18-12-1912: Klaim Penemuan Fosil Setengah Manusia-Kera

Charles Dawson mengklaim telah menemukan dan menyatukan fragmen yang diklaim berusia 500 ribu tahun yang dijulukinya sebagai Piltdown Man.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Des 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2014, 06:00 WIB
Hasil rekonstruksi Piltdownman. (Wikipedia)
Hasil rekonstruksi Piltdownman. (Wikipedia)

Liputan6.com, London - Hal cukup membingungkan terjadi pada 18 Desember 1912, setelah teori evolusi muncul pad Abad ke-19. Ketika itu para ilmuwan dihadapkan dengan beberapa penemuan mengejutkan yang tampaknya menentang teori yang dicetuskan Charles Darwin itu.

Mungkin yang paling membingungkan adalah fosil -- khususnya fosil manusia -- yang 'salah tempat'.

Salah satu yang paling terkenal adalah fosil Manusia Piltdown (Eoanthropus dawsoni) yang digali di sebuah dusun di Sussex, Inggris.

Dalam sebuah pertemuan Geological Society of London pada tanggal itu, dikutip dari berbagai sumber, arkeolog amatir Charles Dawson mengklaim telah menemukan dan menyatukan fragmen yang diklaim berusia 500 ribu tahun yang dijulukinya sebagai Piltdown Man.


Awalnya, penemuan ini dianggap oleh para palentologis Inggris sebagai suatu kunci pembukti hubungan antara kera dengan manusia, karena adanya kranium (bagian tulang yang membungkus otak) yang mirip milik manusia dan rahang berbentuk seperti milik kera.

Hal itu sempat dianggap 'missing link' antara manusia dan kera.

Tetapi pada tahun 1953, terkuak bahwa Piltdown Man it bohong alias hoax. Tipuan yang terjadi selama lebih dari 40 tahun.

Setelah melalui tes penyerapan florin pada 1949 dan penanggalan ulang usia tanah di Piltdown, Manusia Piltdown akhirnya dinyatakan sebagai sebuah penipuan pada tanggal 21 November 1953. Weiner, Le Gros Clark, dan Oakley yang mengeksposnya.

Manusia Piltdown ternyata merupakan (secara harfiah) setengah-kera, setengah-manusia: ia terdiri dari tengkorak manusia zaman pertengahan, rahang bagian bawahnya ditempel bagian seekor orangutan dari Sarawak (Malaysia) dan fosil giginya dari simpanse. Umurnya pun disamarkan dengan menodai tulang-tulangnya dengan larutan besi dan asam kromat.


 
Dua alasan terkait mengapa penipuan tersebut bisa bertahan selama 40 tahun pun beredar setelahnya.

Pertama, disebutkan ia memuaskan keinginan orang-orang Eropa agar manusia terawal berasal dari Eurasia. Kedua, orang Inggris juga menginginkan seorang 'manusia pertama dari Inggris', setelah kabar ditemukannya manusia purba di Perancis dan Jerman (Manusia Neanderthal).

Rasa cemburu itulah yang menyebabkan tengkorak dan rahang palsu tersebut disimpan dan dihindarkan dari mata publik.

Selain peristiwa klaim fosil tersebut, 18 Desember tahun yang berbeda yakni 1956, dicatat pada Today in History sebagai momen saat Jepang bergabung dengan PBB. Sementara pada 2006 merupakan momen Uni Emirat Arab menggelar pemilu untuk pertama kalinya. (Tnt/Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya