'Mitos' Menambang Harta Karun di Asteroid Segera Terwujud

Sebuah negara kecil di Eropa bekerja sama dengan perusahaan AS untuk menjalankan misi ambisius, menambang asteroid.

oleh Citra Dewi diperbarui 10 Mei 2016, 19:21 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2016, 19:21 WIB
Ilustrasi kegiatan penambangan asteroid
Ilustrasi kegiatan penambangan asteroid (Deep Space Industries)

Liputan6.com, Luxembourg City - Luksemburg, sebuah negara kecil di Eropa yang berbatasan langsung dengan Belgia, Jerman, dan Prancis, bergabung dengan perusahaan asal California, Deep Space Industries (DSI).

DSI merupakan perusahaan yang bertujuan untuk menemukan, menambang, dan menyediakan sumber daya asteroid.

Kerjasama tersebut bermaksud menghasilkan pesawat angkasa luar dengan ukuran 30 sentimeter yang dijuluki Prospector-X. Benda canggih itu dirancang untuk menguji teknologi pertambangan asteroid.

Rencananya, Luksemburg mengirim probe atau pesawat tanpa awak menuju orbit Bumi rendah pada masa depan.

Jika misi berhasil, maka pesawat tersebut disebar untuk menambang asteroid yang bertujuan mencari air dan mineral di angkasa luar setelah tahun 2020.

Tahun lalu, Presiden AS Barack Obama menandatangani rancangan undang-undang kontroversial. Ia mengizinkan perusahaan Amerika mempunyai kepemilikan material ekstraksi dari asteroid secara legal.

RUU tersebut diprediksi akan memicu demam penambangan asteroid.

Sementara itu, Luksemburg kali kali pertama mengumumkan keinginan untuk menambang asteroid pada bulan Februari.

"Langsung beredar mitos bahwa penambangan asteroid hanya sekedar imajinasi dari komplotan orang kaya Sillicon Valley atau plot yang dibuat oleh imperalis Amerika untuk mengambil alih tata surya," ujar Kepala DSI, Rick Tumlinson kepada National Geographic.

Dikutip dari News.com.au (Selasa, 10/5/2016), perusahaan AS lain, Planetary Resources, telah menjadi salah satu kekuatan yang mendorong kemajuan teknologi penambangan asteroid.

Perusahaan tersebut memiliki beberapa pemegang saham dengan profil yang terkenal di Sillicon Valley, termasuk petinggi Alphabet yakni Larry Page dan Eric Schmidt, serta pendiri Virgin, Richard Branson.

DSI, perusahaan AS yang berfokus dalam pertambangan asteroid (Deep Space Industries)

Tahun lalu, Planetary Resources meluncurkan satelit pertamanya dari Stasiun Angkasa Luar Internasional atau ISS untuk menguji teknologi pertambangan asteroid.

Namun hingga kini, posisi hukum kegiatan penambangan asteroid belum pasti. Mengklaim sebuah planet merupakan hal yang dilarang pada 1967 oleh International Space Treaty, namun undang-undang tentang ekstraksi sumber daya angkasa luar masih belum terbentuk.

Sebuah website yang dibuat oleh pemerintah Luksemburg, khusus membahas tentang topik pertambangan asteroid. Mereka mengakui bahwa legalitas mengenai praktek futuristik tersebut belum dibentuk.

"Luksemburg sangat sadar bahwa masalah hukum tidak sepele. Oleh karena itu negara tersebut berhati-hati dalam mengeksplorasi cara yang tepat untuk mendukung dan mempromosikan pertambangan angkasa luar yang dilakukan secara seimbang dan ekonomis," tulis website tersebut.

Konsep penambangan asteroid oleh DSI (Deep Space Industries)

"Dimulainya proyek tersebut akan memiliki karakteristik ilmiah atau penelitian yang tak menimbulkan masalah di hukum internasional...," jelas website itu.

Video promosi yang diproduksi tahun lalu oleh Deep Space Industries mempromosikan perluasan pencarian mineral berharga di sistem tata surya kita.

"Planet kecil kita berada di antara lautan sumber daya, termasuk jutaan asteroid yang bermandikan energi gratis Matahari 24 jam sehari,"

"Batu sama yang jatuh dari langit mengandung segala sesuatu yang kita butuhkan. Ini adalah waktu untuk memanfaatkan kesempatan," klaim video tersebut.

Apa gerangan yang ditambang dari asteroid?

Penampakan komet dan asteroid yang melakukan orbit dekat dengan orbit Bumi. Lingkar biru adalah lintasan orbit Merkurius, Venus, dan Mars. Lintasan warna hijau terang adalah lintasan orbit Bumi. Bintik hijau adalah NEO. (Sumber cuplikan video JPL NASA)


Salah satu perusahaan tambang angkasa, Planetary Resources mengincar dua hal: platinum dan air.

Platinum adalah kelompok logam yang terdiri dari ruthenium, rhodium, palladium, osmium, iridium, dan platinum, yang hanya ditemukan dalam konsentrasi rendah di Bumi. Sulit untuk mendapatkannya, itu mengapa harganya luar biasa mahal.

Logam-logam itu tak terbentuk secara kebetulan di kerak Bumi, melainkan ada akibat dampak tubrukan asteroid.

Cadangannya pun luar biasa. Satu batu angkasa kaya platinum dengan lebar 500 meter misalnya, mengandung logam-logam platinum setara dengan yang pernah ditambang dalam sejarah manusia.

Sejumlah asteroid, juga diketahui kaya air, yang juga jadi incaran perusahaan. Setelah diekstraksi, air dari asteroid itu tak dijual di Bumi, namun diperdagangkan di luar angkasa. Memangkas ongkos mendatangkan air dari Bumi.

Air dari asteroid, jelas Anderson, akan membantu para astronot tetap terhidrasi, juga membantu untuk bercocok tanam di luar angkasa. Lebih jauh lagi, air akan digunakan sebagai perisai radiasi pada pesawat luar angkasa. Juga bisa dipecah menjadi unsurnya, oksigen dan hidrogen -- komponen bahan bakar utama roket.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya