Kontroversi Menumbuhkan Organ Manusia dalam Tubuh Babi

Para ilmuwan mengembangkan cara memenuhi kebutuhan organ untuk transplantasi yang terus meningkat, salah satunya dengan melibatkan babi.

oleh Citra Dewi diperbarui 06 Jun 2016, 19:39 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2016, 19:39 WIB
Babi, Harapan Transplantasi Masa Depan
Ilustrasi babi | Via: liputan6.com

Liputan6.com, Davis - Para ilmuwan di Amerika Serikat mencoba untuk menumbuhkan organ manusia di dalam tubuh babi.

Mereka telah melakukan percobaan dengan menyuntikkan stem cell atau sel induk manusia ke dalam embrio babi, untuk menghasilkan embrio manusia-babi yang dikenal dengan chimera -- sebuah organisme terdiri dari dua jenis sel berbeda genetik dari spesies sama atau berbeda.

Dikutip dari BBC, Senin (6/6/2016), embrio tersebut merupakan bagian dari penelitian yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan organ untuk kebutuhan transplantasi di seluruh dunia, mengingat kebutuhan tersebut jumlahnya makin meningkat.

Tim dari University of California (UC) Davis mengatakan, embrio tersebut akan tumbuh, terlihat, dan berperilaku seperti babi normal, namun dengan salah satu organ di dalamnya yang terbentuk dari sel-sel manusia.

Membuat Chimera

Terdapat dua tahap untuk membuat embrio chimera. Pertama, teknik yang dikenal sebagai CRISPR digunakan untuk menghapus DNA dari embrio babi yang baru dibuahi dan menyebabkan sebuah kekosongan.

Kedua, sel (induced pluripotent) iPS induk manusia diinjeksi ke dalam embrio babi. Sel-sel iPs yang berasal dari sel dewasa 'dipanggil kembali' menjadi sel induk yang mampu berkembang menjadi jaringan dalam tubuh.

Stem cell atau sel induk manusia yang diinjeksi ke dalam embrio babi (Ross/UC Davis)

Tim dari UC Davis berharap bahwa sel induk manusia akan mengisi kekosongan genetik pada embrio babi, sehingga yang tumbuh merupakan organ seperti pankreas dari sel-sel manusia.

"Harapan kita bahwa embrio babi akan berkembang secara normal namun pankreasnya akan dibentuk oleh sel manusia, dan dapat cocok untuk kebutuhan transplantasi pasien," ujar ahli biologi reproduksi yang memimpin penelitian tersebut, Pablo Ross.

Tak mengherankan jika penelitian itu kontroversial. Tahun lalu lembaga penelitian medis AS, National Institutes of Health, dikenakan moratorium atas pendanaan percobaan tersebut.

Ilustrasi stem cell atau sel induk (brighamandwomens.org)

Hal yang menjadi perhatian adalah, sel manusia ditakutkan dapat bermigrasi dan membentuk otak babi yang menyerupai manusia.

Pablo Ross mengatakan bahwa hal tersebut tak mungkin terjadi, namun merupakan alasan utama mengapa penelitian tersebut dikerjakan secara hati-hati.

"Kami berpikir terdapat potensi yang sangat rendah di mana otak babi akan tumbuh layaknya manusia, namun hal seperti ini akan kami selidiki," ujarnya.

Alasan Dipilihnya Babi

Alasan Dipilihnya Babi

Profesor di departemen neurosurgery University of Minnesota, Walter Low, mengatakan bahwa babi cocok digunakan sebagai inkubator biologi untuk menumbuhkan organ manusia.

Tak hanya itu, hewan tersebut juga berpotensi digunakan tak hanya untuk mengembangkan pankreas, namun juga jantung, hati, ginjal, paru-paru, dan kornea.

"Organ yang terbentuk akan menyalin gen namun menghasilkan sesuatu yang lebih muda dan sehat, kamu tak perlu menggunakan obat imunosupresif dengan efek samping," jelas Low.

Ilustrasi babi | Via: liputan6.com

Namun Low menekankan bahwa penelitian menggunakan gen yang telah diedit bernama TALENs masih dalam tahap awal. Penelitian tersebut mencoba untuk mengidentifikasi gen mana yang harus dikeluarkan untuk mencegah babi mengembangkan organ tertentu.

Timnya juga mencoba untuk membuat dopamin manusia dari embrio chimeric untuk mengobati pasien pengidap penyakit parkinson.

Seperti tim di UC, Low mengatakan bahwa mereka juga memantau efek tersebut pada otak babi.

"Kita akan melihat apa yang terjadi di otak babi. Jika kita menemukan bahwa perkembangannya menyerupai manusia, maka kita tak akan membiarkan janin mereka lahir," ujar Low.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya