21-1-1984: 52 Diplomat AS Bebas dari Tawanan Iran

Mereka tiba di Jerman Barat untuk transit sebelum kembali ke Negeri Paman Sam.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 21 Jan 2016, 06:01 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2016, 06:01 WIB
20160121-Diplomat AS
52 Diplomat AS Bebas dari Tawanan Iran. (wikipedia.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pada 21 Januari 1984, sebanyak 52 warga Amerika Serikat yang tertahan di Kedutaan AS di Iran selama 14 bulan akhirnya menghirup udara bebas. Mereka tiba di Jerman Barat untuk transit sebelum kembali ke Negeri Paman Sam.

Para diplomat dan staf Kedutaan AS tiba di Bandar Udara Wiesbaden dengan keadaan begitu lelah. Bukan tanpa alasan selain lelah mental mereka juga merasakan lelah fisik usai menempuh perjalanan 6.437 Kilometer dari Iran.

Ketika menginjakkan kaki di Jerman Barat, belasan orang ini sudah disambut dengan meriah oleh warga setempat. Mereka disambut bak pahlawan kare$$ berhasil selamat dari penyekapan di Iran.

Perilisan sandera oleh Iran ini, disetujui pasca-AS rela mencabut pembekuan aset Iran di beberapa bank termasuk Bank of England. Pembekuan ini berlaku saat Kedutaan AS di Teheran disita Pemerintah Iran.

Mengetahui belasan warga AS ini telah kembali, utusan Presiden Jimmy Carter dan Presiden terpilih Ronald Reagan segera terbang ke Jerman. Utusan khusus itu ditugaskan untuk menyambut para diplomat-diplomat tersebut sekaligus mendampingi mereka pulang ke AS.

Ketika disandera di Iran, siksaan mental dan fisik kerap diterima diplomat-diplomat asal AS ini. Dipukul merupakan makanan sehari-sehari mereka.

Siksaan mental lebih parah lagi. Surat dari keluarga ke 52 orang dibakar di depan muka mereka. Belum cukup sampai disitu, menurut pengkuan para diplomat itu, bahkan pernah dipaksa bermain permainan sangat berbahaya 'Russian Roulette'. Demikian dilansir dari BBC History, Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Penyanderaan puluhan orang ini bermula pada November 1979. Ketika itu, massa yang berasal dari pelajar radikal Iran merangsek ke Kedutaan AS dan mengambil mereka sebagai tawanan.

Kemarahan para pelajar Iran didasari oleh bantuan AS kepada mantan penguasa Iran, Mohammad Reza Pahlavi untuk kabur dari negaranya. Mereka menuntut AS mengembalikan Pahlavi ke Iran untuk mempertanggungjawabkan kesalahan-kesalahan yang dituduhkan kepadanya.

Pada 2008 tanggal yang sama, salah satu bahasa asli Alaska Eyak resmi punah. Hal ini terjadi usai salah seorang penutur asli terakhirnya meninggal dunia.

Tak hanya itu, pada 21 Januari 1924 pemimpin Uni Soviet, Vladimir Lenin meninggal dunia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya