Lagi Operasi Tumor, Pasien Ini Masih Sadar dan Bisa Main Gitar

Pasien ini membuat para dokter tertegun saat memainkan lagu The Beatles selama menjalani operasi.

oleh Dinda Sulistyowati Pranoto diperbarui 06 Jun 2015, 12:01 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2015, 12:01 WIB
Pasien Ini Bisa Main Gitar Selama Jalani Operasi
Pasien ini membuat para dokter tertegun saat memainkan lagu The Beatles selama menjalani operasi.

Liputan6.com, Jakarta Seorang pasien membuat dokter di Rumah Sakit Nossa Senhora de Conceição, Brasil, tertegun. Pasalnya, selama menjalani operasi, si pasien mampu memainkan lagu sambil memainkan gitar.

Dilansir dari dailymail.co.uk, Sabtu (6/6/2015), Anthony Kulkamp Dias, berada dalam keadaan sadar selama menjalani operasi pengangkatan tumor otak sambil memainkan instrumen untuk tim operasi disaat yang bersamaan.

Alunan musik yang dimainkannya memungkinkan dokter menghindari daerah otaknya yang mengontrol indera, gerakan dan ucapan.

Anthony, yang merupakan seorang pekerja bank, pertama-tama memainkan lagu berjudul 'Emanuel', sebuah lagu yang ia tulis untuk putranya yang baru lahir, sebelum ia memainkan lagu milik band legendaris The Beatles, berjudul 'Yesterday'. Anthony juga sempat membawakan beberapa lagu Brasil.

Saat memainkan lagu, pria berusia 33 tahun itu menggunakan perutnya untuk menjaga keseimbangan gitar.

"Saya bermain enam lagu pada saat-saat yang ditentukan. Tangan kanan saya agak lemah karena itu adalah sisi yang dioperasi. Jadi saya harus berhenti dan istirahat, sambil menjelaskan tentang lagu yang kubawakan dan berbicara dengan para dokter," katanya.

Bermain gitar dan mengobrol dengan dokter membuat tim dokter aman dalam memetakan otak Anthony saat terjaga guna menghindari cedera yang dapat membahayakan fungsi otak yang penting.

"Sementara hal ini mengejutkan semua orang, operasi terus dilakukan,' ujar seorang juru bicara dari rumah sakit.


Dr Jean Abreu Machado, direktur klinis, mengatakan: "Pemantauan Cerebral - yang penting untuk mencegah terjadinya cedera di bagian sensorik, motorik dan daerah pengucap - dilakukan sebagai bagian dari prosedur. Menjaga pasien tetap terjaga selama operasi, daerah-daerah tersebut dapat dipantau secara real time. Semacam pemetaan daerah penting pun bisa dilakukan."

"Ini benar-benar merupakan tantangan besar bagi tim operasi secara keseluruhan, termasuk dokter anestesi," katanya.

Dia mengatakan jaringan otak tidak memiliki sensor rasa sakit, tetapi kulit dan struktur lain punya.

"Pada titik ini, tantangan anestesi dimulai: untuk menjaga pasien terjaga dan bebas dari rasa sakit," tambah Dr Machado.(Dsu)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya