Liputan6.com, Washington DC - Minggu, 7 Oktober 2001 pukul 13.00 waktu setempat, pengumuman penting disampaikan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush.
"Atas perintah saya, militer Amerika Serikat telah mulai serangan terhadap kamp-kamp pelatihan teroris Al Qaeda dan instalasi militer rezim Taliban di Afghanistan," kata dia saat itu seperti Liputan6.com kutip dari Washington Post, Senin (6/10/2014).
"Lebih dari 2 minggu lalu, saya menyampaikan tuntutan yang jelas dan spesifik terhadap para pemimpin Taliban: tutup kamp pelatihan teroris, serahkan pemimpin Al Qaeda, dan kembalikan semua tawanan asing, termasuk warga AS yang ditahan secara tak adil di negara mereka," kata Bush. "Tak satupun tuntutan itu dipenuhi, dan kini, Taliban harus membayar harganya."
Hari itu, 'Operation Enduring Freedom' dimulai. Hampir sebulan setelah serangan teror yang meluluhlantakkan menara kembar World Trade Center di New York dan merusak markas Departemen Pertahanan AS, Pentagon.
Serangan pertama dimulai sekitar pulul 20.45. Targetnya adalah instalasi pertahanan udara Taliban, Kementerian Pertahanan, pusat komando di bandara, lapangan udara, jaringan listrik dan fasilitas produksi energi lainnya.
Seperti dikabarkan CNN, Menhan AS kala itu, Donald Rumsfeld mengatakan, di hari pertama, ada 15 bom yang diluncurkan dari darat, 25 serangan udara, sementara kapal tempur dan kapal selam AS dan Inggris menembakkan 50 rudal Tomahawk.
Pesawat mata-mata dan satelit pengawas juga diterjunkan untuk memantau keberhasilan serangan tersebut.
Wartawan CNN Chris Burns yang saat itu melaksanakan tugas jurnalistik di Afghanistan Utara melaporkan, "kilatan cahaya terang silih berganti terlihat." Serangan di wilayah itu berlangsung selama 6 jam, 21.00-03.00.
Hari berikutnya, saat fajar menyingsing Senin pagi, warga Afghanistan menyadari negeri mereka diserang.
Setelah melakukan serangan udara, koalisi militer yang dipimpin AS memulai invasi darat. Pada 12 November 2001, sebulan lebih setelah serangan dimulai, para pejabat dan angkatan bersenjata Taliban lari dari ibukota Kabul.
Awal Desember tahun yang sama, Kandahar -- wilayah terakhir yang dikuasai Taliban direbut. Pemimpin kelompok itu, Mullah Mohammed Omar memilih bersembunyi, ia pantang menyerah.
Perang Terlama dalam Sejarah AS
Seperti dimuat situs History.com, militan Al Qaeda berlindung di pegunungan Tora Bora, Afghanistan -- sembari mempersiapkan pelarian ke Pakistan. Pada pertengahan Desember bunker dan kompleks gua yang digunakan organisasi teror itu di Tora Bora dikuasai pihak lawan, namun tak ditemukan tanda-tanda keberadaan Osama Bin Laden.
Pada 7 Desember 2004, Hamid Karzai terpilih sebagai presiden pertama Afghanistan yang terpilih secara demokratis.
Dan meski negara itu mulai mengambil langkah pertama menuju demokrasi, masih ada sekitar 10 ribu tentara AS di sana, Al Qaeda dan Taliban menghimpun kekuatan di pegunungan di perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Mereka melancarkan taktik gerilya terhadap pasukan AS dan militer setempat.
Taliban dan Al Qaeda bertanggung jawab atas kematian pejabat pemerintah, pekerja kemanusiaan, juga menculik orang-orang asing. Ratusan anggota pasukan AS dan koalisi, juga ribuan tentara Afghanistan terluka akibat pertempuran.
Sementara itu, pada September 2014, Ashraf Ghani dilantik sebagai presiden Afghanistan dalam upacara di istana kepresidenan di Kabul.
Atas kesepakatan yang ditengahi AS, Ghani mengambil alih kursi kepresidenan dan pesaingnya Abdullah Abdullah dicalonkan menjadi perdana menteri.
Taliban menggambarkan kesepakatan itu sebagai "rencana palsu AS yang telah diatur" tapi Ghani menyambutnya sebagai suatu "kemenangan besar".
Pemerintah baru Afghanistan menandatangani kesepakatan keamanan dengan sejumlah pejabat Amerika Serikat yang memungkinkan pasukan AS tetap di negara tersebut melebihi tahun 2014.
Presiden sebelumnya, Hamid Karzai, menolak menandatangani Kesepakatan Keamanan Bilateral (BSA) dengan AS, sehingga membuat hubungan menegang dan meningkatkan kekhawatiran keamanan.
Perang Afghanistan menjadi konflik terpanjang dalam sejarah Amerika, bahkan melebihi pertempuran di Vietnam.
Selain AS yang menyatakan perang di Afghanistan, sejumlah peristiwa penting juga terjadi pada tanggal 7 Oktober. pada 1985, militan Palestina membajak kapal pesiar Italia, Achille Lauro di Laut Mediterania. Pembajak menuntut pembebasan 50 tahanan Palestina yang ditahan di Israel.
Pada 1976, Hua Guofeng menggantikan Mao Zedong sebagai pemimpin tertinggi Partai Komunis China.
Sementara, pada 7 Oktober 2003, Gubernur California Gray Davis dipaksa lengser. Ia adalah pemimpin negara bagian kedua sepanjang sejarah Amerika Serikat yang dipecat (recalled) dari kursi jabatan. Bintang film sekaligus mantan binaragawan Arnold Schwarzenegger menggantikannya pada 17 November 2003. (Riz)
7-10-2001: Amerika Serikat Kobarkan Perang di Afghanistan
Pengumuman Presiden Amerika Serikat, George W. Bush pada Minggu, 7 Oktober 2001 pukul 13.00 menjadi genderang perang.
diperbarui 07 Okt 2014, 06:00 WIBDiterbitkan 07 Okt 2014, 06:00 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pecah Ban, Mobil Fortuner Bergambar Edy Rahmayadi-Hasan Lakalantas di Tapsel Tewaskan 1 Orang
Kisah Abah Guru Sekumpul Diprotes Warga karena Merawat Jenazah yang Dituding Penjudi
Cara Memilih Buah Naga Manis dan Segar, Dijamin Tak Hambar
Rahasia Singkong Goreng Empuk Tanpa Direndam Air Es, Triknya Mudah Dicoba
Kejagung Tangkap Hendry Lie, Tersangka Kasus Korupsi Timah
Cara Praktis Bikin Kerupuk Melempem Jadi Renyah Lagi, Tanpa Minyak
Garuda ID dan Teknologi Pengenalan Wajah Ampuh Kurangi Duplikasi Tiket Pertandingan Timnas Indonesia
Mengincar Kandidat Pemberani di Fit and Proper Test KPK
Rencana Relokasi Warga Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Realisasinya?
Resep Olahan Buncis Lezat yang Mudah Dibuat di Rumah
Resep Ayam Suwir Lezat yang Mudah Dibuat, Inspirasi Masakan Praktis
Rahasia Ampela Ayam Empuk Tanpa Rebusan dengan 2 Bahan Saja