Liputan6.com, Warsawa - Kejaksaan Polandia akan membuka satu persatu peti mati korban kecelakaan pesawat Angkatan Udara Tu-154 pada 10 April 2010, yang menewaskan kepala negara saat itu, Lech Kaczynski dan istrinya Maria Kaczyńska, kepala bank sentral, petinggi militer, dan sejumlah anggota parlemen.
Pesawat itu jatuh di luar Smolensk, yang masuk dalam wilayah Rusia. Apa alasannya?
Pihak kejaksaan berniat memeriksa jasad para korban -- sebuah langkah yang dinilai memperdalam perselisihan politik seputar penyelidikan tersebut.
Penyelidikan yang dilakukan pemerintah sebelumnya menuding pilot sebagai pihak bertanggung jawab atas kecelakaan yang menewaskan 96 orang.
Baca Juga
Namun, partai Law and Justice (PiS) yang dipimpin saudara kembar Kaczynski, Jaroslaw berpendapat, kecelakaan mungkin dipicu ledakan, bukan sekadar jatuh.
Jaroslaw Kaczynski berulang kali menuding, perdana menteri saat itu Donald Tusk, yang kini memimpin Dewan Eropa atau European Council, secara tidak langsung bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut karena telah melakukan pengabaian.
Advertisement
"Kita akan memulihkan martabat, membangun kembali kekuatan dan tatanan moral di negara kita. Kebenaran terkait insiden Smolensk harus dikuak," kata Kaczynski seperti dikutip dari Radio Poland, Rabu (22/6/2016).
Keputusan kejaksaan untuk menggali makam semua korban -- yang tidak dikremasi -- dikeluarkan beberapa bulan setelah pemerintah menyatukan kejaksaan agung dan kementerian kehakiman.
Saat upacara peluncuran investigasi kembali tersebut, Menteri Pertahanan Antoni Macierewicz mengatakan, pesawat hancur beberapa meter di atas tanah.
Langkah penyelidikan ulang kemungkinan akan meningkatkan ketegangan hubungan dengan Rusia -- yang sudah rapuh akibat krisis Ukraina.
Meskipun PiS tidak pernah menuduh Rusia mendalangi kematian sang presiden, mereka berpendapat pihak Kremlin mengambil manfaat dari kecelakaan itu.
Para pejabat PiS juga menuduh Moskow memperpanjang penyelidikan, juga menyembunyikan sejumlah bukti, seperti kotak hitam dan puing-puing pesawat.
Kepada keluarga korban, Kejaksaan Polandia mengatakan, pemeriksaan postmortem yang komprehensif merupakan kunci untuk menguak misteri kecelakaan tersebut. Meski, beberapa tahun telah berlalu.
Enam dari sembilan jasad sebelumnya telah digali karena terbukti teridentifikasi secara salah, kata jaksa dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa membuka kembali peti mati, yang telah disegel di Rusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi semua identitas korban.