirian kuat, mudah terpengaruh, namun lincah dan tahan terhadap guna-guna.

Neptu 10 (Pendito Mbangun Teki)

Karakter: Suka memberi nasihat tapi tidak suka dikritik, cerdas dan tidak mudah tersinggung.

Neptu 11 (Lakune Setan)

Karakter: Tidak cocok menjadi pemimpin, sering bimbang dalam mengambil keputusan.

Interpretasi ini hanyalah sebagian kecil dari berbagai penafsiran yang ada dalam primbon Jawa. Penting untuk diingat bahwa interpretasi ini bersifat simbolis dan tidak boleh dianggap sebagai kebenaran mutlak.

Kontroversi dan Kritik terhadap Kepercayaan Weton

Meskipun masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat, kepercayaan terhadap weton juga menghadapi berbagai kritik dan kontroversi, antara lain:

1. Kurangnya Dasar Ilmiah

Kritik utama terhadap weton adalah tidak adanya dasar ilmiah yang kuat. Skeptis berpendapat bahwa korelasi antara hari kelahiran dan karakter atau nasib seseorang tidak dapat dibuktikan secara empiris.

2. Potensi Diskriminasi

Penggunaan weton dalam perjodohan atau pemilihan karyawan dapat mengarah pada diskriminasi terhadap individu yang dianggap memiliki weton yang "kurang baik".

3. Konflik dengan Ajaran Agama

Beberapa pemuka agama menganggap kepercayaan terhadap weton sebagai bentuk syirik atau menyekutukan Tuhan, terutama jika dianggap dapat menentukan takdir seseorang.

4. Pembatasan Kebebasan Individu

Ketergantungan berlebihan pada weton dapat membatasi kebebasan individu dalam mengambil keputusan penting dalam hidup mereka.

5. Relevansi di Era Modern

Banyak yang mempertanyakan relevansi weton di era modern, di mana keputusan lebih banyak didasarkan pada logika dan pertimbangan rasional.

Weton dalam Konteks Modern

Meskipun menghadapi berbagai kritik, weton masih memiliki tempat dalam masyarakat Jawa modern. Beberapa cara weton diadaptasi dan diinterpretasikan ulang dalam konteks kekinian antara lain:

1. Sebagai Warisan Budaya

Banyak orang melihat weton sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan, meskipun tidak selalu diikuti secara ketat. Pemahaman tentang weton dianggap penting untuk memahami akar budaya Jawa.

2. Alat Introspeksi Diri

Beberapa orang menggunakan interpretasi weton sebagai alat untuk introspeksi diri, memahami kekuatan dan kelemahan pribadi tanpa menganggapnya sebagai takdir yang tidak bisa diubah.

3. Inspirasi Kreatif

Konsep weton sering digunakan sebagai inspirasi dalam karya seni, sastra, atau desain, memperkaya ekspresi budaya kontemporer.

4. Modifikasi dan Reinterpretasi

Beberapa praktisi budaya Jawa modern mencoba mereinterpretasi konsep weton agar lebih sesuai dengan pemahaman ilmiah dan nilai-nilai kontemporer.

5. Studi Antropologi dan Sosiologi

Weton menjadi subjek menarik dalam studi antropologi dan sosiologi, memberikan wawasan tentang cara masyarakat tradisional memahami dan mengorganisir dunia mereka.

Cara Bijak Menyikapi Kepercayaan Weton

Dalam menyikapi kepercayaan weton, penting untuk mengambil pendekatan yang bijak dan seimbang. Berikut beberapa saran untuk menyikapi kepercayaan weton secara positif:

1. Hormati Tradisi tanpa Fanatisme

Menghormati weton sebagai bagian dari warisan budaya tidak berarti harus mengikutinya secara membabi buta. Penting untuk memahami konteks historis dan kulturalnya tanpa menganggapnya sebagai aturan yang kaku.

2. Gunakan sebagai Pelengkap, Bukan Penentu Utama

Dalam pengambilan keputusan penting, weton bisa dijadikan sebagai salah satu pertimbangan, namun bukan satu-satunya faktor penentu. Pertimbangkan juga aspek logis, praktis, dan emosional lainnya.

3. Jadikan Sarana Introspeksi

Interpretasi weton bisa digunakan sebagai alat untuk memahami diri sendiri lebih baik. Namun, ingatlah bahwa karakter dan nasib seseorang lebih banyak ditentukan oleh pilihan dan tindakan, bukan semata-mata oleh hari kelahiran.

4. Terbuka pada Perspektif Berbeda

Bersikaplah terbuka terhadap pandangan yang berbeda tentang weton. Diskusikan dengan orang-orang dari latar belakang berbeda untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas.

5. Seimbangkan dengan Pengetahuan Modern

Pelajari juga ilmu pengetahuan modern tentang kepribadian dan pengembangan diri. Gabungkan wawasan tradisional dengan pemahaman kontemporer untuk pendekatan yang lebih holistik.

6. Hindari Diskriminasi

Jangan menggunakan weton sebagai alasan untuk mendiskriminasi atau menghakimi orang lain. Setiap individu memiliki nilai intrinsik yang tidak ditentukan oleh hari kelahirannya.

7. Apresiasi Nilai Kultural

Lihat weton sebagai bagian dari kekayaan budaya yang memperkaya pemahaman kita tentang keragaman cara pandang manusia terhadap dunia.

Kesimpulan

Weton merupakan warisan budaya Jawa yang kaya makna dan sejarah. Meskipun relevansinya dalam kehidupan modern sering dipertanyakan, weton tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya Jawa. Pemahaman yang mendalam tentang arti weton dapat membantu kita menghargai kearifan lokal sambil tetap bersikap kritis dan rasional.

Dalam menyikapi kepercayaan weton, penting untuk mengambil pendekatan yang seimbang. Menghormati tradisi tidak berarti harus mengikutinya secara membabi buta. Sebaliknya, kita dapat menggunakan pemahaman tentang weton sebagai sarana untuk memperkaya wawasan budaya, introspeksi diri, dan apresiasi terhadap keragaman cara pandang manusia.

Pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab, mengembangkan potensi diri, dan berkontribusi positif pada masyarakat. Weton dapat menjadi salah satu alat untuk memahami diri dan budaya kita lebih dalam, namun tidak boleh menjadi pembatas atau penentu tunggal dalam menjalani kehidupan.

Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya