Liputan6.com, Muscat, Oman - Pembahasan nuklir Iran kembali digelar. Kali ini Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memulai pembicaraan nuklir dengan Menlu Amerika Serikat John Kerry dan utusan Uni Eropa Catherine Ashton di Muscat, Oman, Minggu 9 November waktu setempat.
"Pembicaraan tersebut bertujuan untuk membatasi program pengayaan uranium Iran sebagai imbalan atas pencabutan sanksi bertahap. Pertemuan itu berlangsung 2 pekan menjelang batas waktu untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif pada 24 November mendatang," demikian pernyataan seorang pejabat senior AS seperti dikutip dari Reuters, Senin (10/11/2014).
Ia menjelaskan, masalah yang belum terselesaikan mengenai keseluruhan kapasitas pengayaan uranium Iran, kurun waktu perjanjian jangka panjang dan kecepatan di mana sanksi internasional akan dihapus.
Pejabat senior AS itu menambahkan, pembicaraan tiga arah tersebut menjadi pertemuan penting dengan fokus membuat kemajuan untuk memenuhi tenggat waktu. Ia pun mengatakan masih terdapat kesenjangan besar pada kedua belah pihak.
Sementara, berbicara kepada televisi pemerintah Iran saat kedatangannya di Muscat, Menlu Zarif menegaskan sanksi terhadap Iran tidak menghasilkan apa pun bagi Barat.
"Kita perlu mencapai solusi atas dasar saling menghormati dan kerja sama. Jika Barat tertarik mencapai solusi tersebut, ada kemungkinan untuk menemukan solusi dan mencapai pemahaman sebelum 24 November," ucap Zarif.
Iran Ingin Sanksi Dicabut
Bulan silam, Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran Alaeddin Boroujerdi mengatakan, negaranya ingin semua sanksi Barat dicabut sebelum mencapai kesepakatan mengenai program nuklirnya sebelum tenggat November ini.
Ia mengatakan usulan AS terkait pencabutan bertahap sanksi tidak dapat diterima. "Jika kita ingin kesepakatan definitif pada tanggal 24 November, harus ada pencabutan segera (seluruh) sanksi," kata Alaeddin Boroujerdi dalam konferensi pers di Paris, Prancis, Rabu 29 Oktober 2014, seperti diwartakan AFP.
Pernyataan itu disampaikan di tengah upaya gencar guna mencapai perjanjian akhir. 6 Negara perunding dengan Iran, yakni Inggris, China, Prancis, Rusia, AS dan Jerman, yang dikenal sebagai P5+1, menetapkan 24 November 2014 sebagai batas untuk kesepakatan nuklir Iran.
Iran, AS dan Uni Eropa Lanjutkan Pembahasan Nuklir
Pembicaraan tersebut bertujuan untuk membatasi program pengayaan uranium Iran sebagai imbalan atas pencabutan sanksi bertahap.
diperbarui 10 Nov 2014, 06:55 WIBDiterbitkan 10 Nov 2014, 06:55 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ciri-Ciri Skizofrenia, Penyebab, Mitos, dan Faktanya
Cerita Anak Bos Rental Mobil Disuruh Polisi Kejar Pelaku Sendiri hingga Ayah Tewas Ditembak
Resep Pisang Goreng Renyah dan Garing: Cara Membuat Camilan Lezat yang Menggugah Selera
Sambangi Lokasi Serangan Truk di New Orleans, Presiden AS Joe Biden Bersama Ibu Negara Jill Biden Tertunduk
Joey Pelupessy Diduga Akan Jadi Pemain Naturalisasi Pertama Timnas Indonesia di Bawah era Patrick Kluivert
Punya Golongan Darah Ini Meningkatkan Risiko Kamu Kena Serangan Jantung
Cara Mengganti Password WiFi dengan Mudah dan Cepat
Mobil Listrik Mazda Bakal Pakai Baterai Panasonic
Louis van Gaal Dipertimbangkan Jadi Direktur Teknik Timnas Indonesia: Apa Sebenarnya Peran dan Tugas Dirtek?
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Kemenkes RI Minta Jangan Panik
Nekat Masuk Kandang Singa Demi Cinta, Pria Ini Bernasib Tragis
Harga Emas Tunjukkan Tren Bullish, Tengok Analisisnya