Liputan6.com, Jakarta - Saat ujian sekolah tiba, bagi para siswa yang tidak mempersiapkan dirinya untuk lebih giat lagi dalam belajar, biasanya akan memilih cara yang tidak jujur. Yaitu dengan cara mencontek.
Mencontek bisa dilakukan dengan berbagai cara. Apakah lewat teman, menyimpan catatan kecil yang diselipkan di kaos kaki atau anggota badan tertentu, menerima jawaban dari luar kelas, saling lempar kertas, beli jawaban soal, dan banyak lagi.Â
Baca Juga
Untuk menyiasati kecurangan-kecurangan tersebut, beberapa negara di dunia menerapkan beberapa langkah yang terbilang cukup ekstrem agar dapat mengawasi ketat para siswanya saat menghadapi ujian kelulusan atau kenaikan kelas.
Advertisement
Berikut ini 10 teknik pencegahan yang dilakukan pihak sekolah agar tidak terjadi aksi sontek antar siswa di kelas, yang dilansir dari Odde.com, Kamis (17/3/2016):
Drone hingga lepas celana
1. Drone mengawasi peserta ujian
Para guru di Belgium's Thomas More College di Provinsi Antwerp, Belgia menggunakan DJI phantom dron yang dilengkapi dengan kamera GoPro untuk menangkap siswanya yang berusaha curang saat ujian.
Namun para kritikus mempertanyakan penggunaan drone tersebut. Menurut mereka pemakaian drone dinilai tidak efektif, karena drone hanya bisa terbang selama 15 menit. Sementara baling-balingnya akan meniup kertas ujian para siswa.
2. Melepaskan pakaian saat ujian
Praktik curang saat ujian sekolah di beberapa wilayah di India, terutama bagian Bahir bukanlah hal baru. Ingin anaknya mendapatkan nilai yang baik, seringkali para orangtua melakukan tindakan nekat bahkan bisa berisiko pada kematian.
Mengetahui aksi-aksi curang para siswa, Angkatan Darat di India tidak ingin kecolongan. Saat penerimaan anggota baru, 1.159 kandidat dipaksa untuk melepaskan semua baju sebelum ujian dimulai.
Kegiatan ujian juga dilakukan di lapangan terbuka dengan jarak duduk antara peserta sekitar 8 kaki atau 4 meter.
3. Siswa di Thailand gunakan kertas seperti penutup mata kuda
Untuk mencegah para siswanya berbuat curang saat ujian, para guru di Kasetsart University di Thailand membuat murid-muridnya seperti memakai penutup mata kuda yang terbuat dari kertas. Atau yang disebut sebagai topi anticurang.
Kecaman pun berdatangan saat foto 100 siswa yang memakai topi anti kecurangan di posting ke Facebook oleh KU dewan siswa.
Keputusan ini mendapat banyak kecaman setelah diposting oleh dewan siswa pada Facebook. Dengan banyaknya reaksi negatif dari para orangtua juga media, peraturan tersebut akhirya dihapuskan.
Advertisement
Ujian di Halaman Sekolah
4. Siswa di China diawasi dengan CCTVÂ saat ujian
Tuntutan dari para orangtua yang ingin melihat putra putrinya terus berprestasi membuat para pelajar di China dikenal sebagai pelajar paling stres dan tertekan di dunia saat menghadapi ujian masuk perguruan tinggi.
Karena harapan para orangtua yang sangat tinggi, hanya sebagian kecil saja yang mampu lolos ke perguruan tinggi negeri.
Untuk menghilangkan stres para muridnya, sebuah sekolah di Beijing minta siswanya yang mengikuti ujian untuk keluar kelas dan berbaring di rumput sekolah, perang bantal, dan menari limbo.
Selain harapan tinggi para orangtua, pengawasan ketat dari sebuah kamera video atau CCTVÂ juga dilakukan oleh seorang staff pendidikan dari pusat komando.
5. Ribuan siswa di China mengikuti ujian di halaman sekolah
Sebuah sekolah menengah di Wuhan, Provinsi Hubei, China juga dikenal sebagai sekolah yang kerap terjadi kecurangan saat ujian.
Untuk mengantisipasi agar anak-anak didianya tidak melakukan kecurangan, ujian pun dilakukan di halaman sekolah.
6. Saat ujian, guru meminta handphone di simpan di depan kelasÂ
Selain kertas, handphone juga menjadi pilihan para siswa untuk melakukan berbagai aksi kecurangan saat ujian.
Agar mencegah terjadinya kebocoran jawaban menggunakan alat ini, para guru pengawas ada yang meminta anak muridnya mengumpulkannya di dalam laci guru, wadah kosong atau dijejerkan di depan kelas dengan menuliskan nama-nama si pemilik ponsel.
Kardus di Atas Kepala
7. Siswa di Thailand memakai kardus di atas kepalaÂ
Â
Thailand Civil Aviation Center membuat para siswanya memakai kardus di atas kepala mereka untuk mencegah kecurangan.
8. Guru mengawasi siswanya ujian dari atas pintu kelas
Apa yang dilakukan guru ini saat mengawasi ujian di kelasnya terbilang sangat ekstrem.
Untuk memastikan para siswanya tidak menyontek, guru ini berinisiatif melakukan pengawasan dari atas pintu kelasnya hingga bisa melihat ke seluruh ruang kelas.
Menurut kalian jika ada guru di sini yang melakukan hal tersebut, apakah masih ada murid yang berani menyontek?
9. Folder atau map mencegah aksi sontek para siswa
Folder atau yang biasa dikenal dengan stopmap atau map adalah untuk menyimpan dokumen. Stop map dapat dibuat dari plastik atau kertas.
Selain untuk menyimpan dokumen, folder ternyata juga bisa dikreasikan untuk menjaga privasi saat sedang mengikuti ujian.
Di salah satu sekolah di Amerika ini misalnya. Para siwanya menggunakan kertas folder berwarna-warni yang direkatkan agar siswa di sebelahnya tidak menyontek kala ujian.
10. Detektor logam mencegah aksi menyontek saat ujian
Karena banyak siswanya yang kerap melakukan kecurangan saat ujian, China dikenal sebagai negara yang paling sering menggunakan perangkat elektronik sebagai alat anti kecurangan. Contohnya memakai logam detektor.
Beberapa waktu yang lalu, lebih dari 2.000 mahasiswa di China tertangkap tangan saat menggunakan sebuah alat berteknologi tinggi saat ujian. Mereka adalah para calon apoteker.
Signal radio yang tidak biasa atau abnormal dari sebuah penghapus elektronik dan earphone nirkabel memberi jawaban kepada ribuan calon sarjana farmasi. Hasilnya, tes mereka gagal dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan lisensi apoteker.
Advertisement