Cara Melihat Weton dari Tanggal Lahir: Panduan Lengkap Menghitung dan Memahami Weton Jawa

Pelajari cara melihat weton dari tanggal lahir dengan mudah. Temukan makna di balik weton Jawa dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.

oleh Septika Shidqiyyah Diperbarui 10 Apr 2025, 22:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 22:00 WIB
cara melihat weton dari tanggal lahir
cara melihat weton dari tanggal lahir ©Ilustrasi foto Dedy Eka Timbul Prayoga di Pixabay... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Weton merupakan konsep penting dalam budaya Jawa yang telah diwariskan secara turun-temurun. Bagi masyarakat Jawa tradisional, weton tidak hanya sekadar penanda hari kelahiran, tetapi juga diyakini memiliki pengaruh signifikan terhadap karakter, nasib, dan perjalanan hidup seseorang.

Meski di era modern ini banyak yang mulai meninggalkan kepercayaan tersebut, namun pengetahuan tentang weton masih relevan sebagai bagian dari warisan budaya yang patut dilestarikan.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang cara melihat weton dari tanggal lahir, makna di baliknya, serta berbagai aspek menarik seputar konsep weton dalam tradisi Jawa. Berikut selengkapnya.

Pengertian dan Sejarah Weton

Weton merupakan gabungan dari dua sistem penanggalan dalam budaya Jawa, yaitu hari dalam seminggu (Senin, Selasa, dst.) dan hari pasaran yang terdiri dari lima hari (Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage). Kombinasi kedua sistem ini menghasilkan siklus 35 hari yang unik dan memiliki makna tersendiri dalam pandangan masyarakat Jawa.

Sejarah weton dapat ditelusuri hingga masa pra-Islam di Jawa. Pada masa itu, masyarakat Jawa telah mengenal berbagai sistem pekan, mulai dari dua hari hingga sepuluh hari. Namun, yang paling bertahan hingga kini adalah saptawara (siklus tujuh hari) dan pancawara (siklus lima hari). Sistem ini tidak hanya digunakan untuk menandai kelahiran, tetapi juga untuk berbagai keperluan lain seperti menentukan hari baik untuk bercocok tanam, memulai usaha, atau melangsungkan pernikahan.

Konsep weton erat kaitannya dengan filosofi Jawa "moco ing waskito", yang berarti membaca tanda-tanda alam sebagai panduan untuk memahami peristiwa yang akan terjadi. Para leluhur Jawa percaya bahwa setiap fenomena alam memiliki pola yang dapat dipelajari dan digunakan untuk meramalkan kejadian di masa depan. Pengamatan empiris selama bertahun-tahun kemudian dituangkan dalam sistem penanggalan yang kompleks, termasuk di dalamnya perhitungan weton.

Cara Melihat Weton dari Tanggal Lahir

Untuk melihat weton dari tanggal lahir, kita perlu memahami dua komponen utamanya: hari dalam seminggu dan hari pasaran. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung weton:

  1. Tentukan hari lahir dalam kalender Masehi (Senin-Minggu).
  2. Hitung hari pasaran menggunakan rumus khusus atau tabel konversi.
  3. Gabungkan kedua informasi tersebut untuk mendapatkan weton.

Untuk mempermudah perhitungan, berikut adalah tabel nilai neptu untuk hari dan pasaran:

Hari Nilai Pasaran Nilai
Minggu 5 Kliwon 8
Senin 4 Legi 5
Selasa 3 Pahing 9
Rabu 7 Pon 7
Kamis 8 Wage 4
Jumat 6    
Sabtu 9    

Contoh perhitungan: Jika seseorang lahir pada hari Selasa Kliwon, maka neptu wetonnya adalah 3 (Selasa) + 8 (Kliwon) = 11.

Untuk menghitung hari pasaran, kita bisa menggunakan rumus matematika atau memanfaatkan aplikasi konversi tanggal online yang sudah banyak tersedia. Penting untuk diingat bahwa perhitungan ini memerlukan ketelitian, terutama jika kita melakukannya secara manual.

Makna dan Pengaruh Weton dalam Kehidupan

Dalam pandangan tradisional Jawa, weton diyakini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan seseorang. Beberapa area yang sering dikaitkan dengan weton antara lain:

  • Karakter dan sifat pribadi
  • Keberuntungan dan nasib
  • Kecocokan jodoh
  • Karier dan pekerjaan yang sesuai
  • Hari baik untuk melakukan kegiatan penting

Meski demikian, penting untuk diingat bahwa interpretasi weton ini bersifat simbolis dan tidak boleh dianggap sebagai kebenaran mutlak. Dalam konteks modern, pemahaman tentang weton lebih tepat dilihat sebagai bagian dari kearifan lokal yang memperkaya khazanah budaya, bukan sebagai pedoman kaku yang menentukan seluruh aspek kehidupan.

Beberapa contoh interpretasi weton yang umum dijumpai:

  • Selasa Kliwon: Diyakini memiliki karakter yang kuat dan berpendirian teguh, namun juga bisa keras kepala.
  • Jumat Legi: Dipercaya membawa keberuntungan dalam hal finansial dan karier.
  • Sabtu Pahing: Sering dikaitkan dengan sifat kreatif dan artistik.

Tentu saja, interpretasi ini bisa berbeda-beda tergantung pada sumber primbon atau ahli weton yang dirujuk. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi informasi ini dengan bijaksana, tanpa terjebak pada sikap fatalistik atau takhayul.

Peran Weton dalam Tradisi Pernikahan Jawa

Salah satu aspek kehidupan di mana weton masih sering dipertimbangkan adalah dalam tradisi pernikahan Jawa. Banyak keluarga yang masih meminta pertimbangan ahli weton atau sesepuh untuk menentukan kecocokan pasangan berdasarkan weton mereka. Proses ini dikenal dengan istilah "petung" atau perhitungan.

Dalam petung pernikahan, weton kedua calon pengantin akan dihitung dan dianalisis untuk melihat tingkat kecocokan mereka. Beberapa faktor yang biasanya dipertimbangkan antara lain:

  • Jumlah neptu gabungan dari kedua weton
  • Posisi bulan saat kelahiran
  • Karakter yang dihasilkan dari kombinasi weton

Hasil perhitungan ini kemudian akan diinterpretasikan untuk memberikan gambaran tentang potensi keharmonisan, tantangan yang mungkin dihadapi, serta saran-saran untuk menjalani kehidupan pernikahan. Meski demikian, penting untuk diingat bahwa kecocokan weton bukanlah jaminan mutlak keberhasilan pernikahan. Faktor-faktor lain seperti komunikasi, komitmen, dan kemampuan menyelesaikan masalah tetap menjadi kunci utama dalam membangun rumah tangga yang harmonis.

Beberapa kombinasi weton yang dianggap cocok dalam tradisi Jawa:

  • Selasa Kliwon dengan Jumat Legi
  • Rabu Pahing dengan Minggu Pon
  • Kamis Wage dengan Sabtu Kliwon

Namun, perlu ditekankan bahwa interpretasi ini bisa berbeda-beda tergantung pada versi primbon yang digunakan. Yang terpenting adalah bagaimana pasangan saling memahami dan menghargai, terlepas dari perhitungan weton mereka.

Weton dalam Konteks Modern

Di era digital seperti sekarang, perhitungan dan interpretasi weton menjadi lebih mudah diakses berkat adanya berbagai aplikasi dan situs web yang menyediakan layanan ini. Beberapa platform bahkan menawarkan fitur yang lebih kompleks, seperti analisis kecocokan jodoh, ramalan karier, hingga saran untuk hari baik melakukan kegiatan tertentu.

Meski demikian, sikap masyarakat terhadap konsep weton cukup beragam. Sebagian masih memegang teguh tradisi ini dan menggunakannya sebagai panduan dalam berbagai aspek kehidupan. Sementara itu, generasi yang lebih muda cenderung memandang weton sebagai bagian dari warisan budaya yang menarik untuk dipelajari, namun tidak selalu dijadikan acuan utama dalam pengambilan keputusan.

Beberapa pandangan tentang weton di era modern:

  • Sebagai sarana melestarikan kearifan lokal dan identitas budaya
  • Bahan studi antropologi dan sosiologi tentang perkembangan masyarakat Jawa
  • Inspirasi untuk pengembangan karya seni dan sastra kontemporer

Yang menarik, beberapa penelitian kontemporer mencoba mengaitkan konsep weton dengan teori psikologi modern. Misalnya, ada yang berpendapat bahwa perbedaan karakter berdasarkan weton mungkin memiliki korelasi dengan teori chronotype atau pola sirkadian manusia. Meski demikian, tentu saja diperlukan studi lebih lanjut untuk membuktikan hipotesis semacam ini secara ilmiah.

Kontroversi dan Kritik terhadap Kepercayaan Weton

Meski masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat, konsep weton juga tidak lepas dari berbagai kritik dan kontroversi. Beberapa argumen yang sering dilontarkan oleh para kritikus antara lain:

  • Dianggap tidak ilmiah dan cenderung mengarah pada takhayul
  • Berpotensi membatasi potensi individu karena terlalu bergantung pada ramalan
  • Dapat menimbulkan diskriminasi sosial berdasarkan hari kelahiran
  • Bertentangan dengan ajaran agama tertentu yang melarang praktik ramalan

Para pendukung tradisi weton biasanya berargumen bahwa konsep ini seharusnya dipahami sebagai kearifan lokal yang memiliki makna filosofis mendalam, bukan sekadar ramalan semata. Mereka menekankan bahwa interpretasi weton seharusnya digunakan sebagai bahan introspeksi dan motivasi untuk pengembangan diri, bukan sebagai vonis yang menentukan nasib seseorang secara mutlak.

Beberapa upaya untuk menjembatani pandangan tradisional dan modern tentang weton:

  • Mengkaji weton dari perspektif ilmu sosial dan budaya
  • Mengintegrasikan nilai-nilai positif dari konsep weton ke dalam pendidikan karakter
  • Mempromosikan pemahaman yang lebih kritis dan kontekstual tentang tradisi leluhur

Pada akhirnya, sikap kita terhadap konsep weton sebaiknya didasari oleh pemahaman yang mendalam dan kemampuan untuk memilah mana aspek yang masih relevan dan bermanfaat, serta mana yang perlu ditinggalkan atau dimodifikasi sesuai dengan perkembangan zaman.

Cara Melihat Weton Secara Online

Di era digital ini, melihat weton dari tanggal lahir menjadi jauh lebih mudah berkat adanya berbagai aplikasi dan situs web yang menyediakan layanan perhitungan weton secara online. Berikut adalah beberapa cara praktis untuk melihat weton Anda menggunakan platform digital:

  1. Aplikasi mobile: Tersedia berbagai aplikasi di Google Play Store dan App Store yang khusus dirancang untuk menghitung weton. Cukup masukkan tanggal lahir Anda, dan aplikasi akan menampilkan weton beserta interpretasinya.
  2. Situs web kalkulator weton: Banyak situs yang menyediakan kalkulator weton online. Anda hanya perlu memasukkan tanggal, bulan, dan tahun lahir, lalu sistem akan otomatis menghitung weton Anda.
  3. Layanan chatbot: Beberapa platform messaging seperti Line atau Telegram memiliki chatbot yang bisa menghitung weton. Anda tinggal mengirimkan pesan berisi tanggal lahir, dan bot akan merespon dengan informasi weton Anda.
  4. Media sosial: Ada juga akun-akun di Instagram atau Facebook yang menyediakan layanan penghitungan weton. Biasanya Anda perlu mengomentari postingan tertentu dengan tanggal lahir Anda.

Meski praktis, perlu diingat bahwa akurasi dari platform online ini bisa bervariasi. Selalu bandingkan hasil dari beberapa sumber untuk memastikan keakuratannya. Selain itu, pastikan untuk menggunakan layanan dari sumber terpercaya untuk melindungi privasi data Anda.

Weton dalam Konteks Budaya Nusantara

Meski weton sering diasosiasikan dengan budaya Jawa, konsep serupa sebenarnya juga ditemukan di berbagai daerah lain di Nusantara. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan hari baik dan sistem penanggalan tradisional merupakan bagian integral dari kearifan lokal Indonesia secara luas. Beberapa contoh sistem serupa di daerah lain:

  • Pawukon di Bali: Sistem penanggalan yang lebih kompleks, terdiri dari 30 wuku yang masing-masing berlangsung selama 7 hari.
  • Parhalaan di Batak: Kalender tradisional Batak yang digunakan untuk menentukan hari baik dan buruk.
  • Kutika di Bugis-Makassar: Sistem perhitungan waktu yang digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk menentukan waktu yang tepat untuk memulai suatu kegiatan.

Keberagaman sistem penanggalan ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia sekaligus menunjukkan bahwa nenek moyang kita di berbagai daerah telah mengembangkan cara-cara yang canggih untuk memahami dan memaknai waktu.

Dalam konteks pelestarian budaya, pemahaman tentang weton dan sistem penanggalan tradisional lainnya menjadi penting karena:

  • Membantu melestarikan kearifan lokal yang mungkin terancam punah
  • Memberikan wawasan tentang cara berpikir dan filosofi hidup leluhur
  • Memperkaya khazanah budaya nasional dan memperkuat identitas bangsa

Dengan memahami keberagaman ini, kita bisa lebih menghargai kompleksitas dan kedalaman budaya Nusantara, sekaligus melihat benang merah yang menghubungkan berbagai tradisi di seluruh Indonesia.

Hubungan Weton dengan Primbon Jawa

Weton memiliki kaitan erat dengan Primbon Jawa, sebuah kitab warisan leluhur yang berisi berbagai macam pengetahuan tradisional. Primbon telah menjadi sumber rujukan bagi masyarakat Jawa sejak dahulu kala untuk berbagai aspek kehidupan. Beberapa hal yang terkandung dalam Primbon Jawa antara lain:

  • Ramalan berdasarkan weton kelahiran
  • Perhitungan hari baik untuk berbagai kegiatan
  • Petunjuk untuk menentukan jodoh
  • Interpretasi mimpi dan firasat
  • Pedoman untuk memulai usaha atau proyek baru

Primbon Jawa memiliki fungsi sebagai pedoman untuk menentukan sikap dalam suatu tindakan serta kehidupan seseorang. Isinya mencakup ramalan, berbagai macam pengetahuan kejawen, rumus-rumus ilmu gaib, serta sistem bilangan yang cukup rumit untuk menghitung hari mujur serta mengurus segala macam kegiatan penting.

Meskipun banyak yang mempertanyakan validitas ilmiah dari Primbon, kitab ini tetap dianggap sebagai warisan budaya yang berharga. Bagi sebagian masyarakat Jawa, Primbon bukan hanya sekadar kumpulan ramalan, tetapi juga cerminan dari kearifan lokal dan filosofi hidup yang telah teruji waktu.

Cara Menghitung Weton Jodoh

Salah satu penggunaan weton yang paling populer adalah untuk menghitung kecocokan jodoh. Meskipun tidak boleh dianggap sebagai penentu mutlak, banyak orang Jawa masih mempertimbangkan perhitungan ini sebelum memutuskan untuk menikah. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung weton jodoh:

  1. Tentukan weton masing-masing pasangan
  2. Hitung neptu (nilai numerik) dari masing-masing weton
  3. Jumlahkan neptu kedua pasangan
  4. Bagi hasil penjumlahan dengan angka 9
  5. Interpretasikan sisa pembagian berdasarkan panduan Primbon

Contoh interpretasi sisa pembagian:

  • Sisa 1: Pegat (berpisah)
  • Sisa 2: Ratu (harmonis)
  • Sisa 3: Jodoh (cocok)
  • Sisa 4: Topo (banyak rintangan)
  • Sisa 5: Tinari (saling mencari)

Perlu diingat bahwa interpretasi ini bervariasi tergantung sumber Primbon yang digunakan. Selain itu, perhitungan weton jodoh sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya pertimbangan dalam memilih pasangan hidup.

Weton dan Hari Baik

Selain untuk menentukan karakter dan kecocokan jodoh, weton juga sering digunakan untuk menentukan hari baik dalam melakukan berbagai kegiatan penting. Beberapa contoh kegiatan yang sering mempertimbangkan weton antara lain:

  • Memulai usaha baru
  • Pindah rumah
  • Melangsungkan pernikahan
  • Memulai perjalanan jauh
  • Menanam tanaman

Penentuan hari baik ini biasanya melibatkan perhitungan kompleks yang mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk weton orang yang bersangkutan, siklus bulan, dan posisi bintang-bintang. Meskipun banyak yang menganggap praktik ini sebagai takhayul, bagi sebagian masyarakat Jawa, penentuan hari baik merupakan bentuk kehati-hatian dan penghormatan terhadap kekuatan alam semesta.

Weton dalam Seni dan Sastra Jawa

Konsep weton telah lama menjadi bagian integral dari seni dan sastra Jawa. Banyak karya sastra klasik Jawa yang menggunakan weton sebagai elemen penting dalam cerita atau sebagai simbol untuk menggambarkan karakter tokoh. Beberapa contoh penggunaan weton dalam seni dan sastra Jawa antara lain:

  • Serat Centhini: Naskah kuno yang memuat berbagai pengetahuan Jawa, termasuk perhitungan weton
  • Wayang Kulit: Dalam pertunjukan wayang, weton sering digunakan untuk menggambarkan sifat dan nasib tokoh-tokoh tertentu
  • Tembang Macapat: Puisi tradisional Jawa yang terkadang mengandung referensi tentang weton dan maknanya

Dalam seni rupa modern, beberapa seniman kontemporer Jawa juga mengeksplorasi konsep weton sebagai inspirasi untuk karya-karya mereka, menciptakan interpretasi baru dari tradisi kuno ini.

Kesimpulan

Weton, sebagai bagian integral dari sistem penanggalan Jawa, merupakan warisan budaya yang kaya akan makna dan filosofi. Meski di era modern ini relevansinya sering dipertanyakan, pemahaman tentang weton tetap penting sebagai upaya pelestarian kearifan lokal dan penghargaan terhadap warisan leluhur.

Cara melihat weton dari tanggal lahir telah menjadi jauh lebih mudah berkat kemajuan teknologi. Namun, yang terpenting bukanlah sekadar mengetahui weton kita, melainkan bagaimana kita memaknai dan menyikapinya dengan bijaksana. Weton sebaiknya dipandang sebagai salah satu lensa untuk memahami diri dan lingkungan kita, bukan sebagai penentu mutlak nasib seseorang.

Dalam konteks yang lebih luas, studi tentang weton dan sistem penanggalan tradisional lainnya di Nusantara membuka wawasan kita tentang kekayaan budaya Indonesia. Hal ini bisa menjadi pintu masuk untuk eksplorasi lebih lanjut tentang filosofi, nilai-nilai, dan kearifan lokal yang terkandung dalam berbagai tradisi di tanah air.

Pada akhirnya, sikap kritis dan apresiatif terhadap konsep seperti weton akan membantu kita menjembatani tradisi dengan modernitas. Dengan demikian, kita bisa terus melangkah maju tanpa melupakan akar budaya yang telah membentuk identitas kita sebagai bangsa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya