PM Israel Ehud Olmert Memperingatkan Pemimpin Hamas

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert memperingatkan para pemimpin Palestina yang dipimpin Hamas bisa menjadi sasaran serangan. Israel akan mengunakan segala cara untuk menyelamatkan Kopral Gilad Shalit.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Jul 2006, 02:19 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2006, 02:19 WIB
030706dlnisrale1.jpg
Liputan6.com, Gaza: Konflik Israel-Palestina yang berlangsung sepekan terakhir terus meruncing. Insiden yang dipicu peristiwa penculikan tentara Israel oleh pejuang Palestina belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan Israel mengancam akan menggunakan segala cara untuk memastikan tentaranya dikembalikan dalam keadaan selamat. Peringatan ini disampaikan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Senin (3/7).

Olmert juga memperingatkan para pemimpin Palestina yang dipimpin Hamas bahwa mereka juga dapat menjadi sasaran serangan. Ancaman itu dilontarkan jika hal buruk terjadi pada Kopral Gilad Shalit tentara Israel yang diculik kelompok perlawanan Palestina.

Namun peringatan Olmert itu langsung disambut ancaman serangan ke wilayah Israel oleh kelompok perlawanan Palestina. Komunike Militer Tiga, yakni tiga kelompok yang diyakini menyandera Shalit memberikan tenggat waktu hingga pukul 03.00 GMT, Selasa, atau pukul 10.00 WIB untuk membebaskan semua warga Palestina yang ditahan Israel. Jika tidak dibebaskan Israel akan menghadapi konsekuensi.

Pernyataan kelompok militan Palestina ini ditandatangani oleh Brigade Al Qassam yang merupakan salah satu sayap militer partai berkuasa Palestina Hamas serta Komite Perlawanan Rakyat dan sebuah kelompok yang belum terlalu dikenal, Tentara Islam.

Tapi pernyataan kelompok Palestina itu ditanggapi Pemerintah Israel sebagai pemerasan. Untuk itu Israel tidak akan melakukan negosiasi dengan pihak teroris.

Sementara itu hingga saat ini serangan Israel ke Gaza Utara terus berlangsung. Namun menurut Israel masuknya kendaraan lapis baja dan tank mereka ke daerah itu hanya bertujuan untuk mencari terowongan dan bahan peledak milik Palestina yang diyakini Israel berada di sekitar perbatasan.

Serangan Israel dalam sepekan terakhir ini ke Jalur Gaza telah menghancurkan infrastruktur sipil, seperti pusat pembangkit listrik, jembatan, jalan raya, kantor otoritas Palestina, rumah sakit, dan rumah penduduk. Meski dikecam dunia internasional dan didera aksi unjuk rasa, Israel tetap menolak menghentikan aksi ofensifnya sebelum Shalit kembali dengan selamat [baca:  Serangan Israel ke Gaza Kian Gencar].(IAN)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya