Liputan6.com, Jakarta Devon Stapless dan teman-temannya merayakan Hari Kemerdekaan 4 Juli di belakang rumah temannya di kota kecil Maine, Calais, Amerika Serikat. Entah apa yang ada di pikiran Devon hingga ia menyulutkan kembang api di kepalanya.
Tentu saja hal ini berakibat fatal dan membawa kematian pemuda berusia 22 tahun ini. Devon meletakkan tabung mortar di kepalanya lalu menyulutnya. Kembang api meledak, dan seketika membunuhnya, kata juru bicara keamanan umum, Stephen MsCausland.
Saudara kandung Devon mengatakan bahwa awalnya korban tidak bermaksud menyalakan kembang api tersebut dan bermaksud bermain-main saja.
Devon yang saat itu memegang korek api, tidak akan memperkirakan bahwa leluconnya malah menyulut sumbu dan menyalakan kembang api. "Kami bahkan tak harus buru-buru ke rumah sakit, karena ketika saya sampai di sana, saya mendapati Devon sudah 'tidak bersisa'," kata Cody seperti dikutip oleh Sydney Morning Herald.
Polisi menemukan bahwa Devon Stapless dan teman-temannya telah mengkonsumsi alkohol sebelum insiden berlangsung.
Kematian Stapples adalah kasus paling fatal semenjak Maince melegalkan kembang api dua tahun lalu. Menurut MsCausland, lembaganya mendapati beberapa insiden kecil akibat kembang api di Calais. Kebanyakan insiden adalah luka bakar dan luka di mata. (Ein)