Liputan6.com, Tokyo - Ingin merasakan jadi pasukan khusus Ninja sungguhan? Ini saatnya Anda siapkan fisik dan jasmani karena salah satu prefektur di Negeri Sakura tengah membuka lowongan.
Dikutip dari BBC pada Senin (21/3/2016), pemerintah Prefektur Aichi di Jepang mengumumkan sedang mencari 6 orang ninja sungguhan untuk membantu menjadi bagian promosi pariwisata.
Baca Juga
Baca Juga
6 Ninja itu akan diganjar gaji sebesar 180 ribu yen atau lebih dari Rp 21 juta setiap bulan. Namun para calon pelamar harus mempunyai kebugaran jasmani dan ketrampilan akrobatik yang memadai.
Advertisement
Ninja merupakan pasukan swasta yang muncul di Abad ke-15 di Jepang. Pasukan ini mengkhususkan diri pada mata-mata, pembunuhan, sabotase, dan sejumlah jenis ketrampilan perang lainnya.
Namun, tentu saja tugas yang diiklankan dalam lowongan kali ini berbeda dengan ninja masa lalu.
Tugas para ninja nanti melibatkan aksi panggung dan humas di radio dan televisi. Pengalaman tempur sebagai seorang ninja tidak diperlukan.
Seorang calon ideal harus “menikmati menjadi pusat perhatian walaupun ia seorang ninja rahasia,” ujar Satoshi Adachi dari satuan promosi wisata.
Karena terkadang akan berlaga dalam bahasa Inggris dan Jepang, kemampuan bahasa menjadi penting, walaupun jelas mereka harus melek soal sejarah dan wisata.
Pelatihan juga hanya berlangsung dalam waktu singkat. Para calon terpilih sudah harus tampil di depan wisatawan dengan lompat belakang dan permainan pedang sebelum bulan April. Mereka akan berlaga di istana Nagoya dan sejumlah tempat lainnya.
Prefektur Aichi berharap mengulang sukses museum Ninja di kota Iga, prefektur Mie, yang memadukan sejarah dengan laga akrobatik berdasarkan kisah para ksatria jaman dulu.
Kota Iga menyebut dirinya sebagai “kampung halaman’ ninja karena dulunya memang dihuni banyak ninja—dikenal juga dengan shinobi—yang muncul pada masa 'perang wilayah' di Abad ke-15. Mereka akhirnya lenyap ketika Jepang bersatu pada abad ke-17.
Ninja memang merupakan fenomena sejarah yang nyata, tapi hikayat yang lebih terkenal tentang mereka sebenarnya lebih berdasarkan kepada legenda dan mitos.
Namun demikian, keberadaan mereka menarik perhatian orang-orang asing daripada warga Jepang sendiri sehingga sejumlah prefektur mencoba memberdayakan kaitan sejarah untuk menggiatkan pariwisata.
Perdana Menteri Shinzo Abe telah mencanangkan akan meningkatkan wisata guna menyambut Olimpiade Tokyo 2020. Jika tertarik, pelamar berusia 18 tahun dipersilahkan mengirimkan lamaran sebelum tanggal 22 Maret.