Orangtua Korban Kapal Karam Korsel Desak Pemerintah Pro-Aktif

Informasi terbaru dari Kemeterian Luar Negeri RI menyebutkan 6 dari 35 WNI korban kapal Korea Selatan tewas tenggelam di Perairan Bering.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Des 2014, 03:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2014, 03:00 WIB
(Lip6 Malam) Menlu-Kapal
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Hingga kini Pemerintah RI belum mengetahui identitas 35 WNI yang menjadi korban kapal Korea Selatan yang tenggelam di perairan Bering, Rusia. Salah satu orangtua korban berharap, pemerintah lebih aktif mencari tahu tentang nasib anaknya, sebab mereka dapat informasi tentang WNI yang jadi anak buah kapal atau ABK yang tenggelam bukan dari pemerintah.

Informasi terbaru dari Kemeterian Luar Negeri RI menyebutkan 6 dari 35 WNI korban kapal Korea Selatan yang tenggelam di Perairan Bering, Rusia. Sementara, 3 orang dinyatakan selamat dan 26 orang belum ditemukan.

Kapal pencari ikan Oryong 501 milik Korea Selatan yang berbobot 1. 753 ton memuat 60 awak kapal yang terdiri dari 35 WNI, 13 warga Filipina, 11 warga Korea Selatan, dan seorang inspektur asal Rusia.

Kapal sempat terjebak sebelum akhirnya tenggelam 2 jam kemudian pada Senin 1 Desember sore waktu Korea Selatan.

"Saat ini sudah ada 6 ABK kita yang ditemukan meninggal dunia dan sekarang sedang dilakukan proses verifikasi dari jenazah-jenazah tersebut," jelas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Lestari, seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Rabu (12/3/2014).

Retno juga menyampaikan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan keluarga korban untuk pemulangan jenazah maupun korban yang selamat ke Tanah Air.

Sementara itu, salah satu keluarga ABK bernama Dede Roni yang ditinggal di Desa Singasari, Tasikmalaya, Jawa Barat mengaku belum pernah dihubungi siapa pun.

Meski demikian mereka berharap pemerintah perlu lebih aktif mencari tahu, sehingga bisa mendapat informasi terbaru tentang kondisi korban yang sebenarnya.

Dede Roni sudah bekerja menjadi ABK asal Korea Selatan ini sejak 1998 lalu. Sejak bekerja melalui jalur resmi, Roni menjadi tulang punggung keluarga.

Kapal Oryong 501 sudah biasa menangkap ikan pollock di laut Bering-Rusia. Namun karena cuaca buruk, kapal yang membawa 60 awak ini tenggelam. (Mar/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya