Liputan6.com, Portland - Seorang wanita telah lama bergulat dengan keanehan dirinya. Ia tidak mampu memahami hal-hal lazim sehari-hari, seperti membaca waktu (membaca jam), mengikuti arah, dan bahkan hanya untuk mengetahui seberapa lama seharusnya memeluk seseorang.
Dilansir dari laman mirror.co.uk, Minggu (24/5/2015), ia pun kemudian terkejut mengetahui dirinya memiliki sebuah lubang seukuran buah lemon di otaknya.
Cole Cohen nama wanita itu, selalu bermasalah dengan pelajaran matematika ketika di bangku sekolah. Wanita yang kini berusia 26 tahun tersebut juga tidak dapat memperkirakan telah berapa jauh mobilnya berjalan. Ia juga bermasalah hanya untuk menemukan sayuran di sebuah supermarket. Namun demikian, pengetahuan bahasa dan membacanya termasuk hebat.
Advertisement
Psikiater mendiagnosis bahwa Cole bermasalah dalam belajar dan mengidap ADD/ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) -- acapkali bergandengan dengan depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar.
Keanehannya membuat kegiatan biasa sehari-harinya bermasalah, sehingga ia menggunakan minuman keras sebagai obat untuk mengatur gejalanya. Bahkan, seperti dilaporkan New York Post, dalam frustrasinya tersebut pernah membuat wanita tersebut mencoba bunuh diri.
Namun pada tahun 2007, ia menemui seorang terapis yang menganjurkannya untuk melakukan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI). Melihat hasil pemindaian itu, dokter menunjukkan kepadanya sebuah lubang hitam di dalam otak di kepalanya.
Cole terhenyak dan bertanya seberapa besar lubang tersebut.
"Berukuran sebesar 20 bola mata" ucap dokter.
"Sekitar ukuran sebuah lemon atau sebesar kepalan tangan anak 10 tahunlah," lanjut sang dokter.
Lubang di otaknya tersebut menyebabkan masalah dengan lobus parietal-nya. Sebagai catatan, bagian otak ini mengatur tentang kepekaan terhadap ruang, pemahaman terhadap angka, pengindra informasi dan arah (navigasi).
Kondisinya tersebut termasuk kasus yang sangat aneh, dan para ahli tidak dapat memberi kesimpulan mengenai penyebabnya.
Kini, Cole menulis buku tentang pengalamannya, berjudul Head Case: My Brain and Other Wonders.
Di dalamnya wanita itu menulis. "Toko sayuran atau kunjungan tempat perbelanjaan besar dengan banyak blok...mengundang bencana."
"Sentuhan adalah hal yang sangat terasa untukku...Ada lagi permasalahan tentang waktu. Lebih baik aku memeluk seseorang dengan sekejap saja, daripada harus memeluknya terlalu lama."
"Aku selalu mengulang rute angkutan umum dengan seseorang yang dapat menunjukkan padaku di mana aku harus naik atau turun dari bus dan penanda yang menunjukkan aku sudah setengah jalan menuju tempat tujuanku."
Sekarang Cole tengah melakukan latihan otak untuk memperkuat kemampuan berpikirnya. Dan berharap suatu hari ia akan dapat memulai kehidupan berkeluarga. (/Ans)