Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan sudah tahu tentang keberadaan jenis semut yang mampu untuk bekerja sama membuat 'perahu hidup' di kala banjir terjadi.
Dari penelitian terbaru didapati bahwa setiap semut memiliki posisi masing-masing dalam 'perahu hidup' tersebut. Mereka pun selalu mengingat posisi mereka ketika banjir kembali melanda.
Baca Juga
Hal itu memperlihatkan bahwa semut juga dapat bekerja sama layaknya manusia, jika sedang dalam kondisi darurat.
Advertisement
Semut yang menjadi bahan penelitian merupakan jenis yang berasal dari lokasi yang rawan terjadi banjir di pusat dan selatan Eropa.
Fokus sekelompok ilmuwan dari University of California, Riverside berpusat kepada satu jenis semut Formice Selysi. Mereka kemudian memberikan warna pada tubuh semut, untuk memudahkan melacak keberadaannya di dalam perahu.
Penelitian di dalam laboratorium dilakukan dengan melakukan uji coba dalam dua skenario banjir dengan kelompok yang berbeda, dan mereka kemudian melacak mereka yang sudah diberi warna dalam perahu.
Semut pekerja itu memperlihatkan mereka memiliki posisi tersendiri di dalam perahu, dengan individu yang sama berada pada bagian atas, bawah, tengah dan samping perahu.
Baca Juga
Mereka juga menemukan, ketika disertakan kehadiran semut-semut muda dalam komunitas mereka dapat menyebabkan perubahan dalam posisi dan bentuk perahu yang mereka rakit dengan tubuh mereka.
Mengejutkan, para semut memperlihatkan perbedaan sikap dan bentuk perahu dalam uji coba banjir pertama dan kedua dengan dan tanpa semut muda.
Dikutip dari Daily Mail, Rabu (27/4/2016), uji coba ini sekaligus menjadi bukti pertama bahwa serangga memperlihatkan kemampuan dalam hal mengingat.
"Rakitan perahu yang tampak rumit merupakan bukti kuat kerja sama dari para semut," kata Jessica Prucell, seorang asisten profesor di Universitas California.
"Mereka sungguh luar biasa. Meskipun penelitian terhadap serangga pernah dilakukan, sangat mengasyikkan jika mendapati sesuatu yang baru dari cara mereka melakukan koordinasi dalam merakit perahu."
Penelitian ini terdapat dalam artikel berjudul 'Ant workers exhibit specialization and memory during raft formation,' melalui jurnal The Science of Nature.
Penelitian merupakan pengembangan dari pembelajaran pada tahun 2014, oleh sekelompok ilmuwan yang menemukan bahwa semut pekerja melindungi sang ratu, dengan memosisikannya di tengah-tengah perahu.
Sebaliknya, semut pekerja menempatkan yang muda dan rentan pada dasar perahu, memanfaatkan kemampuan mereka untuk mengapung, menciptakan perahu kuat memberikan kekuatan jelang bencana banjir.
Semut muda dan pekerja memiliki tingkat keselamatan yang tinggi, memberikan dugaan bahwa berada di dasar perahu tidak se-fatal yang dikira oleh para ilmuwan.
Dengan melakukan pembelajaran pada tingkah laku semut, ilmuwan dapat memberikan jawaban kepada pertanyaan biologis dan evolusioner, seperti kenapa hanya sejumlah hewan menghuni satu lingkungan.
Penemuan mereka ini telah memberikan mengembangkan perbandingan terhadap semut dalam keadaan darurat dari berbagai jenis dan lingkungan.