Kesaksian Penampakan MH370 Picu Teori Konspirasi Baru

Perempuan Inggris mengaku melihat pesawat diselubungi cahaya oranye, sementara peneliti Australia mengusut suara misterius di dekat India.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 06 Jun 2014, 11:05 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2014, 11:05 WIB
[FOTO] Seribu Personel Dikerahkan, MH370 Belum Juga Ditemukan
Seorang tentara Angkatan Laut Australia tampak menyisir lokasi dengan boat yang diduga tempat puing MH370 berada (2/4/2014) (REUTERS/Australian Defence Force).

Liputan6.com, Perth - Kegagalan menemukan puing pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada Sabtu 8 Maret 2014 lalu, dan rilis informasi resmi yang lamban membuat proses pencarian diwarnai ketidakpastian. Makin membuka ruang bagi sejumlah orang yang mengaku menjadi saksi detik-detik terakhir Boeing 777-200ER itu. Tak ketinggalan, munculnya teori konspirasi baru.

Hampir 3 bulan sejak pesawat yang membawa 239 orang tersebut hilang tanpa jejak. Pencarian yang dilakukan tak menemukan secuil pun puing, sementara investigator kriminal tidak menemukan bukti terorisme atau motivasi di balik dugaan sabotase yang membuat pesawat melenceng dari rute aslinya: dari Kuala Lumpur ke Beijing.

Pencarian difokuskan selama berbulan-bulan di hamparan Samudera Hindia nan luas di perairan Australia barat, dekat Perth. Berdasarkan data satelit Inmarsat yang sejatinya tak pernah dimaksudkan untuk memetakan jejak MH370.

Seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph, Jumat (6/6/2014), di tengah ketidakpastian, keluarga dan kerabat korban terus berharap, orang-orang yang mereka cintai selamat dan bertahan entah di mana. Untuk itulah mereka selalu menuntut semua data dan informasi tentang MH370 dirilis.

Sementara itu, Australia yakin, pesawat nahas tersebut berada di suatu titik di Samudera Hindia sebelah selatan. Mereka mengundang calon rekanan untuk mengikuti proses tender terkait operasi pencarian bawah laut MH370.

Berdasarkan pengakuan seorang perempuan Inggris yang mengklaim melihat pesawat dikeliling cahaya oranye, diduga terbakar, saat ia dan suaminya berlayar dari India ke Thailand awal Maret lalu membangkitkan teori baru tentang nasib burung besi milik maskapai negeri jiran itu. (Baca juga: Ada Penampakan Pesawat Dikelilingi Cahaya Oranye Aneh, MH370?)

Katherine Tee, nama perempuan itu, menambah jumlah orang yang mengaku menjadi saksi hilangnya MH370. Sebelumnya ada yang mengklaim melihat pesawat terbang rendah di Maldives, atau dekat rig minyak di perairan Vietnam.

Sejumlah orang pun berspekulasi, militer punya akses ke data radar yang sengaja dirahasiakan hingga saat ini. Apalagi hanya sedikit infomasi tersedia soal MH370, meski pesawat tersebut hilang di bagian Asia yang situasinya menegang akhir-akhir ini.

Lainnya berpikir lebih jauh lagi, mengira pesawat nahas itu mendarat di lapangan udara di daerah konflik atau sebaliknya, terabaikan di dunia, dari Afghanistan hingga Andaman.

Dalam dua minggu terakhir, pihak berwenang di Malaysia merilis manifes kargo dan data satelit yang digunakan untuk melacak rute pesawat yang melenceng. Sementara, ilmuwan di Australia sedang menyelidiki suara yang terdeteksi oleh peralatan bawah air di ujung India -- jauh ke utara dari lokasi yang dijadikan fokus pencarian oleh tim internasional.

Dr Alec Duncan dari Curtin University di Australia Barat merilis informasi bahwa suara bawah air yang tercatat hanya 10 menit setelah MH370  kehilangan kontak dengan pengawas lalu lintas udara bisa saja ditimbulkan pesawat yang menabrak air -- meski kemungkinannya relatif kecil. (Baca juga: Suara Misterius Bawah Laut Diduga Malaysia Airlines MH370)

Busur Ketujuh

Sementara itu, badan Australia yang bertanggung jawab memimpin pencarian MH370 di menegaskan kembali keyakinannya bahwa Boeing 777-200ER itu akan ditemukan di selatan Samudera Hindia.

Badan Keselamatan Transportasi Australia atau The Australian Transport Safety Bureau (ATSB) yakin benar, analisis lebih lanjut dari data satelit, "menegaskan bahwa MH370 akan ditemukan tak jauh dari koridor spesifik yang diidentifikasi sebagai "busur ke-7 (7th arc)," demikian dikutip dari CBS News.

'Busur' tersebut berdasarkan 'jabat tangan' (handshake) ketujuh dan terakhir antara MH370 dan satelit pada 8 maret 2014.

Dalam pernyataan yang dirilis Kamis, ATSB mengatakan, di saat MH370 mencapai busur tersebut, "Pesawat diduga kehabisan bahan bakar dan menurun."

"Sehingga, pesawat diduga berada lebih dari 38 km ke barat atau 55 km ke timur dari busur tersebut," kata ATSB dalam pernyataannya. Tak jelas di mana persisnya busur ke-7 berada -- apakah ia termasuk wilayah yang sudah disisir oleh drone milik Angkatan Udara Amerika Serikat, Bluefin-21.

Untuk sementara, pencarian MH370 dihentikan. Australia akan melanjutkan pencarian di area yang lebih luas, 21.600 mil persegi atau 55.943 km persegi, Agustus mendatang. Peralatan sonar yang lebih canggih akan dikerahkan. Meski demikian, sebuah kapal China saat ini terus melakukan survei batimetri atau pemetaan dasar laut, -- untuk membantu para ahli menentukan bagaimana melaksanakan tahap berikutnya dari pencarian di dasar laut laut yang sebelumnya belum dipetakan.

ATSB mengatakan, analisis data baru akan membantu untuk lebih mempersempit pencarian dalam "beberapa minggu mendatang."

Sementara para penyelidik sedang bekerja keras menyingkirkan teori konspirasi dan petunjuk sesat, untuk menentukan apa yang mungkin terjadi pada MH370 di pagi nahas itu. (Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya