Liputan6.com, Bangkok - Sebuah grup di aplikasi Line yang berisi 150 wartawan asing dan lokal yang dikelola Kementerian Luar Negeri Thailand dikejutkan oleh sebuah gambar tak senonoh yang dikirimkan oleh salah satu anggota grup itu.
Ternyata, seorang wartawan pria Jepang mem-posting foto alat kelaminnya ke grup tersebut. Kementerian saat itu juga langsung menegur wartawan tersebut dan meminta penjelasan tentang foto yang ia posting dan akan memberikan sanksi kepadanya. Identitas jurnalis itu tak diungkap.
TV Asahi meminta maaf berkali-kali atas tindakan Kepala Biro Bangkoknya kepada Kemlu Thailand dan telah memecat dengan tidak hormat atas kelakuan tidak pantas itu.
"Kami memohon maaf sedalam-dalamnya kepada pemerintahan Thailand dan para wartawan yang tergabung dalam grup itu," kata juru bicara perwakilan TV Asahi seperti dikutip dari The Nation. "Wartawan yang bersangkutan telah kami beri sanksi serius atas perbuatan tidak senonohnya," tambah dia.
Menurut para jurnalis Jepang di negeri Gajah Putih itu, kepala biro TV Asahi sebenarnya ingin mengirimkan gambar tersebut ke teman perempuannya. Sayangnya, ia tak sengaja mengirim ke forum itu.
Wartawan berusia 40-an tahun ini langsung meninggalkan grup itu setelah insiden tersebut.
"Kami memperingatkan bahwa forum ini adalah forum resmi. Sejumlah sanksi akan diberikan. Meninggalkan grup tidak akan melepaskan konsekuensi yang akan didapatkan," kata Kemlu Thailand.
'Sexting' atau pesan mesum via telepon genggam pintar menjadi tren negatif dari sebuah teknologi. Salah satu insiden 'sexting' yang terkenal pernah dilakukan oleh Anthony Weiner. Ia hengkang dari parlemen AS pada 2011 setelah mengakui bahwa ia mengirimkan gambar-gambar seksual dirinya kepada sejumlah perempuan. Kasus sexting-nya ini menjegal Weiner untuk jadi Walikota New York. (Rie/Yus)
Advertisement